Gabapentin


Apa Kandungan dan Komposisi Gabapentin?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Gabapentin adalah:

Gabapentin

Sekilas Tentang Gabapentin Pada Gabapentin
Gabapentin adalah suatu obat yang termasuk dalam golongan antikonvulsan yakni suatu obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejang (termasuk epilepsi), nyeri neuropati, dan sindrome RLS (restless legs syndrome). Selain digunakan sebagai obat antikonvulsan, obat ini juga digunakan untuk mengatasi gejala vasomotor sepeti hot flashes pada wanita yang menderita kanker dan gejala vasomotor yang terjadi pada wanita menopause.

Gabapentin bekerja dengan menghambat pelepasan rangsangan neurotransmiter yang memungkinkannya untuk melawan neurotransmisi patologis seperti yang terjadi pada nyeri neuropati dan gangguan kekejangan. Mekanisme kerjanya tidak sepenuhnya dimengerti. Namun diperkirakan penghambatan α2δ-1 yang mengandung Voltage-gated calcium channels (VGCCs) oleh gabapentin menjadi alasan adanya efek antikonvulsan, analgesik, dan ansiolitik pada gabapentin. Gabapentin harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang memiliki beberapa jenis gangguan kekejangan.

Efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan gabapentin antara lain:

Bersifat umum:
  • Pada anak berusia 3-12 tahun yang menderita kekejangan parsial, setelah pemberian gabapentin dengan immediate-release kemungkinan dapat mengalami infeksi virus, demam, mual atau muntah, somnolen

  • Pada pasien berusia lebih dari 12 tahun penderita kekejangan parsial yang menerima terapi gabapentin dengan immediate-release dapat mengalami somnolen, pusing, ataksia, fatigue, nystagmus

Efek samping umum lainnya seperti sakit kepala juga dapat terjadi.

Penggunaan gabapentin dikontraindikasikan pemberiannya pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap gabapentin dan komponen lain yang terdapat di dalamnya. Penggunaan gabapentin harus dilakukan secara hati-hati sebab dapat menimbulkan peningkatan risiko keinginan bunuh diri pada pasien epilepsi, dan gangguan psikis seperti bipolar, depresi, ansietas dan kondisi lainnya seperti migrain, nyeri neuropati. Waspadai terjadinya efek kognitif atau neuropsikis seperti kecendrungan bertindak agresif, hiperaktif pada pasein yang berusia 3 hingga 12 tahun. Risiko somnolen, sedasi, dan pusing juga dapat terjadi, maka anjurkan pasien untuk mengindari minuman beralkohol atau obat yang dapat menimbulkan efek serupa.

Penghentian penggunaan gabapentin secara mendadak dapat menyebabkan peningkatan frekuensi kejang dan gejala penarikan lainnya seperti ansietas, insomnia, mual, dan nyeri.

Belum ada studi terkontrol yang baik yang dilakukan terhadap penggunaan gabapentin pada wanita hamil, namun FDA mengategorikannya tingkat keamanan penggunaannya pada wanita hamil masuk dalam kategori C. Gabapentin diketahui masuk ke dalam ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita menyusui sebab dapat membahayakan bayinya. Tidak diketahui dengan pasti tingkat keamanan gabapentin untuk digunakan oleh mereka yang berusia dibawah 3 tahun dan lebih dari 65 tahun.

Gabapentin dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat bila digunakan secara bersamaan seperti:
  • Penggunaan bersama dnegan antasida dapat mengurangi bioavailabilitas gabapentin

  • Penggunaan bersama cimetidine dapat menyebabkan penurunan pembersihan gabapentin

  • Penggunaan bersama analgesik opiat seperti hydrocodone dan morphine dapat meningkatkan konsentrasi gabapentin sehingga berpotensi meningkatkan risiko efek samping

  • Penggunaan bersamaan dengan eosinofil dapat menyebabkan reaksi hipersensitif multi organ yang ditandai dengan demam, limfadenopati, ruam, dan lain-lain yang dapat berakibat fatal

Interaksi terhadap obat lainnya juga dapat terjadi.

Gabapentin pertama kali dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal AMerika Serikat, Parke-Davis, pada sekira tahun 70-an. Obat ini pertama kali digunakan di Inggris pada 1993 dan di Amerika Serikat pada 1994 untuk terapi pengobatan epilepsi. Pada tahun 2000, pemberian gabapentin mulai diterapkan untuk pasien anak-anak di Amerika Serikat.

Gabapentin Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Gabapentin?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Gabapentin adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Mengendalikan kekejangan pada epilepsi.

Deskripsi

Gabapentin merupakan obat untuk mengendalikan gejala kejang. Obat ini tidak dapat menyembuhkan epilepsi dan hanya berfungsi untuk mencegah kejang selama dikonsumsi secara rutin.

Gabapentin juga diresepkan untuk meredakan rasa sakit berkelanjutan yang diakibatkan oleh kerusakan saraf, seperti yang terjadi pada penderita diabetes, dan cacar api. Obat ini bukan untuk meredakan rasa sakit sehari-hari yang misalnya diakibatkan oleh luka ringan atau radang sendi.

Jenis obat

Obat antiepilepsi

Golongan

Obat resep

Manfaat

Mengendalikan epilepsi dan rasa sakit akibat kerusakan pada saraf.

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak 6 tahun ke atas

Bentuk obat

Tablet, kapsul , dan cairan yang diminum

Penggunaan gabapentin memerlukan resep dokter. Pastikan untuk mengikuti resep dan petunjuk yang disarankan oleh dokter menurut kondisi kesehatan Anda.

Peringatan:

  • Bagi wanita hamil, menyusui atau yang mencoba memiliki anak, tanyakan pada dokter tentang pemakaian obat ini
  • Tanyakan dosis gabapentin untuk anak-anak kepada dokter
  • Harap berhati-hati bagi penderita psikosis, penyakit ginjal, diabetes, dan depresi
  • Jika ingin mengonsumsi obat antasid, pastikan ada jarak minimal dua jam dengan waktu mengonsumsi gabapentin
  • Konsumsi gabapetin secara teratur tiap hari. Jangan berhenti mengonsumsi kecuali atas anjuran dokter
  • Jika mengonsumsi obat ini, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan rasa kantuk
  • Permulaan dan pemberhentian penggunaan obat ini perlu dilakukan secara bertahap untuk mencegah efek samping dan kembalinya kondisi semula
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter

Sekilas Tentang Obat Antikonvulsan
Antikonvulsan merupakan obat yang berfungsi mencegah, mengurangi, mengatasi serangan kejang.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Gabapentin?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Gabapentin:

Dosis obat ini berbeda bagi tiap pasien, tergantung pada kondisi yang diobati, tingkat keparahannya, dan respons tubuh pasien terhadap obat itu. Untuk pasien anak-anak, dosis juga harus disesuaikan dengan berat badan.

Dosis umum untuk epilepsi adalah 900-3.600 mg per hari. Total dosis per hari biasanya dibagi untuk tiga kali minum. Jarak waktu maksimum antar satu dosis dengan dosis berikutnya adalah 12 jam. Ini untuk memastikan kejang tidak terjadi dan tetap dicegah dengan secara teratur mengonsumsi gabapentin.

Untuk mengatasi rasa sakit akibat kerusakan saraf, dosis umum per hari adalah 900-3.600 mg juga dan dibagi untuk tiga kali minum.

Mengonsumsi Gabapentin dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan gabapentin sebelum menggunakannya.

Gunakan dosis rendah saat pertama mengonsumsi gabapentin, lalu naikkan dosisnya setelah beberapa hari. Hal ini bertujuan agar tubuh terbiasa dan beradaptasi dengan obat ini sehingga meminimalisasi efek samping.

Gabapentin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Jika diresepkan gabapentin tablet atau kapsul , gunakan air putih untuk membantu menelannya.

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Maksimum jarak waktu antara dosis adalah 12 jam; ini untuk mencegah terjadinya kejang. Usahakan untuk mengonsumsi gabapentin pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.

Bagi yang tidak sengaja melewatkan jadwal meminum gabapentin, disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat. Tetapi jangan mengganti dosis yang terlewat dengan menggandakan dosis gabapentin yang diminum berikutnya.

Pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter secara teratur selama mengonsumsi gabapentin, terutama dalam beberapa bulan pertama jika Anda mengidap epilepsi. Ini bertujuan agar dokter dapat memonitor perkembangan kondisi Anda.

Sebaiknya menghindari mengonsumsi alkohol dan obat antidepresan lain selama menggunakan gabapentin.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Gabapentin

Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk gabapentin. Tetapi gejala akibat efek samping umumnya reda setelah tubuh menyesuaikan diri. Yang terpenting, beri tahu dokter jika Anda bermasalah dengan obat yang dikonsumsi. Efek Samping yang paling umum terjadi akibat mengonsumsi obat ini adalah:

  • Mulut terasa kering
  • Sakit kepala
  • Lelah
  • Pandangan buram
  • Mengantuk
  • Konstipasi
  • Diare
  • Sakit perut
  • Perubahan berat badan
  • Sulit tidur
  • Perubahan suasana hati
  • Gemetar
  • Nyeri otot atau persendian

Segera hentikan konsumsi obat dan hubungi dokter jika mengalami efek samping yang mengganggu atau serius, seperti kulit atau putih mata menjadi kuning, sakit perut berkelanjutan yang disertai dengan muntah-muntah, memar atau pendarahan yang tidak biasa, dan ruam kulit atau pembengkakan mulut atau wajah.