Azathioprine


Deskripsi

Azathioprine termasuk golongan obat yang dikenal sebagai agen imunosupresif. Obat ini digunakan untuk mengurangi kekebalan alami tubuh pada pasien yang menerima transplantasi organ.

Azathioprine adalah obat yang sangat kuat. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai kebutuhan untuk dan risiko pengobatan. Azathioprine dapat menyebabkan efek samping yang dapat sangat serius. Azathioprine hanya tersedia dengan resep dokter.

Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan berikut:
1. Tablet
2. Powder untuk Solusi

Azathioprine Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Azathioprine?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Azathioprine adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

1. Rheumatoid arthritis
2. Pencegahan penolakan dalam transplantasi organ dan jaringan
3. Penyakit autoimun
4. Renal homotransplantation
5. Kondisi penyakit lainnya yang menurut dokter memerlukan obat ini

Apa Saja Kontraindikasi Azathioprine?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Azathioprine dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

1. Peningkatan risiko infeksi serius dan neoplasia dalam imunosupresi kronis
2. Leukopenia
3. Trombositopenia
4. Gangguan ginjal atau hati

Sekilas tentang obat imunosupresan
Imunosupresan adalah obat yang diberikan untuk menekan respon alami sistem kekebalan tubuh. Contohnya adalah pemberian imunosupresan pada pasien transplantasi untuk mencegah penolakan organ dan kepada pasien penyakit autoimun seperti lupus.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Azathioprine?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Azathioprine:

Dewasa:
1. Rheumatoid arthritis awal
1 mg/kg/hari selama 6-8 minggu.
Dosis dapat menyesuaikan secara bertahap menjadi 2,5 mg/kg/hari jika diperlukan.

2. Pencegahan penolakan dalam transplantasi organ dan jaringan
1-5 mg/kg/hari.

3. Penyakit autoimun
1-3 mg/kg/hari.

4. Renal homotransplantation
Awal: 3-5 mg/kg/hari dimulai pada saat transplantasi.
Pemeliharaan: 1-3 mg/kg/hari.

Efek samping

Seiring dengan efek yang diperlukan, obat dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan. Beberapa efek samping yang akan memiliki beberapa tanda dan gejala. Efek samping mungkin dapat muncul setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah mengonsumsi obat ini. Efek samping yang baru terjadi setelah beberapa bulan atau tahun mungkin termasuk jenis kanker tertentu, seperti leukemia, limfoma, atau kanker kulit.

Segera hubungi dokter jika terjadi salah satu efek samping berikut ini:
1. Batuk atau suara serak
2. Demam atau kedinginan
3. Punggung bawah atau samping nyeri
4. Nyeri atau sulit buang air kecil
5. Kelelahan atau kelemahan

Sekilas Tentang Combiphar
PT. Combiphar ((Combined Imperial Pharmaceutical Incorporation) adalah suatu perusahaan farmasi yang didirikan pada 1971 di Bandung. Awalnya perusahaan ini hanya industri kecil atau home industri yang memproduksi OBH (Obat Batuk Hitam), antibiotik, dan analgesik. Pada 1985 Dr. Biantoro Wanandi dan Hamadi Wijaya membawa kemajuan pesat bagi PT. Combiphar seperti berhasil mandapatkan sertifikat CPOB pada tahun 1991, mendirikan beberapa fasilitas produksi baru untuk memisahkan fasilitas profuksi produk sefalosporin dengan produk lainnya, bekerja sama dengan Rohto untuk memproduksi produk kesehatan mata, bekerja sama dengan Sanofi-Syntelabo , dan sebagainya.

Hasil kerjasama dengan Sanofy akhirnya membuat didirikannya perusahaan baru bernama PT. Sanofi-Syntelabo Combiphar (SSC) yang kemudian pada 2006 berubah namanya menjadi PT. Pharma Health Care. Pada 2006 PT. Combiphar berhasil meraih sertifikat ISO 9001:2000.

PT. Combiphar memiliki pabrik di daerah Padalarang, Bandung, Jawa Barat dan kantor pusatnya ada di Graha Atrium Senen, Jakarta. Saat ini CEO PT. Combiphar dijabat oleh Michael Wanandi, anak dari pendiri perusahaan ini. Dibawah kepemimpinannya, perusahaan ini berhasil meraih penghargaan Asia's Leading SMEs dalam ajang Asia Corporate Excellence & Sustainability Awards 2018.

Leave a Comment