HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Anak umur 6 – 12 tahun : 2 x 1 tablet sehari
Anak umur 6 bulan – 5 tahun : 2 x ½ tablet sehari
Untuk infeksi berat dosis dapat dinaikkan 50% lebih tinggi. Triminex harus diberikan, sekurang-kurangnya 5 hari, atau penderita sudah 2 hari bebas dari gejala.
–
Infeksi traktus gastrointestinal, terutama oleh kuman Salmonella dan Shigella seperti tifoid, paratifoid, dan disentri basiler
–
Infeksi traktus respiratorius seperti bronchitis akut dan kronik serta infeksi THT seperti otitis media oleh kuman H.influenzae dan Streptococcus pneumonia
–
Infeksi lain seperti toxoplasmosis dan infeksi lainnya dimana obat terpilih tidak dapat diberikan.
–
Reaksi kulit yang serius (jarang terjadi) termasuk toxic epidermal necrolysis, eritema multiform, exfoliative dermatitis dan sindroma Stevens – Johnson.
–
Obat hipoglikemik : besarnya dosis obat hipoglikemik dapat dipengaruhi
–
Pyrimethamin : penderita yang diberi Pyrimethamin lebih dari 25 mg / minggu (sebagai profilaksis terhadap malaria) secara bersamaan, dapat timbul anemia megaloblastik
–
Perubahan nilai laboratorium : dapat terjadi penurunan nilai kliren kreatinin yang reversible
–
Meningkatkan efek hipoglikemik dari obat-obat hipoglikemik oral dan efek menekan sumsum tulang dari metotreksat
–
Memperpanjang waktu paruh dari fenitoin
–
Sulfametoksazol dapat digantikan dari kedudukan ikatan protein plasma oleh obat-obat asidik tertentu, termasuk fenilbutazon, dikumarol, dan asam salisilat
–
Thrombositopenia terjadi lebih sering jika sulfonamide dan diuretic tiazid diberikan bersama-sama
–
Hipoatremia dilaporkan terjadi pada penggunaan Trimetoprim dan diuretic secara bersamaan
–
Dianjurkan perhitungan kadar obat dalam plasma pada beberapa penderita
–
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan hitung jenis darah, bila obat ini dipakai untuk jangka panjang. Terutama pada orang tua, dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan pada darah karena defisiensi asam folat, dan akan kembali normal dengan pemberian asam folat
–
Minum yang cukup dijaga selama pengobatan untuk menghindari kristaluria
–
Pengobatan harus segera dihentikan bila terjadi ruam kulit
–
Tidak untuk mengobati faringitis yang disebabkan oleh E. hemolytic dan Streptococcus group A.
PT. Konimex adalah suatu perusahaan farmasi yang didirikan oleh Djoenaedi Joesoef (Djoe Djioe Liang) pada 8 Juni 1967 di kota Solo, Jawa Tengah. Djoenaedi Joesoef adalah anak ke-4 dari 7 bersaudara dimana orang tuanya adalah pemilik dari toko obat tradisional Cina Eng Thay Hoo yang juga memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit. Nama konimek merupakan kependekan dari "Kondang Import Export". Menurut pendirinya, nama itu adalah suatu harapan agar produk perusahaan ini bisa "kondang" atau "terkenal" di mana-mana. Awalnya perusahaan ini berfokus pada usaha penjualan produk obat, bahan kimia, alat laboratorium, dan alat kedokteran. Pada 1971 PT. Konimex memperoleh dukungan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Perusahaan ini memproduksi banyak jenis produk yang menurut pendirinya berpegang pada falsafah 3MU yaitu Mutu, Mudah, dan Murah. Produknya meliputi produk obat resep, obat OTC, vitamin, suplemen, permen, herbal, makanan ringan, minyak telon dan kayu putih, dan masih banyak lagi. Produk yang dihasilkan seperti Paramex, Konidin, Konicare, Inzana, Feminax, Zeropain, Siladex, Fungiderm, Braito, Renofit, Konilife, permen Hexos, Nano Nano, dan masih banyak lagi. Perusahaan ini cukup aktif mengiklankan produknya di televisi, radio, dan media cetak. Fasilitas produksi PT. Konimex berlokasi di desa Sanggrahan, kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, negara Asia Tenggara, dan negara Timur Tengah. Untuk pemasarannya, perusahan ini mendirikan dua perusahaan distributor yakni PT. Sinar Intermark dan PT. Marga Nusantara. |