Rhemacox


Apa Kandungan dan Komposisi Rhemacox?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Rhemacox adalah:

Meloxicam.

Sekilas Tentang Meloxicam Pada Rhemacox
Meloxicam adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang digunakan untuk meredakan gejala radang sendi, dismenore primer, demam; dan sebagai analgesik, terutama jika ada komponen inflamasi. Ini telah dikembangkan oleh Boehringer-Ingelheim. Ini terkait erat dengan piroksikam.

Di Eropa dipasarkan dengan merek Movalis, Melox, dan Recoxa. Di AS umumnya dipasarkan dengan nama merek Mobic, di Kanada sebagai Mobicox. Di Amerika Latin, obat ini dipasarkan sebagai Tenaron.

Farmakologi

Meloxicam adalah NSAID (Non-steroidal anti-inflammatory drug) dan termasuk dalam kelas obat yang disebut kelompok asam enolat, yang secara struktural terkait dengan piroksikam. Meloxicam secara signifikan menurunkan gejala nyeri, fungsi, dan kekakuan pada pasien, dengan insiden efek samping gastrointestinal yang rendah. Dalam model, itu menunjukkan aktivitas anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik. Mekanisme kerjanya mungkin terkait dengan penghambatan prostaglandin sintetase (siklooksigenase) (COX).

Meloxicam telah ditunjukkan, terutama pada dosis terapeutiknya yang rendah, untuk secara selektif menghambat COX-2 daripada COX-1.

Keuntungan utama dari keluarga obat Oxicam adalah waktu paruhnya yang panjang yang memungkinkan pemberian dosis sekali sehari.

Efek samping

Penggunaan meloxicam dapat menyebabkan keracunan dan pendarahan gastrointestinal, tinitus, sakit kepala, ruam, tinja yang sangat gelap atau hitam (tanda pendarahan usus). Risiko efek samping yang merugikan lebih rendah dibandingkan dengan piroksikam, diklofenak, atau naproksen. Meskipun meloxicam memang menghambat tromboksan A, tampaknya tidak melakukannya pada tingkat yang akan mengganggu fungsi trombosit.

Dalam situasi yang jarang terjadi, itu bisa menyebabkan penyakit hati yang serius. Jika ada sensasi kelelahan dan/atau sakit hati, asupan harus dihentikan.

Meloxicam dilisensikan di Eropa untuk pengobatan rheumatoid arthritis, untuk penggunaan jangka pendek pada osteoarthritis dan untuk ankylosing spondylitis. Pada tahun 2004 telah disetujui untuk digunakan dalam mengobati osteoarthritis di Amerika Serikat.

Penggunaan pada hewan

Meloxicam juga digunakan di bidang kedokteran hewan, paling sering pada anjing dan sapi, tetapi juga pada hewan lain seperti kucing. Ini dipasarkan dengan nama merek Metacam. Ini memiliki efek samping yang sama pada hewan seperti manusia, tetapi efek samping utama adalah iritasi gastrointestinal (muntah, diare dan ulserasi). Efek samping yang lebih jarang tetapi penting termasuk toksisitas hati dan ginjal. Keamanan penggunaan Meloxicam pada kucing dalam jangka waktu lama belum ditetapkan.

Rhemacox Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Rhemacox?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Rhemacox adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Terapi simtomatik jangka pendek utk eksaserbasi akut OA & terapi simtomatik jangka panjang utk AR (poliartritis kronik).

Sekilas Tentang Obat Analgesik (Non Opiat) & Antipiretik
Analgesik adalah obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit atau nyeri. Analgesik ada beberapa tipe diantaranya analgesik non opiat (non opioid) yang bisa digunakan tanpa resep dokter dan analgesik opioid yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter karena efek sampingnya lebih besar. Analgesik non opioid contohnya seperti paracetamol (acetamonophen) dan ibuprofen. Sedangkan yang termasuk analgesik opioid contohnya morphine dan oxycodone.

Analgesik non opioid biasanya digunakan untuk meredakan berbagai macam nyeri seperti pada arthritis, migrain, nyeri haid, dan kondisi lainnya berdasarkan tingkat sakit dan nyerinya. Dokter akan menggunakan analgesik opioid jika nyeri yang terjadi berada pada tingkat akut seperti pada pembedahan dan patah tulang. Penggunaan analgesik opioid sangat dibatasi hanya untuk kondisi tertentu karena dapat menimbulkan risiko adiksi dan penyalahgunaan.

Selain dengan pemberian oral dan injeksi, ada juga analgesik yang diterapkan langsung pada kulit dan analgesik ini disebut analgesik topikal. Biasanya analgesik topikal ini digunakan untuk meredakan nyeri otot dan keseleo.

Antipiretik adalah obat yang berfungsi menurunkan demam. Antipiretik akan menurunkan panas demam akibat hipotalamus yang diinduksi oleh prostaglandin. Antipiretik yang banyak digunakan di dunia adalah paracetamol, ibuprofen, dan aspirin yang termasuk dalam obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Selain sebagai antipiretik, obat-obat tadi juga memiliki efek analgesik untuk meredakan nyeri yang menyertainya.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Rhemacox?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Rhemacox:

AR 15 mg/hr, dpt diturunkan s/d 7.5 mg/hr. OA 7.5 mg/hr, dpt ditingkatkan s/d 15 mg/hr. Pasien dg risiko tinggi efek samping Dosis awal 7.5 mg/hr. Pasien gagal ginjal berat dg dialisis Dosis maks 7.5 mg/hr.

Pemberian Obat

Sebaiknya diberikan bersama makanan.

Kontraindikasi

Pasien dg asma, polip nasal, angioedema, urtikaria ssdh penggunaan asam asetilsalisilat atau AINS lain. Tukak peptik aktif. Insufisiensi hati berat. Insufisiensi ginjal berat non dialisis. Anak & remaja <15 thn. Hamil atau laktasi. Pendarahan GI, serebrovaskular, atau pendarahan lain.

Perhatian

Riwayat penyakit GI atas, sedang mendapat terapi antikoagulan. Riwayat tukak peptik atau pendarahan GI. Pasien dehidrasi, gagal jantung kongestif, retensi cairan, hipertensi, sirosis hati, sindrom nefrotik, penyakit ginjal, sedang mendapat terapi diuretik, atau menjalani prosedur op mayor yg dpt menyebabkan hipovolemia. Monitor volume diuresis & fungsi ginjal pd awal terapi. Pasien dlm kondisi lemah atau lanjut usia. Hamil.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Rhemacox Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Rhemacox, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Rhemacox?

Jika Anda lupa menggunakan Rhemacox, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Rhemacox Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Rhemacox?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Rhemacox yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Rhemacox?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Rhemacox yang mungkin terjadi adalah:

Dispepsia, mual, muntah, nyeri abdomen, konstipasi, kembung, diare, parameter fungsi hati abnormal (sementara), esofagitis, tukak gastroduodenal, pendarahan GI tersamar atau makroskopik, kolitis. Anemia, leukopenia, trombositopenia. Pruritus, ruam kulit, stomatitis, urtikaria, fotosensitisasi. Asma akut. Kepala terasa ringan, sakit kepala, vertigo, tinitus, mengantuk. Edema, peningkatan TD, palpitasi, parameter fungsi ginjal abnormal, peningkatan kadar transaminase atau bilirubin serum.

Interaksi Obat

AINS lain, antikoagulan, tiklopidin, heparin (pemberian sistemik), trombolitik, litium, metotreksat, IUD, diuretik, antihipertensi, kolestiramin, siklosporin, antidiabetes oral.

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Rhemacox Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Rhemacox untuk digunakan oleh wanita hamil:

C:

Studi pada binatang percobaan telah memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embroisidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita, atau studi pada wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

(pd trimester 3 atau menjelang persalinan)

D:

Ada bukti positif mengenai risiko pada janin manusia, tetapi manfaat dari penggunaan obat ini pada wanita hamil dapat diterima meskipun berisiko pada janin (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Rhemacox?

& Sediaan

DUS, 2 STRIP @ 10 TABLET 15 MG

Berapa Nomor Izin BPOM Rhemacox?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Rhemacox:

DKL0505513810A1

Apa Nama Perusahaan Produsen Rhemacox?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Rhemacox:

Actavis

Sekilas Tentang Actavis
Actavis adalah perusahaan farmasi global yang dirikan pada 1983 oleh Allen Chao, Ph.D dan David Hsia, Ph.D yang awalnya melakukan pengembangan obat dengan skala kecil. Modal awal perusahaan didapat dari keluarga dan rekan pendiri dan lokasi awalnya hanya berupa area kecil yang disewa di Libertyville, Illinois, Amerika Serikat.

Seiring dengan perkembangan perusahaan, Actavis memindahkan area produksinya ke tempat yang lebih luas sekira 190 meter persegi di Corona, California dan memulai produksi produk obat generik di lokasi ini. Di awal tahun 1993, perusahaan ini melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di NASDAQ kemudian mencatatkannya juga ke bursa saham NYSE. Di periode tahun 2000 hingga 2009 perusahaan ini mengakuisisi beberapa perusahaan farmasi seperti Schein Pharmaceutical, Andrx Corporation, Arrow Group, dan lain-lain. Pada 2011 perusahaan memindahkan kantor pusatnya dari Corona ke Parsippany, New Jersey.

Pada November 2012, Watson Pharmaceutical mengakuisisi Actavis Group. Untuk operasional global, nama Actavis tetap dipertahankan. Dan ditahun 2013, Actavis mengakuisisi perusahaan farmasi Irlandia, Warner Chilcott PLC dan dengan ini perusahaan merubah namanya menjadi Actavis PLC dan membuka kantor pusat baru di Irlandia dengan tetap mempertahankan kantor pusat yang ada di New Jersey. Setahun kemudian Actavis mengakuisisi Allergan Inc, perusahaan yang memproduksi Botox hingga kemudian Actavis PLC berubah namanya menjadi Allergan PLC namun perusahaan tetap menggunakan nama Actavis untuk operasional global. Pada Juli 2015 Teva Pharmaceutical mengakuisisi divisi generik Allergan PLC.

Actavis memiliki lokasi produksi di 40 negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia perusahaan ini berdiri dengan nama PT. Actavis Indonesia. Jangkauan pemasaran produk Actavis mencapai hingga 100 negara.