Diviti



Deskripsi Diviti

Diviti adalah obat yang mengandung Fondaparinux Na, digunakan untuk mengobati terjadinya pembekuan darah pada kaki maupun yang terjadi pada paru-paru, serta dapat digunakan sebagai pencegah terjadinya tomboeboli vena terhadap seseorang yang sedang atau tengah melakukan ortopedik mayor pada bagian tungkai bawah.

Detail Diviti


  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antikoagulan, Antiplatelet dan Fibrinolitik (Trombolitik)

  • Apa Kandungan dan Komposisi Diviti?

    Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

    Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Diviti adalah:

    Fondaparinux Na 5 mg / mL

  • Bagaimana Kemasan dan Sediaan Diviti?


    Cairan Injeksi
  • Satuan Penjualan: Syringe
  • Kemasan: Box, 2 Prefilled Syringe @ 0.5 mL

  • Apa Nama Perusahaan Produsen Diviti?

    Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

    Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Diviti:

    Ferron Par Pharmaceutical/Dexa Medica

Diviti Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Diviti?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Diviti adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Diviti digunakan untuk pencegahan venous thromboembolic events (VTE) pada pasien yang menjalani pembedahan ortopedi mayor pada anggota badan bagian bawah seperti fraktur tulang pinggul, operasi penggantian lutut atau pinggul, pasien yang menjalani operasi perut yang berisiko komplikasi tromboemboli, pasien yang berisiko komplikasi tromboemboli karena penyakit akut, pengobatan akut deep vein thrombosis (DVT), pengobatan akut pulmonary embolism (PE).

Berapa Dosis dan Aturan Pakai Diviti?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Diviti:

Penggunaan Diviti harus dikonsultasikan dengan dokter. Dosis pemberian Diviti secara umum adalah:

  • Pencegahan venous thromboembolic events (VTE): 2,5 mg sehari sekali diberikan secara sub kutan pasca bedah, dosis awal harus diberikan minimal 6 jam setelah pembedahan selesai. Pengobatan dilanjutkan selama 5-9 hari, lansia > 75 tahun dan/ atau dengan berat badan < 50 kg dan/atau gangguan ginjal sedang dengan kreatinin klirens 30 mL/menit pemberian pertama tidak boleh kurang dari 6 jam setelah pembedahan selesai, injeksi tida k boleh diberikan kecuali apabila hemostasis tercapai
  • Pengobatan deep vein thrombosis (DVT) dan pulmonary embolism (PE) dosis 5 mg untuk BB < 50 kg, 7,5 mg BB 50 – 100 kg, 10 mg BB >100 kg, pengobatan diberikan secara sub kutan selama minimal 5 hari, pengobatan bersama antagonis vitamin K dimulai sesegera mungkin dalam waktu 72 jam

Bagaimana Cara Penyimpanan Diviti?


Simpan pada suhu di bawah 25°C.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Diviti Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Diviti, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Diviti?

Jika Anda lupa menggunakan Diviti, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Diviti Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Diviti?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Diviti yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Diviti?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Diviti yang mungkin terjadi adalah:

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Diviti adalah:

  • Umum: anemia, perdarahan (di berbagai tempat termasuk kasus jarang seperti perdarahan intrakranial, intraserebral, retroperitoneal), purpura (peradangan pembuluh darah), hematoma (kumpulan darah tidak normal diluar pembuluh darah), hematuria (darah dalam urine), hemoptisis (batuk darah), perdarahan gusi
  • Tidak umum: trombositopenia, trombositemia, platelet abnormal, gangguan koagulasi, sakit kepala, mual, muntah, abnormalitas pada uji fungsi hati, peningkatan enzim hati, ruam, pruritus, wound secretion demam, udem perifer, anemia, dispnea, nyeri dada
  • Jarang: infeksi pada luka pasca operasi, reaksi alergi, hipokalemia, ansietas, bingung, pusing, somnolens, vertigo, hipotensi, dispnea, batuk, nyeri abdomen, dispepsia, gastritis, konstipasi, diare, bilirubinemia, reaksi pada lokasi injeksi, nyeri dada, nyeri kaki, letih, udema pada genital, kulit memerah, sinkop

Apa Saja Kontraindikasi Diviti?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Diviti dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Hipersensitif terhadap komponen obat
  • Perdarahan aktif
  • Endokarditis bakterial akut (infeksi pada lapisan bagian dalam jantung)
  • Gangguan ginjal berat (kreatinin klirens < 20 mL/menit)

Apa Saja Interaksi Obat Diviti?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Diviti antara lain:


Desirudin, fibrinolitik agent, reseptor antagonis GP IIb/IIIa, heparin, heparinoid dan heparin bobot molekul rendah dapat meningkatkan risiko perdarahan, antiplatelet (asam asetil salisilat, dipiridamol, sulfinpirazon, tiklopidin, klopidogrel) dan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) harus diberikan dengan perhatian.

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Diviti Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Diviti untuk digunakan oleh wanita hamil:


Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Diviti ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).

Overdosis

  • Pemberian Diviti yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti peningkatan risiko perdarahan
  • Overdosis yang berhubungan dengan komplikasi perdarahan harus mengarah pada penghentian pengobatan dan mencari penyebab utama. Inisiasi terapi yang tepat yang mungkin termasuk hemostasis bedah, penggantian darah, transfusi plasma segar, plasmaferesis harus dipertimbangkan

Dexa Medica adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1969 oleh Drs. Rudy Soetikno Apt. seroang apoteker muda yang pernah bertugas sebagai tentara. Dikarenakan pernah terjadi kelangkaan pasokan obat, maka ia bersama rekannya mulai mendirikan sebuah perusahaan farmasi kecil dengan produk obat tablet.

Karena semakin meningkatnya permintaan, maka Dexa Medica meningkatkan kuantitas produksinya sehingga pada 1975 produknya telah tersedia di seluruh pulau Sumatera, dan pada 1978, produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan nasional, maka pada 1984 perusahaan ini mendirikan kantor pemasaran di Jakarta. Perusahaan ini pun semakin berkembang dan dibuktikan dengan produk-produknya yang berhasil menembus pasar negara-negara Asia dan Afrika sekaligus menjadikan Dexa Medica menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saat ini posisi CEO perusahaan dijabat oleh Ir. Ferry A. Soetikno, M.Sc., M.B.A.