Triminex Adult


Reg. No. DKL 9313007910 A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Mengobati infeksi, tersedia dalam kemasan strip @ 4 tablet

Komposisi

Tiap tablet mengandung : Trimetoprim 80 mg dan Sulfametoksazol 400 mg

Aturan Pakai

Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 2 x 2 tablet sehari
Anak umur 6 – 12 tahun                : 2 x 1 tablet sehari
Anak umur 6 bulan – 5 tahun : 2 x ½ tablet sehari

Untuk infeksi berat dosis dapat dinaikkan 50% lebih tinggi. Triminex harus diberikan, sekurang-kurangnya 5 hari, atau penderita sudah 2 hari bebas dari gejala.

Farmakologi

Triminex merupakan antibakteri yang efektif melawan berbagai jenis organism gram positif dan gram negative seperti Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus influenza, Neisseriae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, P. vulgaris, Bordetella, Salmonella, Klebsiella, Aerobacter, Shigella, Vibrio cholera, Brucella, Pseudomonas, Pseudomallei, P. kapsul acia, Serratia marcescens, Pneumocystis carinii, Yersinia, dan Nocardia. Aktifitas antibakteri Triminex disebabkan kerja Sulfametoksazol dan Trimetoprim pada reaksi enzimatik yang berurutan untuk pembentukan asam tetrahidrofolat pada bakteri. Sulfametoksazol menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat, sedangkan Trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.

Indikasi

Infeksi traktus urinarius, seperti : pielonefritis dan pielitis oleh kuman yang sensitive seperti E.coli, Klebsiella, Enterobacter, dan Proteus

Infeksi traktus gastrointestinal, terutama oleh kuman Salmonella dan Shigella seperti tifoid, paratifoid, dan disentri basiler

Infeksi traktus respiratorius seperti bronchitis akut dan kronik serta infeksi THT seperti otitis media oleh kuman H.influenzae dan Streptococcus pneumonia

Infeksi lain seperti toxoplasmosis dan infeksi lainnya dimana obat terpilih tidak dapat diberikan.

Kontraindikasi

Sensitif terhadap sulfonamide, kerusakan hati, diskrasia darah, kerusakan ginjal yang parah, wanita hamil dan menyusui, bayi premature serta bayi di bawah umur 2 bulan

Efek Samping

Mual, muntah, ruam kulit, trombositopenia, purpura, leucopenia, neutropenia, biasanya dapat dinormalkan pada penghentian obat

Reaksi kulit yang serius (jarang terjadi) termasuk toxic epidermal necrolysis, eritema multiform, exfoliative dermatitis dan sindroma Stevens – Johnson.

Interaksi Obat

Antikoagulan oral : meningkatkan efeknya

Obat hipoglikemik : besarnya dosis obat hipoglikemik dapat dipengaruhi

Pyrimethamin : penderita yang diberi Pyrimethamin lebih dari 25 mg / minggu (sebagai profilaksis terhadap malaria) secara bersamaan, dapat timbul anemia megaloblastik

Perubahan nilai laboratorium : dapat terjadi penurunan nilai kliren kreatinin yang reversible

Meningkatkan efek hipoglikemik dari obat-obat hipoglikemik oral dan efek menekan sumsum tulang dari metotreksat

Memperpanjang waktu paruh dari fenitoin

Sulfametoksazol dapat digantikan dari kedudukan ikatan protein plasma oleh obat-obat asidik tertentu, termasuk fenilbutazon, dikumarol, dan asam salisilat

Thrombositopenia terjadi lebih sering jika sulfonamide dan diuretic tiazid diberikan bersama-sama

Hipoatremia dilaporkan terjadi pada penggunaan Trimetoprim dan diuretic secara bersamaan

Peringatan dan Perhatian

Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis perlu dikurangi, atau jarak antara pemberian obat diperpanjang untuk mencegah terjadinya akumulasi dalam darah

Dianjurkan perhitungan kadar obat dalam plasma pada beberapa penderita

Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan hitung jenis darah, bila obat ini dipakai untuk jangka panjang. Terutama pada orang tua, dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan pada darah karena defisiensi asam folat, dan akan kembali normal dengan pemberian asam folat

Minum yang cukup dijaga selama pengobatan untuk menghindari kristaluria

Pengobatan harus segera dihentikan bila terjadi ruam kulit

Tidak untuk mengobati faringitis yang disebabkan oleh E. hemolytic dan Streptococcus group A.

Cara penyimpanan

Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya

Sekilas Tentang Konimex
PT. Konimex adalah suatu perusahaan farmasi yang didirikan oleh Djoenaedi Joesoef (Djoe Djioe Liang) pada 8 Juni 1967 di kota Solo, Jawa Tengah. Djoenaedi Joesoef adalah anak ke-4 dari 7 bersaudara dimana orang tuanya adalah pemilik dari toko obat tradisional Cina Eng Thay Hoo yang juga memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit.

Nama konimek merupakan kependekan dari "Kondang Import Export". Menurut pendirinya, nama itu adalah suatu harapan agar produk perusahaan ini bisa "kondang" atau "terkenal" di mana-mana. Awalnya perusahaan ini berfokus pada usaha penjualan produk obat, bahan kimia, alat laboratorium, dan alat kedokteran. Pada 1971 PT. Konimex memperoleh dukungan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).

Perusahaan ini memproduksi banyak jenis produk yang menurut pendirinya berpegang pada falsafah 3MU yaitu Mutu, Mudah, dan Murah. Produknya meliputi produk obat resep, obat OTC, vitamin, suplemen, permen, herbal, makanan ringan, minyak telon dan kayu putih, dan masih banyak lagi. Produk yang dihasilkan seperti Paramex, Konidin, Konicare, Inzana, Feminax, Zeropain, Siladex, Fungiderm, Braito, Renofit, Konilife, permen Hexos, Nano Nano, dan masih banyak lagi. Perusahaan ini cukup aktif mengiklankan produknya di televisi, radio, dan media cetak.

Fasilitas produksi PT. Konimex berlokasi di desa Sanggrahan, kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, negara Asia Tenggara, dan negara Timur Tengah. Untuk pemasarannya, perusahan ini mendirikan dua perusahaan distributor yakni PT. Sinar Intermark dan PT. Marga Nusantara.