Apraclonidine


Apa Kandungan dan Komposisi Apraclonidine?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Apraclonidine adalah:

Apraclonidine hydrochloride

Apraclonidine Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Apraclonidine?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Apraclonidine adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Apraclonidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pencegahan tekanan tinggi pada mata yang dapat terjadi selama dan setelah dilakukan prosedur bedah laser. Selain itu ia juga digunakan dalam terapi penunjang jangka pendek glaukoma kronik. Dengan menurunnya tekanan pada mata maka akan membantu mencegah penurunan kemampuan penglihatan sekaligus mencegah kehilangan penglihatan.

Bagaimana Farmakologi Apraclonidine?

Apraclonidine merupakan suatu alpha adrenergic agonist yang tidak memiliki efek anestesi lokal (penstabil membran) secara signifikan. Apraclonidine bekerja dengan menurunkan jumlah cairan di dalam mata sehingga menurunkan tekanan intraokular untuk mencegah kerusakan saraf mata dan kehilangan penglihatan.

  • Onset: 1 jam, maksimum penurunan tekanan intraokular biasa terjadi dalam 3 hingga 5 jam setelah pemberian dosis tunggal
  • Durasi: ≥ 12 jam
  • Penyerapan: penyerapan sistemik rendah
  • Distribusi: melintasi pembatas okular-darah
  • Ekskresi: waktu paruh eliminasi: 8 jam (sebagai 0,5% solusi)

Apa Saja Kontraindikasi Apraclonidine?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Apraclonidine dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Apraclonidine dikontraidikasikan pemberiannya pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Pasien yang memiliki alergi atau hipersensitif terhadap apraclonidine dan pada kandungan tidak aktif lainnya yang ada di dalamnya
  • Pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular parah atau tidak stabil dan tak terkontrol termasuk hipertensi arteri tak terkontrol
  • Pasien yang sedang menggunakan obat penghambat MAO


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Apraclonidine Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Apraclonidine, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Apraclonidine?

Jika Anda lupa menggunakan Apraclonidine, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Apraclonidine Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Apraclonidine?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Apraclonidine yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Apraclonidine?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Apraclonidine yang mungkin terjadi adalah:

Efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan apraclonidine antara lain:

  • Pasien bedah laser: injeksi okular, elevasi kelopak mata atas, detak jantung tidak teratur, pernafasan tersumbat, inflamasi okular, konjungtiva, midriasis
  • Okular: terjadinya konjungtiva blanching, elevasi kelopak mata atas, midriasis, ketidaknyamanan, mata kering, mata gatal, hipotoni, penglihatan buram atau redup, reaksi alergi, konjungtiva blanching, perdarahan mikro
  • Gastrointestinal: nyeri abdomen, diare, ketidaknyamanan pada perut, emesis
  • Kardiovaskular: bradikardia, serangan vasovagal, palpitasi, episode ortostatik
  • Sistem saraf pusat: insomnia, gangguan mimpi, iritabilitas, penurunan libido
  • Lainnya: ketidaknormalan fungsi lidah, mulut kering, sakit kepala, nyeri dada, muncul keringat berlebih pada telapak tangan, tubuh terasa panas, sesak napas, peningkatan sekresi faring, fatigue, paresthesia, pruritus yang tidak berhubungan dengan ruam
  • Serius: pingsan, perubahan mood atau mental (seperti depresi), detak jantung melambat atau tidak teratur

Jika efek samping di atas terjadi dan semakin memburuk, segera hubungi dokter.

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Apraclonidine?

  • Sebelum menggunakan apraclonidine beritahu dokter bila pasien memiliki riwayat alergi atau hipersensitif terhadap apraclonidine dan pada kandungan non aktif yang terdapat di dalamnya
  • Beritahu dokter mengenai riwayat kesehatan pasien terkhusus bila pasien pernah menderita penyakit pembuluh darah (seperti penyakit serebrovaskular, penyakit Raynaud), tekanan darah tinggi, masalah jantung (serangan jantung), penyakit ginjal, gangguan mental (depresi), pingsan setelah tekanan mental (serangan vasovagal)
  • Apraclonidine dapat menyebabkan penglihatan buram dan kemungkinan menyebabkan pusing dan mengantuk. Pasien dilarang mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin selama menggunakan obat ini
  • Tidak diketahui keamanannya untuk digunakan oleh wanita hamil dan menyusui. Konsultasikan lebih dahulu pada dokter sebelum memulai terapi dengan apraclonidine
  • Apraclonidine dapat menyebabkan penurunan intraokular. Pasien yang mengalami pengurangan tekanan intraokular terlalu berlebihan harus dilakukan pemantauan terus-menerus
  • Hati-hati penggunaan pada pasien dengan insufisiensi koroner, infark miokard, penyakit serebrovaskular, gangguan ginjal parah, penyakit Raynaud
  • Tidak diketahui tingkat keamanannya untuk digunakan oleh pasien pediatrik
  • Tidak ditemukan perbedaan keamanan dan efikasinya bila digunakan oleh pasien lanjut usia

Apa Saja Interaksi Obat Apraclonidine?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Apraclonidine antara lain:

  • Menggunakan apraclonidine dengan penghambat MAO (isocarboxazid, linezolid, methylene blue, moclobemide, phenelzine, procarbazine, rasagiline, safinamide, selegiline, tranylcypromine) secara bersamaan dapat menyebabkan efek serius dan fatal. Obat penghambat MAO tidak boleh digunakan dalam 2 minggu sebelum memulai terapi dengan apraclonidine
  • Jangan gunakan apraclonidine bersamaan dengan beta-blocker (atenolol, metoprolol), obat tekanan darah tinggi, antidepresan trisiklik (amitriptyline, nortriptyline) sebab dapat menyebabkan penurunan denyut jantung dan tekanan darah
  • Penggunaan bersamaan dengan topikal simpatomimetik dapat menyebabkan tekanan sistemik

Overdosis

Overdosis apraclonidine ditandai dengan gejala bradikardia, mengantuk, hipotermia. Lakukan perawatan suportif dan terapi gejala.

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Apraclonidine Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Apraclonidine untuk digunakan oleh wanita hamil:

Kategori C: Studi terhadap binatang percobaan, memperlihatkan adanya efek-efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil, atau studi terkontrol pada wanita hamil dan binatang percobaan. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Sekilas tentang obat antiglaukoma
Obat antiglaukoma bekerja pada sistem cairan akuos untuk menurunkan tekanan intraokuIar melalui tiga mekanisme utama, yaitu:

  • Menurunkan produksi akuos di badan siliar

  • Meningkatkan aliran keluar cairan akuos melalui anyaman trabekula, dan

  • Meningkatkan aliran keluar cairan akuos melalui jalur uveosklera

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

Penyebab utama glaukoma adalah meningkatnya tekanan bola mata di atas 20mmHg, penyebab lainnya adalah hipertensi dan diabetes mellitus. Walaupun jarang dapat juga disebabkan emosi yang tidak stabil, migrain, penyempitan pembuluh darah dan lain-lain. Tekanan bola mata di atas normal yang terus menerus akan merusak saraf penglihatan, tetapi seringkali tidak disadari oleh pasien, karena kerusakannya sedikit demi sedikit, oleh karenanya perlu pemeriksaan mata, jika telah berusia 40 tahun ke atas. Tekanan bola mata yang di atas normal pada tahap awal akan diberikan obat tetes mata untuk menurunkan tekanan bola mata menjadi normal.

Jenis glaukoma yang paling umum adalah glaukoma sudut terbuka. Jenis utama lainnya adalah glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut terbuka adalah bentuk glaukoma yang biasanya berkembang sangat lambat karena saluran drainase mata secara bertahap menjadi tersumbat. Tidak ada tanda-tanda peringatan dini untuk glaukoma sudut terbuka, sehingga sering disebut “pencuri yang diam-diam mengambil penglihatan”. Glaukoma sudut tertutup adalah jenis glaukoma yang disebabkan oleh kenaikan tekanan mata mendadak dan berat. Hal ini terjadi ketika pupil membesar terlalu banyak atau terlalu cepat, dan tepi luar dari iris menyumbat kanal drainase mata. Glaukoma ini dapat akut atau kronis.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Apraclonidine?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Apraclonidine:

Terapi pencegahan peningkatan tekanan intraokular pasca bedah laser

Dewasa: sebagai solusi 1%: 1 tetes pada mata yang akan dioperasi 1 jam sebelum bedah laser dan 1 tetes pada mata yang sama segera setelah selesai menjalani bedah laser.

Terapi tambahan jangka pendek glaukoma kronik

Dewasa: sebagai solusi 1%: 1-2 tetes pada mata yang terdampak 3 kali sehari. Lakukan observasi dalam interval 5 menit antara terapi glaukoma okular lainnya (untuk mencegah penghilangan dosis sebelumnya). Durasi terapi maksimal: 1 bulan.

Sediaan dan Rute Pemberian

  • Solusi/drop 5,75 mg/1 ml, opthalmic
  • Solusi/drop 10 mg/1 ml, opthalmic
  • Solusi 5 mg/1 ml, opthalmic
  • Solusi 1%, opthalmic
  • Solusi 0,5%, opthalmic

Bagaimana Cara Penyimpanan Apraclonidine?

  • Simpan pada suhu antara 2°-25ºC, terlindung dari cahaya dan pembekuan
  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan

Nama Brand Apraclonidine?

Iopidine