TB Zet


Apa Kandungan dan Komposisi TB Zet?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi TB Zet adalah:

Tiap TB ZET tablet mengandung,
Pyrazinamide……………………………………………. 500 mg

 

Bagaimana Farmakologi TB Zet?

Pyrazinamide merupakan senyawa Pyrazine analog Nicotinamid, dapat bersifat bakteriostatik ataupun bakterisidal terhadap Mycobacterium tuberculosis tergantung dari konsentrasi Pyrazinamide pada saat mencapai tempat terjadinya infeksi. Pyrazinamide bekerja hanya pada pH sekitar 5,5 (agak asam) dan efektif dalam mengeliminasi basil yang berkembang lambat pada lingkungan intra maupun ekstra seluler yang bersuasana asam. Mekanisme kerja dalam menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis tidak diketahui.

 

TB Zet Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan TB Zet?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. TB Zet adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

TB ZET digunakan pada pengobatan tuberkulosis dalam kombinasi dengan antituberkulosis lain sesuai Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.

 

Apa Saja Kontraindikasi TB Zet?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian TB Zet dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

– Penderita dengan kerusakan hati, hiperurikemia, artritis gout.
– Hipersensitivitas terhadap Pyrazinamide.
– Wanita hamil dan menyusui.

 


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan TB Zet Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan TB Zet, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan TB Zet?

Jika Anda lupa menggunakan TB Zet, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan TB Zet Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan TB Zet?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan TB Zet yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping TB Zet?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping TB Zet yang mungkin terjadi adalah:

Efek Samping yang mungkin terjadi :
Demam, porfiria, disuria, mialgia arthalgia, mual, muntah dan anorexia. Dapat timbul tanda-tanda dan gejala kerusakan hati (mata dan kulit berwarna kuning).

 

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan TB Zet?

  • Sebelum dan selama pengobatan dengan Pyrazinamide harus dilakukan pemeriksaan fungsi hati secara teratur
  • Jika jelas terjadi kerusakan hati, hentikan pengobatan
  • Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, riwayat Gout atau diabetes melitus
  • Diharuskan memakan obat antituberkulosa secara teratur sesuai jadwal terutama pada fase awal pengobatan

Apa Saja Interaksi Obat TB Zet?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat TB Zet antara lain:

Pyrazinamide bersifat antagonis terhadap efek Probenesid dan Sulfinpirazone.

 :: Dosis Info ::

Dewasa : 20-35 mg/kg berat badan per hari maksimum 3 gram terbagi dalam 3-4 dosis.
Anak-anak : 20 mg/kg berat badan per hari, terbagi dalam 3-4 dosis.

 

Izin BPOM, Kemasan, dan Sediaan TB Zet

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk TB Zet:

Dus @ isi 10 strip @ 10 tablet
No. Reg. : DKL 0315616810 A1

 

Bagaimana Cara Penyimpanan TB Zet?

Simpan pada suhu kamar (25-30) ºC, kering dan terlindung dari cahaya

Meprofarm adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1973 oleh Wanne Mardiwidyo. Awalnya perusahaan ini memasarkan obat generik yang pada waktu itu masih diproduksi secara maklon atau dikerjakan oleh pihak lain di ITB (Institut Teknologi Bandung).

Tahun 1993 Meprofarm mulai membangun fasilitas produksi yang dinamakan Mepro-1 di Bandung dengan tujuan untuk memperbesar skala produksi dan mendapatkan sertifikat CPOB dari Kementrian Kesehatan. Fasilitas Mepro-1 digunakan untuk produksi, riset and development, gudang, marketing, dan keuangan perusahaan. Di lokasi tersebut diproduksi produk sefalosporin steril dan non-steril. Tahun 1996 meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat CPOB untuk produk farmasi dengan sediaan tablet, kapsul, sirup cair dan kering, dan krim, dua tahun kemudian berhasil memperoleh sertifikat CPOB untuk produk sefalosporin dengan sediaan serbuk steril, tablet, dan sirup kering.

Pada tahun 2006, perusahaan ini mulai membangun fasilitas produksi Mepro-2 yang lokasinya persis dibelakang Mepro-1. Fasilitas baru ini ditujukan untuk memproduksi produk farmasi dengan sediaan cairan steril meliputi cairan injeksi, sirup cair, supositoria, krim, dan sirup kering. Selain itu fasilitas ini juga digunakan untuk riset and development. Oleh karenanya pada 2008, Meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 dan pada 2011 seiring dengan telah diperolehnya sertifikat CPOB pada fasilitas Mepro-2, maka dimulailah produksi perdana di fasilitas ini.

Beberapa perusahaan farmasi lainnya yang telah menjalin kerjasama dengan Meprofarm antara lain PT. Tanabe Indonesia, PT. Astellas, PT. Dexa Medica, PT. Holi Pharma, PT. Otto Pharmaceutical, dan sebagainya.