Cinolon


CINOLON®
Krim, Gel

Tiap gram mengandung:
Fluosinolon Asetonida …………………. 0,25 mg

FARMAKOLOGI
CINOLON® mengandung Fluosinolon Asetonida yaitu suatu glukokortikoid sintetik yang mempunyai efek anti-inflamasi dan anti-pruritik.

Sekilas Tentang Fluocinolone Acetonide Pada Cinolon
Fluocinolone acetonide adalah suatu zat kortikosteroid yang biasa digunakan dalam dunia dermatologi untuk mengatasi inflamasi kulit dan meredakan rasa gatal. Obat ini adalah turunan dari hydrocortisone. Obat ini pertama kali disintesa pada 1959 oleh Syntex Laboratories, Amerika Serikat, dan dipasarkan pertama kali dengan merek Synalar.

Fluocinolone acetonide dapat tersedia dalam berbagai bentuk dan kemasan seperti pada produk shampo, lotion, cream, body oil, dan lain-lain. Efek samping yang mungkin dapat terjadi akibat penggunaan fluocinolone acetonide seperti hipersensitif, ruam, iritasi, muncul stretch mark, jerawat, dan kulit kering.

Cinolon Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Cinolon?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Cinolon adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


CINOLON® diindikasikan untuk meredakan inflamasi dan pruritus pada dermatosis yang responsif oleh kortikosteroid.

Apa Saja Kontraindikasi Cinolon?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Cinolon dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:


Infeksi kulit yang disebabkan oleh tuberkulosa, jamur dan virus (vaccinia, varicella, herpes simplex).
Hipersensitivitas terhadap komponen obat ini.
Acne vulgaris, rosacea dan perioral dermatitis.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Cinolon Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Cinolon, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Cinolon?

Jika Anda lupa menggunakan Cinolon, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Cinolon Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Cinolon?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Cinolon yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Cinolon?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Cinolon yang mungkin terjadi adalah:


Hipersensitivitas terutama di bagian kulit yang tertutup rapat dapat timbul iritasi, rasa seperti terbakar, gatal dan kekeringan pada kulit.

Apa saja Perhatian Penggunaan Cinolon?

  • Bila timbul iritasi, pemakaian harus dihentikan
  • Pada kasus infeksi, harus dikombinasikan dengan preparat anti bakteri atau anti jamur
  • Hindari penggunaan jangka panjang pada bayi dan anak-anak
  • Obat ini bukan untuk mata
  • Hindari kontak dengan mata. Jika terjadi kontak dengan mata dan timbul iritasi yang berat, segera bilas dengan air dalam jumlah yang banyak
  • Penderita sebaiknya dinasehati untuk tidak menggunakan obat ini untuk penyakit lain dari yang telah ditetapkan
  • Jangan membalut, menutup, ataupun membungkus area kulit yang diobati, kecuali atas petunjuk dokter
  • Penderita sebaiknya memberikan keterangan lengkap atas reaksi efek samping yang timbul, terutama akibat dari pembalutan
  • Penggunaan untuk pediatrik: Selama pemakaian jangka panjang dari Fluosinolon topikal dapat mengakibatkan penekanan potensi adrenal, sebagai akibatnya akan terjadi penghambatan pada pertumbuhan
  • Telah direkomendasikan bahwa kortikosteroid topikal sebaiknya tidak digunakan secara luas selama kehamilan (misalnya, untuk periode jangka panjang atau dalam jumlah lebih besar dari 30 g per minggu)
  • Hati-hati menggunakan kortikosteroid topikal pada ibu menyusui
  • Absorpsi sistemik dan kortikosteroid topikal telah menyebabkan supresi aksis HPA (Hypothalamic Pituitary Adrenal) yang reversibel, manifestasi sindroma Cushing, hyperglikemia dan glukosuria pada beberapa pasien
  • Seperti halnya beberapa produk kortikosteroid topikal, penggunaan dalam jangka panjang kemungkinan dapat menyebabkan atropi pada kulit dan jaringan subkutan

Sekilas tentang kulit
Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang memiliki luasnya sekitar 2 m2 dengan ketebalan rata-rata 1-2 mm. Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan hipodermis atau subkutis.

Sebagai organ yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, kulit memiliki fungsi menutupi dan melindungi organ-organ dibawahnya, mencegah infeksi, mengatur suhu tubuh, mengekskresi zat buangan, mensintesis vitamin D, dan menjadi sensor peraba.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Cinolon?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Cinolon:


Oleskan tipis pada tempat yang sakit, 3 – 4 kali sehari, tergantung dan beratnya penyakit.
Atau menurut petunjuk dokter.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Izin, Kemasan & Sediaan Cinolon


Krim :
Tube dengan berat bersih 10 gram
No. Reg.: DKL8322203829A1

Gel :
Tube dengan berat bersih 10 gram
No. Reg.: DKL9622217928A1

PENYIMPANAN
Simpan di tempat sejuk.

Dibuat oleh:
PT SANBE FARMA
Bandung – Indonesia

Sanbe Farma merupakan suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 28 Juni 1975 oleh Drs. Jahja Santoso, Apt yang merupakan seorang apoteker lulusan ITB yang berhasil lulus dengan predikat cum laude. Awalnya Sanbe Farma hanyalah sebuah industri rumahan yang memproduksi kapsul Colsancetine. Kemudian seiring dengan meningkatnya kebutuhan produksi, pada 1980 perusahaan ini memindahkan lokasinya ke tempat yang lebih luas yaitu di Cimahi dan di tempat itu perusahaan ini mendirikan fasilitas produksi berbagai jenis obat.

Selanjutnya pada 1992, Sanbe Farma mulai memproduksi obat-obatan bebas atau OTC. Pada 1996 perusahaan ini kembali memperluas area industrinya untuk memenuhi kebutuhan produksi yang semakin besar diantaranya untuk memproduksi produk betalaktam, sefalosporin, injeksi, tetes mata, sediaan steril, serbuk injeksi, dan lain-lain. Sanbe Farma telah mengantongi lebih kurang 43 sertifikat CPOB dari berbagai negara. Perusahaan ini memiliki produk yang telah dipasarkan di lebih kurang 20 negara. Berdasarkan informasi, perusahaan ini menepati urutan ke-4 sebagai perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Sanbe Farma juga memiliki beberapa anak perusahaan yang juga bergerak dibidang farmasi dan produk kesehatan seperti PT Caprifarmindo Laboratories dan PT Bina San Prima .