Yosenob


Apa Kandungan dan Komposisi Yosenob?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Yosenob adalah:

Fenofibrate

Sekilas Tentang Fenofibrate Pada Yosenob
Fenofibrate merupakan suatu zat obat yang digunakan dalam terapi pengobatan pada ketidaknormalan kadar lipid dalam darah. Fenofibrate umumnya digunakan untuk mengatasi hiperkolesterolemia (Tingginya kadar kolesterol dalam darah) dan dislipidemia (ketidaknormalan kadar lipid dalam darah). Biasanya obat ini digunakan bersamaan dengan produk suplemen makanan.

Fenofibrate mampu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kemungkinan terjadinya retinopati diabetik pada penderita diabetes mellitus. Selain itu obat ini terkadang juga digunakan untuk terapi tambahan pada pasien asam urat di mana kadar asam urat yang ada pada darahnya berada di atas batas normal.

Fenofibrate bekerja dengan mengaktifkan peroxisome proliferator-activated receptor alpha (PPARα) yang kemudian mengaktifkan lipoprotein lipase dan mengurangi apoprotein CIII yang meningkatkan lipolisis dan eliminasi trigliserida dari plasma. PPARα juga meningkatkan apoprotein AI dan AII,mengurangi VLDL dan LD yang mengandung apoprotein B, meningkatkan HDL yang mengandung apoprotein AI dan AII.

Pemberian fenofibrate dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki gangguan ginjal parah termasuk bagi mereka yang menerima dialisis, pasien yang memiliki penyakit hati termasuk penyakit sirosis bilier primer dan ketidaknormalan fungsi hati lainnya, pasien dengan gangguan kantong empedu, wanita menyusui, dan pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap fenofibrate.

Efek samping yang umum terjadi setelah penggunaan fenofibrate antara lain sakit kepala, nyeri punggung, nasofaringitis, mual, mialgia, nyeri pada persendian, diare, infeksi sistem pernapasan bagian atas, batu ginjal, dan lain-lain yang tidak disebutkan di sini.

Hati-hati penggunaan fenofibrate pada pasien yang mengalami miopati dan rhabdomiolisis. Pemberian fenofibrate dapat meningkatkan kadar serum transaminase, serum kreatinin, peningkatan pengeluaran kolesterol menuju empedu sehingga meningkatkan risiko terkena batu ginjal.

Fenofibrate dapat berinteraksi jika diberikan bersamaan dengan obat lainnya seperti:
  • Penggunaan bersamaan dengan cholestyramine, colestipol dan obat sejenisnya dapat menurunkan efikasi fenofibrate

  • Pemberian bersamaan dengan produk imunosupresan seperti ciclosporin atau tacrolimus dapat meningkatkan risiko disfungsi ginjal

  • Pemberian bersamaan dengan antagonis vitamin K seperti warfarin dapat meningkatkan risiko perdarahan

  • Penggunaan bersamaan dengan produk statin dapat menyebabkan miopati atau rhabdomiolisis

Fenofirbrate pertama kali disentesa pada 1974 sebagai produk turunan clofibrate yang kemudian tidak lama setelahnya langsung diluncurkan untuk umum di Perancis. Fenofibrate pertama kali disebut dengan procetofen yang kemudian dirubah namanya menjadi fenofibrate.

Fenofibrate tidak dianjurkan untuk digunakan oleh wanita hamil dan FDA mengkategorikannya keamanannya bagi wanita hamil ke dalam kategori C. Fenofibrate juga tidak dianjurkan untuk digunakan oleh wanita menyusui sebab zat obat ini masuk menembus ke dalam ASI yang dapat membayakan bayi yang disusui

Yosenob Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Yosenob?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Yosenob adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Hiperkolesterolemia (tipe IIA), hiperlipidemia gabungan (tipe IIB dan III), hipertrigliserida (tipe IV).

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Yosenob?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Yosenob:

Dewasa : 300 mg/hari ditingkatkan menjadi 400 mg/hari, jika perlu. Pemeliharaan : 200 mg/hari. Anak > 12 tahun : 5 mg/kg/hari.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Yosenob?

Diberikan sesudah makan.

Apa Saja Kontraindikasi Yosenob?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Yosenob dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Disfungsi ginjal dan hepatik berat, penyakit kandung empedu. Hamil dan laktasi.

Apa saja Perhatian Penggunaan Yosenob?

Tes fungsi hati secara periodik. Hati-hati pemberian bentuk terapi lain jika konsentrasi lemak kurang memuaskan setelah 3-6 bulan.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Yosenob Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Yosenob, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Yosenob?

Jika Anda lupa menggunakan Yosenob, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Yosenob Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Yosenob?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Yosenob yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Yosenob?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Yosenob yang mungkin terjadi adalah:

Gangguan GI, reaksi alergi, meningkat serum transaminase, sakit kepala, fatigue, vertigo.

Apa Saja Interaksi Obat Yosenob?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Yosenob antara lain:

Efek potensiasi dari antikoagulan oral. Meningkatkan risiko miopati dengan inhibitor HMG-CoA reduktase.

Kemasan & Harga Yosenob

Kapsul 300 mg x 3 x 10, Rp 13.000

Apa Nama Perusahaan Produsen Yosenob?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Yosenob:

Nufarindo

Sekilas Tentang Nufarindo (Exeltis Indonesia)
PT. Nufarindo merupakan suatu perusahaan farmasi yang awal mulanya berdiri dengan nama PT EMPEECO yang didirikan pada 30 April 1974 di Semarang. Pada 24 April 1977, PT. EMPEECO berubah namanya menjadi PT. Nusa Jaya Farma yang kemudian pada 15 Juni 1981, secara resmi digunakan nama PT. Nufarindo sebagai nama resmi perusahaan.

Tahun 2012 PT. Nufarindo diakuisisi oleh CHEMO Group, perusahaan multinasional asal Spanyol. CHEMO Group kemudian mengakuisisi Exeltis pada 2013 Selanjutnya CHEMO Group mendirikan perusahaan Insud Pharma untuk menggabungkan seluruh unit bisnisnya termasuk PT. Nufarindo dan Exeltis Global dan kini PT. Nufarindo menggunakan nama Exeltis Indonesia.

Pabrik PT. Nufarindo ada di Semarang, Jawa Tengah dengan area seluas 17,8 ribu meter persegi. Produk-produk yang dihasilkan di pabrik ini merupakan produk hormonal dan non hormonal dengan berbagai sediaan seperti tablet, kapsul, liquid, semi solid, dan lain-lain. Beberapa kategori produk yang diproduksi diantaranya woman's health care, dental health care, perawatan luka, dan lain-lain. Perusahaan ini memiliki laboratorium R&D yang digunakan untuk pengembangan produk. PT. Nufarindo telah menerima sertifikat CPOB untuk produk tablet dan tablet salut non beta laktam, kapsul keras non beta laktam, semi solid non beta laktam, sirup oral non beta laktam, dan produk hormonal.

Kantor pusat PT. Nufarindo (Exeltis Indonesia) ada di Kirana Two Office Tower Lt. 7 Unit E, Kelapa Gading, Jakarta Utara.