CENGKIH (syzygium aromaticum)


Cengkih atau Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr & Perry) merupakan tanaman tropis asli Indonesia dan dapat tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, baik di dataran rendah, dekat pantai maupun daerah pegunungan di ketinggian 900 mdpl. Tanaman cengkeh dapat tumbuh dengan baik jika mendapat cukup air dan sinar matahari langsung (Armando dan Asman, 2009), oleh karena itu tanaman cengkeh tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan sekitar 2210-3607 mm/tahun serta suhu udara berkisar 24-39 °C (Hernani dan Rahardjo, 2006).

Klasifikasi
  • Kingdom: Plantae
  • Filum: Tracheophyta
  • Kelas: Magnoliopsida
  • Ordo: Myrtales
  • Famili: Myrtaceae
  • Genus: Syzygium
  • Spesies: Syzygium aromaticum
Ciri-ciri Cengkeh

Deskripsi cengkeh yakni mempunyai habitus pohon dengan tinggi mencapai 5-10 meter. Cengkeh memiliki akar tunggang yang panjang dan kuat (Ketaren, 1985). Tajuk tanaman cengkeh umumnya berbentuk kerucut. Cabang-cabangnya sangat banyak dan rapat, pertumbuhan agak mendatar dan ukurannya relatif kecil jika dibandingkan dengan batang utama. Tanaman cengkeh memiliki daun yang tidak lengkap karena hanya mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), namun tidak memiliki pelepah daun (vagina). Daun tunggal bertangkai dan duduk bersilang. Bangun daunnya memanjang (oblongus), bagian ujung runcing (acutus), pangkalnya meruncing (acuminatus), susunan tulang menyirip (penninervis), tepi daunnya rata (integer), daging daunnya seperti kertas, tipis, tetapi cukup tegar. Daun berukuran panjang 2,5-5 cm dan lebar 6-13,5 cm. Daun berwarna merah muda ketika masih muda dan hijau ketika mulai menua dengan permukaan licin dan mengkilap karena keberadaan kelenjar minyak (Tjitrosoepomo, 2005).

Panjang batang utama tanaman cengkeh dapat mencapai 10-15 meter, permukaan batangnya kasar, berbentuk bulat (teres) dan memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak ranting. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus), percabangannya merupakan percabangan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang utama dan cabangnya, arah tumbuh cabang condong keatas (patens) (Tjitrosoepomo, 2005).

Bunga cegkeh merupakan bunga majemuk tak berbatas malai rata (corymbus rasomus), muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek. Kelopak berbentuk corong, pangkal berlekatan, mahkota berbentuk bintang dengan panjang 4-5 mm, benang sari banyak dengan panjang ± 5 mm, tangkai putik pendek, berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi merah ketika tua. Buah buni dengan panjang 2-2,5 cm dan berwarna merah sampai merah kehitaman. Biji berwarna coklat berukuran diameter ± 4 mm (Tjitrosoepomo, 2005).

Kandungan dan Manfaat Cengkeh

Semua bagian pohon (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) mengandung minyak atsiri, mulai dari akar, batang, daun sampai bunga (Ketaren, 1985). Minyak astiri daun cengkeh terdiri atas eugenol dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan asetil eugenol dan karioeugenol yang juga terkandung di dalam minyak atsiri cengkeh. Kuncup bunga mengandung 16-23% minyak atsiri yang terdiri dari eugenol, zat samak tipe gallat, sianidin ramnoglukosida (pigmen utama bunga), kuersetin, kaemferol, mirisetin dan isokuersitrin. Daun cengkeh mengandung asam gallat, metil gallat, turunan triterpen, asam oleanolat (kariofilin), asam betulinat. Kulit batang mengandung asam betulinat, friedelin, epifriedelinol, sitosterim, eugenin (suatu senyawa ester dari epifriedelinol dengan suatu asam lemak rantai panjang), dan C27H55COOH (Tjitrosoepomo, 1994). Tanaman cengkeh mengandung beberapa flavonoid (Nassar, 2006), selain itu tanaman cengkeh juga mengandung campesterol, karbohidrat, lipid, rhamnetin, sitosterol, stigmasterol dan vitamin (Barnes, dkkl., 2002). Bunga cengkeh yang sudah kering dapat digunakan sebagai obat kolera dan menambah denyut jantung. Minyak cengkeh juga bermanfaat untuk memperkuat lendir usus dan lambung serta menambah jumlah darah putih. Cengkeh dicampur dengan air jeruk, klembak, lada, pala, jenten ireng, mesoyi, ganti, daun muda gebang menghasilkan warna merah untuk daerah Jawa Tengah.

Minyak cengkeh

Minyak atsiri pada cengkeh memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai jenis mikroba seperti Campylobacter jejuni, Salmonella enteritidis, Escherichia coli, dan Stapphylococcus aureus, Porphyromonas gingivalis (Burt and Reinders, 2003; Zhang et al., 2017; Larhsini et al., 2001; Cressy et al., 2003; Friedman et al., 2002; Chaieb et al., 2007). Selain itu ekstrak cengkeh juga terbukti dapat menghambat proses replikasi virus hepatitis C (HCV) melalui metode in vitro (Hussein et al., 2000). Khasiat lain dari tanaman cengkeh antara lain sebagai, antiemetik (Barnes, dkk., 2002, antikarsinogenik (Zheng, 1992), analgetik, antivirus terutama Herpes simplex (Kurokawa, 1998).