Amphotericin B


Nama Lain

Liposomal amphotericin B, AMPH-b.

Amphotericin B Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Amphotericin B?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Amphotericin B adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Amphotericin B adalah obat yang digunakan untuk terapi pengobatan infeksi jamur yang bersifat progresif dan berpotensi mengancam nyawa. Obat ini tidak ditujukan untuk pengobatan infeksi jamur non-invasif seperti kandisiasis mulut dan kandidiasis esofagus pada pasien dengan jumlah neutrofil normal.

Amphotericin B digunakan untuk mengatasi infeksi jamur seperti aspergillosis, cryptococcosis (turolosis), kandidiasis sistemik, coccidioido-mycosis, histoplasmosis, zygomycosis termasuk mucormycosis akibat genera abisida, mucor, rhizopus, dan infeksi yang berkaitan dengan spesies conidiobolus, basidiobolus, dan sporotrichosis. Obat ini juga digunakan untuk perawatan infeksi akibat leishmaniasis mukokutaneus namun bukan sebagai pengobatan primer.

Bagaimana Farmakologi Amphotericin B?

Amphotericin B merupakan antijamur polyene yang bekerja dengan mengubah permeabilitas membran sel jamur dengan mengikat ergosterol, sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran komponen sel dan memicu kematian sel jamur. Amphotericin B efektif untuk mengobati infeksi jamur yang disebabkan oleh Absidia spp, Aspergillus spp, Basidiobolus spp, B. dermatitidis, Candida spp, C. immitis, Conidobolus spp, C. neoformans, H. capsulatum, Mucor spp, P. brasiliensis, Rhizopus spp, Rodotorula spp. and S. schenckii.

Apa Saja Kontraindikasi Amphotericin B?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Amphotericin B dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Amphotericin B dikontraindikaiskan pemberiannya pada kondisi berikut ini:

  • Pada pasien yang memiliki alergi atau hipersensitivitas terhadap amphotericin B dan kandungan tidak aktif lainnya yang ada di dalamnya
  • Amphotericin dikontraindikasikan pemberiannya pada wanita menyusui
  • Pasien yang menerima terapi obat antineoplastik


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Amphotericin B Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Amphotericin B, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Amphotericin B?

Jika Anda lupa menggunakan Amphotericin B, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Amphotericin B Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Amphotericin B?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Amphotericin B yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Amphotericin B?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Amphotericin B yang mungkin terjadi adalah:

Beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan amphotericin B diantaranya:

  • Umum: demam (terkadang disertai dengan reaksi mengigil pada 15 hingga 20 menit pertama setelah pemberian), rasa tidak enak badan, penurunan berat badan
  • Alergi: anafilaktoid dan reaksi alergi lainnya, bronkospasme, mengi
  • Kardiopulmoner: hipotensi (tekanan darah rendah), takipnea, henti jantung syok, gagal jantung, edema paru, pneumonitis, hipersensitif, aritmia, fibrilasi ventrikel, dispnea, hipertensi
  • Dermatologis: ruam, makulopapular, pruritus, pengelupasan kulit, nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson
  • Gastrointestinal: gagal hati akut, hepatitis, penyakit kuning, gastroenteritis, hemoragik, melena, anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, nyeri kram epigastrum
  • Hematologi: normokromik, anemia normositik, agranulositosis, trombositopenia, leukopenia, eosinofilia, leukositosis
  • Lokal: rasa nyeri pada tempat injeksi dengan atau tanpa flebitis atau tromboflebitis
  • Muskuloskeletal: nyeri otot dan nyeri sendi
  • Neurologi: sakit kepala, kejang, gangguan pendengaran, tinitus, vertigo sementara, gangguan penglihatan, diplopia, neuropati perifer, ensefalopati, dan gejala neurologis lainnya

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Amphotericin B?

  • Hindari penggunaan amphotericin B pada penderita yang memiliki riwayat alergi atau hipersensitif terhadap amphotericin B dan kandungan lain di dalamnya
  • Pemberian secara intravena harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan diobservasi secara terus-menerus
  • Reaksi akut seperti demam, menggigil, hipotensi, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala dan takipnea adalah umum pada satu hingga tiga jam sejak dimulainya pemberian secara infus intravena
  • Pemberian intravena secara cepat sering dihubungkan dengan kejadian hipotensi, hipokalemia, aritmia, dan syok, oleh sebab itu harus dihindari
  • Hati-hati pemberian pada pasien dengan gangguan ginjal, pantau fungsi ginjal secara reguler
  • Disarankan untuk memisahkan jarak pemberian amphotericin B dengan transfusi leukosit untuk mencegah reaksi pulmonari akut
  • Telah dilaporkan terjadinya leukoensefalopati pada pasien yang menggunakan amphotericin B
  • Jika terapi pemberian dihentikan untuk jangka waktu lebih dari tujuh hari, maka terapi lanjutan dimulai dalam dosis terendah seperti 0,25 mg/kg berat badan dan dapat ditingkatkan secara bertahap

Apa Saja Interaksi Obat Amphotericin B?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Amphotericin B antara lain:

  • Agen antineoplastik: dapat meningkatkan potensi toksisitas ginjal, bronkospasme, dan hipotensi. Pemberian obat antineoplastik seperti mustard nitrogen harus berhati-hati
  • Kortikosteroid dan kortikotropin: dapat menghasilkan potensi hipotonemia yang diinduksi amphotericin B yang menyebabkan pasien mengalami disfungsi jantung. Hindari penggunaan bersamaan kecuali jika diperlukan untuk mengendalikan efek samping amphotericin B. lakukan pemantauan serum elektrolit dan fungsi jantung jika diberikan bersamaan
  • Glikosida digitalis: hipokalemia induksi amphotericin B kemungkinan berpotensi toksisitas digitalis, lakukan pemantauan kadar serum potasium dan fungsi jantung
  • Flucytosine: hubungan sinergis dengan amphotericin B telah dilaporkan. Penggunaan bersamaan akan meningkatkan toksisitas flucytosine dengan meningkatkan penyerapan selular dan atau mengganggu ekskresi ginjal
  • Imidazole: pemberian bersamaan dengan imidazole (ketoconazole, miconazole, clotrimazole, fluconazole, dan lain-lain) dapat menginduksi resistensi jamur terhadap amphotericin B
  • Pemberian bersamaan dengan agen aminoglikosida, siklosporin, dan pentamidine dapat meningkatkan potensi toksisitas ginjal diinduksi obat. lakukan pemantauan fungsi ginjal secara reguler
  • Penggunaan bersama obat relaksan otot dapat meningkatkan efek curariform. Lakukan pemantauan kadar serum kalium
  • Toksisitas paru akut telah dilaporkan terjadi pada pasien yang menerima terapi amphotericin B secara intravena sesaat atau bersamaan dengan transfusi leukosit

Overdosis

Overdosis amphotericin B ditandai dengan gejala henti jantung, nyeri dada, napas singkat, pusing, detak jantung tidak teratur, dan kehilangan kesadaran.

Intervensi Hasil Lab

  • Kemugkinan akan mempengaruhi hasil tes serum elektrolit seperti pada hipomagnesemia, hipokalemia, hiperkalemia, hipokalsemia
  • Kemungkinan akan mempengaruhi hasil tes fungsi hati seperti tes peningkatan AST, ALT, GGT, bilirubin, dan fosfatase alkalin
  • Kemungkinan akan mempengaruhi hasil tes fungsi ginjal seperti tes peningkatan BUN dan serum kreatinin

Kategori Keamanan penggunaan Pada Wanita Hamil (Menurut FDA)

Kategori B: Studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko pada janin tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil, atau studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak terjadi pada studi terkontrol terhadap wanita hamil trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester selanjutnya).

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Amphotericin B?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Amphotericin B:

Dewasa:

Regimen dosis berlaku untuk amfoterisin B (konvensional).

PO, Kandidiasis oral

Per loz mengandung amfoterisin B 10 mg: Sedot 1 loz 4 kali / hari, hingga 8 loz / hari jika diperlukan.

IV, Infeksi jamur sistemik yang parah

Uji dosis 1 mg jika perlu. Mulai dengan 250 mcg / kg / hari. Maks: 1,5 mg / kg / hari.

IV, Aspergillosis

Dosis uji disebarluaskan 1 mg jika diperlukan. 0,6-0,7 mg / kg / hari selama 3-6 bln.

IV, Endokarditis

Uji dosis 1 mg jika diperlukan. 0,6-1 mg / kg / hari selama 1 minggu, lalu 0,8 mg / kg / hari setiap hari selama 6-8 minggu pasca operasi.

Injeksi intratekal, Meningitis Parah

Dosis uji 1 mg jika diperlukan. Awal: 25 mcg, dapat meningkat secara bertahap ke max yang dapat ditoleransi. Biasa: 0,25-1 mg 2-4 kali / minggu.

Irigasi, Candiduria

50 mg / hari melalui irigasi kandung kemih berkelanjutan selama 5-10 hari atau sampai kultur jernih.

Sediaan

  • Suspensi 5 mg, intravena
  • Serbuk injeksi 50 mg/12,5 ml, intravena
  • Serbuk injeksi 100 mg, intravena
  • Serbuk injeksi 50 mg, intravena

Bagaimana Cara Penyimpanan Amphotericin B?

Simpan pada suhu 2-8°C. Vial direkonstitusi: Jika terlindung dari cahaya, stabil selama 24 jam pada suhu kamar dan 1 minggu jika didinginkan. Campuran parenteral: Jika terlindung dari cahaya, stabil selama 24 jam pada suhu kamar dan 2 hari jika didinginkan.

Nama Brand Amphotericin B?

Abelcet, Ambisome, Amphocil, Amphocine, Amphotec, Amphotericin, Fungilin, Fungisome, Fungizone, Halizone.