Kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun lamanya. Pohon Kurma diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah dibudidayakan sejak zaman kuno dari Mesopotamia ke prasejarah Mesir, kemungkinan pada awal 4000 SM. Bangsa Mesir Kuno menggunakan buahnya untuk dibuat menjadi anggur kurma dan memakannya pada saat panen. Ada bukti arkeologi budidaya kurma di bagian Arab timur pada tahun 6000 SM. (Alvarez-Mon 2006). Pada zaman selanjutnya, orang Arab menyebarkanluaskan kurma di sekitar Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol dan Italia. Kurma diperkenalkan di Mexico dan California, disekitar Mission San Ignacio, oleh bangsa Spanyol pada tahun 1765. Kurma memiliki kandungan tannin yang tinggi dan secara medis memiliki daya pembersihan dan astringent pada usus yang bermasalah. Kurma dapat diberikan untuk sakit tenggorokan, pilek, penyakit selesema bronkial, meringankan demam dan sejumlah keluhan lainnya dalam bentuk infus, ramuan, sirup atau pasta. Satu keyakinan tradisional mengatakan bahwa kurma dapat menetralkan keracunan alkohol. Bubuk biji juga digunakan dalam beberapa obat-obatan tradisional. Getah yang dicucurkan oleh batang pohon, di India, digunakan untuk mengobati diare dan penyakit kencing genital. Akarnya digunakan melawan sakit gigi. Serbuk sari menghasilkan sebuah prinsip estrone, estrogenik, dan memiliki efek gonadotropic pada tikus muda. |