CTM


Deskripsi

CTM adalah obat golongan antihistamin yang dapat bantu mengatasi gejala alergi yang dipicu oleh makanan, debu, serbuk sari, bulu hewan, serta gigitan binatang.Gejala-gejala alergi yang umum ditemui, antara lain batuk, pilek, mata berair, tenggorokan dan hidung gatal, serta ruam.Chlorpheniramine maleat, zat aktif yang menjadi kandungan CTM, bekerja dengan memblokir zat alami tertentu di dalam tubuh (histamin) yang menyebabkan reaksi alergi, sehingga membuat reaksi alergi berkurang.Obat CTM belum terbukti aman atau efektif pada anak-anak yang berusia di bawah 1 tahun. Karena itulah, hindari penggunaan CTM untuk mengatasi gejala alergi pada si kecil di bawah 1 tahun, kecuali sudah dikonsultasikan dengan dokter.

Keterangan

1. CTM TabletGolongan: Obat bebas terbatasKelas Terapi: Antihistamin

Apa Kandungan dan Komposisi CTM?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi CTM adalah:

Chlorpheniramine maleate 4 mgSatuan Penjualan: Strip

Bagaimana Kemasan dan Sediaan CTM?

dan Sediaan

Strip @10 tablet

Apa Nama Perusahaan Produsen CTM?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk CTM:

PIM PharmaceuticalHarga CTM Tablet: Rp1.100 – Rp2.000/strip2. CTM BotolGolongan: Obat bebas terbatasKelas Terapi: Antihistamin

Apa Kandungan dan Komposisi CTM?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi CTM adalah:

Chlorpheniramine maleate 4 mgSatuan Penjualan: Botol

Bagaimana Kemasan dan Sediaan CTM?

dan Sediaan

Botol @100 tablet

Apa Nama Perusahaan Produsen CTM?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk CTM:

PIM PharmaceuticalHarga CTM botol: Rp9.000- Rp21.000/botolArtikel Lainnya: Ruam Akibat Corona Bisa Bertahan Lama

CTM Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan CTM?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. CTM adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Fungsi obat CTM adalah untuk membantu meringankan gejala alergi seperti batuk, pilek, mata, hidung dan tenggorokan gatal, serta ruam.Namun demikian, ingatlah bahwa kegunaan obat CTM ini hanya sebatas meredakan gejala. Jadi, bijaklah dalam penggunaannya.Bila diperlukan, konsultasikan kepada dokter untuk mendapat dosis CTM yang pas.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai CTM?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai CTM:

Tujuan

meredakan gejala alergi

Bentuk

tabletAnak usia 1 tahun hingga kurang dari 2 tahun: 1 mg 2 kali sehari.Anak usia 2-5 tahun: 1 mg setiap 4-6 jam. Batasan maksimal dosis CTM per hari adalah 6 mg.Anak usia 6-11 tahun: 2 mg setiap 4-6 jam. Batas maksimal dosis per hari adalah 12 mg.Usia di atas 12 tahun hingga dewasa: 4 mg setiap 4-6 jam. Batas maksimal dosis per hari adalah 24 mg. Sementara, bagi orang di atas 65 tahun, dosis maksimal CTM adalah 12 mg.

Cara Menggunakan

Konsumsi CTM sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada kemasan atau sesuai anjuran dari dokter. Jangan mengonsumsinya lebih dari yang direkomendasikan. CTM dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan.

Bagaimana Cara Penyimpanan CTM?

Simpan obat ini pada suhu di bawah 25 derajat Celsius.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan CTM Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan CTM, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan CTM?

Jika Anda lupa menggunakan CTM, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan CTM Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan CTM?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan CTM yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping CTM?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping CTM yang mungkin terjadi adalah:

Setelah mengonsumsi CTM, beberapa efek samping yang mungkin muncul, antara lain:mengantukpusingsakit kepalasembelitsakit perutmulut keringpenurunan koordinasipenglihatan kaburmulut keringjantung berdebardenyut jantung lebih cepat dari normalArtikel Lainnya: Daftar Penyakit yang Ditandai dengan Flu dan Ruam Kulit

Overdosis

Penggunaan CTM yang melebihi dosis anjuran dapat menimbulkan gejala apnea, kejang, reaksi distonik, dan kolaps kardiovaskular selama aritmia.Jika terjadi overdosis, segera bawa ke rumah sakit.

Apa Saja Kontraindikasi CTM?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian CTM dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Obat CTM tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bila Anda termasuk dalam beberapa kategori di bawah ini:penderita glaukoma sudut sempitpasien obstruksi leher kandung kemihpasien hipertrofi prostatpenderita tukak lambung stenosispasien serangan asma akut

Apa Saja Interaksi Obat CTM?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat CTM antara lain:

Obat CTM tidak boleh digunakan bersamaan dengan:alkoholdepresan susunan saraf pusatanti-kolinergikpenghambat MAO

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan CTM?

CTM harus digunakan dengan hati-hati dalam kondisi berikut:epilepsipeningkatan tekanan intraokularglaukomahipertrofi prostatpenyakit kardiovaskular berat (misalnya penyakit jantung iskemik, hipertensi)retensi urineobstruksi pyloroduodenalbronkitis, bronkiektasis, tirotoksikosisanak-anaklansiakehamilan dan menyusuiSelain itu, CTM dapat menyebabkan kantuk. Jangan mengendarai kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin selama mengonsumsinya.Artikel Lainnya: Muncul Ruam saat Demam? Waspada Sindrom Sweet!

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan CTM Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan CTM untuk digunakan oleh wanita hamil:

Tidak ada data penelitian terkontrol soal keamanan CTM pada ibu hamil. Obat ini hanya direkomendasikan saat kehamilan apabila manfaat lebih besar daripada risikonya.

Peringatan Kehamilan

Ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi CTM.

Peringatan Menyusui

CTM dapat masuk ke dalam ASI. Sebelum mengonsumsi obat ini, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu.Penyakit TerkaitAlergi Rekomendasi Obat SejenisOrphenCohistanAlermaxPehachlorDapatkan informasi lainnya seputar kesehatan, penyakit, dan obat dengan mengunduh aplikasi .(HNS/AYU)Terakhir Diperbaharui: 14 Maret 2022Diperbaharui: Apt. Maria Dyah Kartika L.S., S.FarmDitinjau: Apt. Evita Fitriani., S. FarmReferensi:

Bagaimana Kemasan dan Sediaan CTM?

obatMIMS Indonesia. Diakses 2022. Chlorphenamine.