Pulna


Apa Kandungan dan Komposisi Pulna?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Pulna adalah:

Tiap tablet salut selaput mengandung:

  • Etambutol HCl 250 mg
  • Isoniazid (INH) 100 mg
  • Piridoksin HCl (Vit. B6) 6 mg

Pulna Forte:

Tiap kaplet salut selaput mengandung:

  • Etambutol HCl 500 mg
  • Isoniazid (INH) 200 mg
  • Piridoksin HCl (Vit. B6) 10 mg

Bagaimana Farmakologi Pulna?

  • Diantara semua obat anti tuberkulosa, Isoniazid (INH) memiliki efek bakterisidal pada mikobakterium yang tumbuh cepat selama awal masa pengobatan
  • Etambutol HCl adalah suatu kemoterapeutik oral yang efektif terhadap mikroorganisme dari jenis mikobakterium termasuk M. tuberkulosis
  • Etambutol HCl merupakan tuberkulostatik dengan mekanisme kerja menghambat sintesa RNA
  • Vitamin B6 untuk mencegah neuritis perifer yang disebabkan pemakaian Isoniazid

Sekilas Tentang Isoniazid Pada Pulna
Isoniazid adalah obat antituberkulosis lini pertama yang digunakan dalam pencegahan dan pengobatan tuberkulosis. Isoniazid tidak pernah digunakan sendiri untuk mengobati tuberkulosis aktif karena resistensi cepat berkembang. Isoniazid juga disebut isonicotinyl hydrazine atau INH.

Isoniazid digunakan dalam pengobatan infeksi mikobakteri. Itu ditemukan pada tahun 1952 oleh Roche (merek dagang sebagai Rimifon®), ketika untuk pertama kalinya, obat untuk TBC dianggap masuk akal. Ini tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan injeksi (diberikan secara intramuskular atau intravena). Isoniazid tersedia di seluruh dunia, murah untuk diproduksi dan umumnya ditoleransi dengan baik.

Mekanisme aksi

Isoniazid adalah prodrug dan harus diaktifkan oleh katalase bakteri. Ini diaktifkan oleh enzim katalase-peroksidase katG untuk membentuk anion asil isonicotinic atau radikal. Bentuk-bentuk ini kemudian akan bereaksi dengan radikal NADH atau anion untuk membentuk kompleks asil-NADH isonicotinic. Kompleks ini akan mengikat erat ketoenoylreductase yang dikenal sebagai InhA dan mencegah akses substrat enoyl-AcpM alami. Mekanisme ini menghambat sintesis asam mikolat di dinding sel mikobakteri.

Isoniazid mencapai konsentrasi terapeutik dalam serum, cairan serebrospinal (CSF), dan dalam granuloma kaseosa. Isoniazid dimetabolisme di hati melalui asetilasi. Ada dua bentuk enzim yang bertanggung jawab untuk asetilasi, sehingga beberapa pasien memetabolisme obat lebih cepat daripada yang lain. Oleh karena itu, waktu paruh adalah bimodal dengan puncak pada 1 jam dan 3 jam pada populasi AS. Metabolit diekskresikan dalam urin. Dosis biasanya tidak harus disesuaikan jika terjadi gagal ginjal.

Isoniazid bersifat bakterisida terhadap mikobakteri yang membelah dengan cepat, tetapi bersifat bakteriostatik jika mikobakteri tumbuh lambat.

Dosis

Dosis standar isoniazid adalah 3-5mg/kg/hari (maks 300mg setiap hari). Ketika diresepkan sebentar-sebentar (dua atau tiga kali seminggu) dosisnya adalah 15mg/kg (maks 900mg setiap hari). Pasien dengan pembersihan obat yang lambat (melalui asetilasi seperti dijelaskan di atas) mungkin memerlukan pengurangan dosis untuk menghindari toksisitas.

Efek samping

Efek samping termasuk ruam, tes fungsi hati abnormal, hepatitis, anemia sideroblastik, neuropati perifer, efek ringan sistem saraf pusat (SSP), dan interaksi obat yang mengakibatkan peningkatan kadar fenitoin (Dilantin) atau disulfiram (Antabuse).

Neuropati perifer dan efek SSP berhubungan dengan penggunaan isoniazid dan disebabkan oleh deplesi piridoksin (vitamin B6), tetapi jarang pada dosis 5 mg/kg. Orang dengan kondisi di mana neuropati umum (misalnya, diabetes, uremia, alkoholisme, malnutrisi, infeksi HIV), serta wanita hamil dan orang dengan gangguan kejang, dapat diberikan piridoksin (vitamin B6) (10-50 mg/ hari) dengan isoniazid.

Hepatoksisitas dapat dihindari dengan pemantauan klinis pasien yang ketat, khususnya mual, muntah, sakit perut dan nafsu makan.

Sakit kepala, konsentrasi yang buruk, memori yang buruk dan depresi semuanya telah dikaitkan dengan penggunaan isoniazid. Frekuensi efek samping ini tidak diketahui, dan hubungannya dengan isoniazid tidak divalidasi dengan baik. Kehadiran gejala-gejala ini tidak sering melumpuhkan dan tentu saja bukan alasan untuk menghentikan pengobatan dengan isoniazid; pasien harus sangat didorong untuk melanjutkan pengobatan meskipun gejala ini. Harus dijelaskan kepada pasien bahwa kerugian yang ditimbulkan dari tidak menggunakan isoniazid jauh lebih besar daripada masalah yang timbul dari gejala-gejala ini.

Terapi INH akan menurunkan efikasi kontrasepsi hormonal bila dikombinasikan dengan Rifampisin.

Pulna Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Pulna?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Pulna adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Untuk pengobatan Tuberkulosa yang dikombinasikan dengan obat anti tuberkulosa lainnya, dengan kondisi:

Kondisi I.

  • Penderita baru Tuberkulosa, dewasa, BTA (Basil Tahan Asam) positif
  • Penderita baru Tuberkulosa, dewasa, BTA negatif dengan parenchymal extensive
  • Kasus baru bentuk ekstra BTA berat
  • TB meningitis dan miliary

Kondisi II

  • Penderita Tuberkulosa, dewasa, yang telah diobati sebelumnya, BTA positif = kambuh; pengobatan setelah interupsi; dan gagal pengobatan

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Pulna?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Pulna:


Kondisi I:
Dosis untuk orang dewasa (usia 15 tahun atau lebih)

Fase awal (2 bulan)
Diberikan tiap hari selama 2 bulan
Fase lanjutan (4 bulan)

Diberikan tiap hari atau 3 x seminggu selama 4 bulan

  • Pulna Forte (l) + Pulna (l) atau Pulna (3)
  • Rifampisin 450 mg (1)
  • Pirazinamid 500 mg (3)
  • Rifampicin 450 mg (1) Isoniazid 300 mg (1) diberikan tiap hari selama 4 bulan, atau
  • Rifampicin 450 mg (1) Isoniazid 300 mg (2) diberikan 3 x seminggu selama 4 bulan

Kondisi II:
Dosis untuk orang dewasa (usia 15 tahun atau lebih)

Fase awal (3 bulan)
Fase lanjutan (5 bulan)

Diberikan tiap hari selama 5 bulan

Diberikan tiap hari selama 2 bulan pertama

Diberikan tiap hari pada 1 bulan berikutnya

  • Pulna Forte (1) + Pulna (1) atau Pulna (3)
  • Rifampisin 450 mg (1)
  • Pirazinamid 500 mg (3)
  • Streptomisin 750 mg injeksi (1)
  • Pulna Forte (l) + Pulna (l) atau Pulna (3)
  • Rifampisin 450 mg (1)
  • Pirazinamid 500 mg (3)
  • Pulna Forte (l) + Pulna (l) atau Pulna (3)
  • Rifampisin 450 mg (1)

Apa Saja Kontraindikasi Pulna?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Pulna dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Hipersensitif terhadap Isoniazid, Etambutol
  • Penderita hepatitis, kerusakan hati yang berat, neuritis optik, penderita dengan gangguan fungsi ginjal, epilepsi, alkoholisme kronik
  • Anak dengan berat badan ‹ 30kg


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Pulna Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Pulna, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Pulna?

Jika Anda lupa menggunakan Pulna, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Pulna Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Pulna?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Pulna yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Pulna?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Pulna yang mungkin terjadi adalah:

Isoniazid (INH)

  • Sering: Gangguan fungsi hati dan susunan saraf
  • Jarang: Hepatitis, neuritis perifer yang tergantung dosis (terutama pada pasien kurang gizi)
  • Efek Samping lain: Sakit kepala, pusing, kejang, anemia, neuritis optik, arthralgia, diskrasia darah, sindrom rematik, gejala yang menyerupai lupus eritematosus, rash. mengantuk, mulut terasa kering, gangguan buang air kecil, gangguan gastrointestinal

Etambutol

  • Kadang-kadang: Retrobulbarneuritis,arthralgia
  • Jarang: Hepatitis, hipersensitif kulit, neuropati perifer, efek samping yang perlu diperhatikan adalah toksisitas okuler yang tergantung pada dosis dan lamanya pengobatan
  • Efek Samping lain: Reaksi anafilaktik, pruritus dermatitis, anoreksia, nyeri abdomen, demam, nyeri sendi, gangguan gastrointestinal (mual, muntah), malaise, sakit kepala, pusing, gelisah, disorientasi, halusinasi

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Pulna?

  • Diharuskan menelan OAT secara teratur sesuai jadwal terutama pada fase awal pengobatan
  • Untuk menghindari terjadinya kegagalan pengobatan (selesai jadwal rangkaian sesuai aturan, pemeriksaan mikroskopis masih BTA positif) dan terjadinya kekambuhan (pemeriksaan dahak secara mikroskopik BTA positif lagi setelah dinyatakan sembuh). Usahakan untuk penyelesaian menelan OAT sesual jadwal pengobatan untuk kondisi I selama 6 bulan dan kondisi II selama 8 bulan
  • Penggunaan Isoniazid dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan terjadinya gangguan fungsi hati. terutama bagi pasien yang memperlihatkan tanda-tanda kerusakan hati sebelum pengobatan, alkoholisme. Untuk kasus-kasus seperti ini, resiko yang lebih besar harus diperbandingkan dengan manfaat pengobatan. Apabila pengobatan tetap diperlukan dosis obat sebaiknya dikurangi, Dianjurkan agar dilakukan supervisi yang ketat dari dokter dan dianjurkan untuk melakukan hitung darah, test fungsi hati (terutama SGOT dan SGPT) dan test fungsi ginjal sebelum pengobatan dan selanjutnya tiap 2-4 minggu karena obat ini mengandung Isoniazid, perhatian juga harus diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dan pada pasien dengan ambang kejang yang rendah. Apabila timbul gejala-gejala kerusakan, hepatoselular, pengobatan dengan Pulna/ Pulna Forte dan kombinasi obat anti Tuberkulosa lainnya harus dihentikan dan tidak diberikan lagi kemudian
  • Perhatian yang sama juga dianjurkan pada pasien kekurangan gizi yang berat dan pasien tua. Untuk pasien tua penambahan vitamin B6 mungkin diindikasikan untuk mengurangi terjadinya defisiensi akibat pemberian Isoniazid
  • Pasien harus diberitahu agar tidak menghentikan pengobatan selama jangka waktu pengobatan. Bila penghentian pengobatan tidak dapat dihindarkan, resiko ini mungkin dapat dikurangi dengan memberikan Isoniazid dan Etambutol secara terpisah
  • Hati-hati penderita dengan riwayat penyakit gout
  • Isoniazid dimetabolisme dalam hati sehingga pada penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat kemungkinan dapat menyebabkan hepatotoksik
  • Etambutol diekskresi melalui ginjal, sehingga pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal diperlukan penurunan dosis

Apa Saja Interaksi Obat Pulna?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Pulna antara lain:

  • Bila Isoniazid + Rifampisin dikombinasikan dengan preparat-preparat PAS yang mengandung Bentonit (Aluminium hidrosilikat) harus dicegah agar absorpsi Rifampisin tidak terganggu dengan menginstruksikan pasien menelan Isoniazid + Rifampisin terlebih dahulu, dilanjutkan dengan PAS setelah interval sekurang-kurangnya 4 jam,
  • Takaran dari obat-obat tersebut harus diperhitungkan kembali sewaktu memulai atau menghentikan pengobatan dengan Isoniazid + Rifampisin
  • Wanita yang sedang menggunakan kontrasepsi oral harus memakai kontraseptik non hormonal tambahan
  • Pasien di bawah pengobatan dengan Difenil hidantoin, dosis obat harus disesuaikan secara perorangan karena Isoniazid meninggikan konsentrasi Difenil hidantoin plasma
  • Tidak dianjurkan pemberian Isoniazid bersama-sama dengan Disulfiram. Isoniazid juga dapat menurunkan ekskresi Fenitoin sehingga kadar dalam darah meningkat

Overdosis

  • Pada kasus terjadinya takaran berlebih dengan Pulna/ Pulna Forte dan kombinasi obat anti tuberkulosa lainnya, lambung harus dikosongkan dengan cara dimuntahkan atau bilas lambung dan tindakan lain yang perlu harus diusahakan
  • Barbiturat ” Short – Acting” dapat diberikan apabila gangguan SSP timbul, analeptik pada koma dan respirasi buatan serta oksigen pada terjadinya kegagalan pernafasan, bila terjadi shok, obat vasopressor harus dihentikan

Bagaimana Cara Penyimpanan Pulna?

Simpan pada suhu 15 – 30°C, di tempat kering dan terlindung dari cahaya.

Izin BPOM, Kemasan, dan Sediaan Pulna

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Pulna:

PULNA®

Dus @ 10 strip @ 10 tablet salut selaput, No. Reg. DKL9719605517A1

PULNA® Forte

Dus @ 10 strip @ 10 kaplet salut selaput, No. Reg. DKL0319609209A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Apa Nama Perusahaan Produsen Pulna?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Pulna:


Landson
PT. PERTIWI AGUNG
Bekasi – Indonesia