Probenid


PROBENID

Tablet

Apa Kandungan dan Komposisi Probenid?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Probenid adalah:

Tiap tablet mengandung:
Probenecid 500 mg

Probenid Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Probenid?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Probenid adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Untuk mencegah dan mengurangi kerusakan sendi dan pembentukan tofi pada penyakit pirai (gout), serta untuk pengobatan hiperurisemia sekunder.

Apa Saja Kontraindikasi Probenid?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Probenid dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Hipersensitif terhadap probenecid
  • Jangan diberikan pada anak di bawah umur 2 tahun
  • Jangan diberikan pada penderita diskrasia darah atau penderita batu ginjal
  • Jangan diberikan pada penderita pirai (gout) akut

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Probenid?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Probenid:

Untuk dewasa:

  • Sebagai urikosurik:
    Oral: 250 mg, 2 kali sehari selama seminggu, kemudian dilanjutkan 500 mg, 2 kali sehari
  • Sebagai supresan (sekresi tubular ginjal):
    Pada pengobatan bersama penicillin atau cephalosporin 500 mg, 4 kali sehari per oral
  • Pada pengobatan bersama penicillin (gonore).
    Oral, 1 gram diberikan dengan 4,8 juta unit procain penicillin G. Secara IM atau 1 gram serentak dengan ampulicillin per oral

Dosis dapat dikurangi pada penderita geriatri dengan kelainan fungsi ginjal.

Pediatri:
Sebagai supresan:
Pada pengobatan bersama penicillin atau cephalosporin:

  • Anak-anak di bawah 2 tahun, tidak dianjurkan
  • Umur 2-14 tahun (berat sampai 50 kg), oral 25 mg/kg bobot badan atau 700 mg/m2 luas tubuh, 4 kali sehari. Kemudian dilanjutkan 10 mg/kg bobot badan atau 300 mg/m2 luas tubuh, 4 kali sehari
  • Anak-anak dengan berat badan lebih dari 50 kg, sama dengan dosis dewasa

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Probenid?

Gunakan hati-hati pada penderita tukak lambung, diskrasia darah.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Probenid Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Probenid, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Probenid?

Jika Anda lupa menggunakan Probenid, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Probenid Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Probenid?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Probenid yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Probenid?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Probenid yang mungkin terjadi adalah:

Sakit kepala, gangguan saluran pencernaan (misalnya: mual, muntah, kehilangan nafsu makan); reaksi hipersensitifitas (seperti anafilaksis, dermatitis, pruritus dan demam), gangguan keseimbangan dan anemia dapat terjadi.

Apa Saja Interaksi Obat Probenid?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Probenid antara lain:

Golongan salisilat, penicillin, sulfonamide, cephalosporin.

Izin BPOM, Kemasan, dan Sediaan Probenid

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Probenid:

Kotak, 10 strip @ 10 tablet .


Dexa Medica adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1969 oleh Drs. Rudy Soetikno Apt. seroang apoteker muda yang pernah bertugas sebagai tentara. Dikarenakan pernah terjadi kelangkaan pasokan obat, maka ia bersama rekannya mulai mendirikan sebuah perusahaan farmasi kecil dengan produk obat tablet.

Karena semakin meningkatnya permintaan, maka Dexa Medica meningkatkan kuantitas produksinya sehingga pada 1975 produknya telah tersedia di seluruh pulau Sumatera, dan pada 1978, produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan nasional, maka pada 1984 perusahaan ini mendirikan kantor pemasaran di Jakarta. Perusahaan ini pun semakin berkembang dan dibuktikan dengan produk-produknya yang berhasil menembus pasar negara-negara Asia dan Afrika sekaligus menjadikan Dexa Medica menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saat ini posisi CEO perusahaan dijabat oleh Ir. Ferry A. Soetikno, M.Sc., M.B.A.