Diprosta


Reg. No. DKL 9613014329 A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Meringankan penyakit kulit akibat alergi.

Komposisi

Tiap gram krim mengandung Betametason dipropionat 0,64 mg (setara dengan betametason 0,5 mg) dan Gentamisin sulfat 1,7 mg (setara dengan gentamisin 1 mg)

Aturan Pakai

Oleskan tipis sampai menutupi semua bagian yang sakit, 3 atau 4 kali sehari

Farmakologi

Diprosta Cream merupakan cream yang mengandung kombinasi kortikosteroid betametason dipropionat dan antibiotika gentamisin sulfat. Gentamisin sulfat merupakan antibiotika bakterisidal berspektrum luas yang termasuk dalam golongan aminoglikosida. Gentamisin secara aktif menembus membrane menyebabkan terhambatnya sintesis protein. Hidrokortison asetat merupakan salah satu adrenokortikoid yang dapat berdifusi menembus membrane sel dan akan membentuk kompleks dengan reseptor sitoplasma yang spesifik. Kompleks ini kemudian akan masuk ke inti sel, berikatan dengan DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA dan sintesis protein dari beberapa enzim inhibitor terjadinya inflamasi

Indikasi

Meringankan penyakit kulit akibat reaksi alergi yang disertai infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme yang rentan terhadap Gentamisin

Kontraindikasi

Pasien yang hipersensitif terhadap komponen-komponen penyusun cream ini

Pasien dengan vaksinia, varisela, tuberculosis kulit

Tidak untuk infeksi yang disebabkan oleh jamur dan virus

Efek Samping

Penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat mengakibatkan depresi sumsum tulang yang irreversible, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan anemia aplastik

Pemakaian adrenokortikoid topical dapat mengakibatkan efek samping local : rasa terbakar, gatal, iritasi,kulit kering, hipopigmentasi, dermatitis perioral, dan dermatitis kontak alergi

Pemakaian pembalut oklusif dapat meningkatkan insiden maserasi kulit infeksi sekunder, atrofi kulit, strial, miliaria

Peringatan dan perhatian

Walaupun belum pernah diuji pada manusia, penggunaan adrenokortikoid pada hewan uji dapat menyebabkan kelainan fetus. Maka topical adrenokortikoid tidak boleh digunakan jumlah besar atau dalam jangka panjang pada wanita hamil

Dapat terjadi pertumbuhan mikroorganisme yang berlebihan terutama untuk yang tidak rentan, sehingga jika terlihat terjadi superinfeksi hentikan penggunaan obat ini

Krim ini bukan untuk digunakan pada mata

Hubungi kembali dokter apabila dalam waktu satu minggu belum terlihat adanya perkembangan

Hentikan pengobatan bila terjadi iritasi atau sensitisasi

Absorpsi sistemik dari kortikosteroid akan meningkat bila menggunakan pembalut oklusif atau pada pengobatan secara intensif

Jangan digunakan pada daerah yang luas atau jangka waktu lama karena efek nefrotoksisitas dan ototoksisitas

Penggunaan obat ini lebih dari 7 hari tidak memberikan manfaat yang lebih besar jika dibandingkan penggunaan steroid tunggal

Dapat terjadi efek samping sistemik terutama pada bayi dan anak-anak

Pemakaian pada anak-anak :
Pasien pediatric dapat menunjukkan kerentanan yang lebih besar terhadap supresi poros Hipotalamus Pituitaria Adrenal (HPA) karena induksi kortikosteroid eksogen dan terhadap efek-efek kortikosteroid eksogen daripada pasien dewasa, karena absorpsinya yang lebih besar akibat besarnya antara luas permukaan tubuh dibanding berat badan. Supresi poros HPA, sindrom Cushing, retardasi pertumbuhan linear, terhambatnya pertumbuhan berat badan, dan hipertensi intrakamial, pernah dialami anak-anak yang menerima kortikosteroid topical. Manifestasi dari supresi adrenal pada anak-anak meliputi kadar kortisol dalam plasma yang rendah dan tidak adanya respon terhadap stimulasi ACTH. Manifestasi dari hipertensi intrakamial meliputi bulging fontanelle, sakit kepala dan papiledema bilateral. Jangan digunakan pada anak-anak di bawah 2 tahun. Harus diambil keputusan sepakat menghentikan pemberian air susu atau menghentikan obat dengan mempertimbangkan pentingnya obat bagi si ibu. Pemakaian kortikosteroid topical dalam jumlah besar dan jangka panjang dapat menekan fungsi pituitaria adrenal yang mengakibatkan insufisiensi adrenal sekunder dan menyebabkan manifestasi hiperkortikisme, termasuk penyakit Cushing.

Cara penyimpanan

Simpan pada suhu di bawah 30°C pada wadah tertutup rapat

Sekilas Tentang Konimex
PT. Konimex adalah suatu perusahaan farmasi yang didirikan oleh Djoenaedi Joesoef (Djoe Djioe Liang) pada 8 Juni 1967 di kota Solo, Jawa Tengah. Djoenaedi Joesoef adalah anak ke-4 dari 7 bersaudara dimana orang tuanya adalah pemilik dari toko obat tradisional Cina Eng Thay Hoo yang juga memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit.

Nama konimek merupakan kependekan dari "Kondang Import Export". Menurut pendirinya, nama itu adalah suatu harapan agar produk perusahaan ini bisa "kondang" atau "terkenal" di mana-mana. Awalnya perusahaan ini berfokus pada usaha penjualan produk obat, bahan kimia, alat laboratorium, dan alat kedokteran. Pada 1971 PT. Konimex memperoleh dukungan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).

Perusahaan ini memproduksi banyak jenis produk yang menurut pendirinya berpegang pada falsafah 3MU yaitu Mutu, Mudah, dan Murah. Produknya meliputi produk obat resep, obat OTC, vitamin, suplemen, permen, herbal, makanan ringan, minyak telon dan kayu putih, dan masih banyak lagi. Produk yang dihasilkan seperti Paramex, Konidin, Konicare, Inzana, Feminax, Zeropain, Siladex, Fungiderm, Braito, Renofit, Konilife, permen Hexos, Nano Nano, dan masih banyak lagi. Perusahaan ini cukup aktif mengiklankan produknya di televisi, radio, dan media cetak.

Fasilitas produksi PT. Konimex berlokasi di desa Sanggrahan, kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, negara Asia Tenggara, dan negara Timur Tengah. Untuk pemasarannya, perusahan ini mendirikan dua perusahaan distributor yakni PT. Sinar Intermark dan PT. Marga Nusantara.