Triatec


Apa Kandungan dan Komposisi Triatec?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Triatec adalah:

:
Ramipril

Sekilas Tentang Ramipril Pada Triatec
Ramipril (dipasarkan sebagai Tritace/Ramace atau Altace) adalah penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), digunakan untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung kongestif. ACE inhibitor menurunkan produksi angiotensin II, oleh karena itu mengendurkan otot-otot arteri sementara pada saat yang sama memperbesar arteri, memungkinkan jantung untuk memompa darah lebih mudah, dan meningkatkan aliran darah karena lebih banyak darah yang dipompa ke dan melalui lorong-lorong yang lebih besar.

Ramipril adalah prodrug dan diubah menjadi metabolit aktif ramiprilat oleh enzim esterase hati. Ramiprilat sebagian besar diekskresikan oleh ginjal. Waktu paruh ramiprilat bervariasi (3-16 jam), dan diperpanjang oleh gagal jantung dan hati, serta gagal ginjal.

Ramipril dipasarkan oleh King Pharmaceuticals di bawah nama merek Altace dan dilindungi oleh Paten A.S. No. 5.061.722 yang ditetapkan untuk Aventis. Pada tanggal 11 September 2007 di banding oleh Lupin Pharmaceuticals Pengadilan Banding Amerika Serikat untuk Sirkuit Federal membalikkan putusan pengadilan distrik, menemukan bahwa paten Aventis pada Altace tidak valid untuk kejelasan - membuka gerbang obat ini untuk produsen generik.

Indikasi

Indikasi penggunaannya antara lain:

  • Hipertensi;

  • Gagal jantung kongestif;

  • Setelah infark miokard pada pasien dengan bukti klinis gagal jantung;

  • Pasien yang rentan di atas 55 tahun: pencegahan infark miokard, stroke, kematian kardiovaskular atau kebutuhan prosedur revaskularisasi.

  • Juga ramipril telah diketahui disalahgunakan sebagai downer.


Perhatian

  • Jangan mengonsumsi suplemen kalium tanpa mencari nasihat medis.

  • Jangan mengambil selama kehamilan


Kontraindikasi

Penyakit renovaskular, gangguan ginjal berat (terutama pada pasien dengan satu ginjal atau dengan stenosis arteri ginjal bilateral), pasien dengan penurunan volume, riwayat angioedema saat menggunakan ACE inhibitor, kehamilan, hipotensi.

Efek samping

  • Dapat menyebabkan pembengkakan pada mulut, lidah, atau tenggorokan

  • Gula darah rendah pada pasien yang memakai obat lain untuk diabetes yang menunjukkan berkeringat atau gemetar

  • Batuk kering dapat berkembang, pusing, dan pusing karena tekanan darah rendah. (Disarankan untuk memulai pengobatan dengan dosis terendah.)


Dosis

Hipertensi:
2.5mg - 10mg sekali sehari (O/D)

Posting MI:
2.5mg - 5mg dua kali sehari (B/D)

(Jika tidak ditoleransi 1.25mg - 2.5mg BD)

Nefropati diabetes dan non-diabetes:
1.25mg - 10mg O/D

Pasien harus dimulai dengan dosis terendah dan dititrasi pada 1 - 2 minggu setiap kali.

Triatec Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Triatec?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Triatec adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Hipertensi dan gagal jantung kongestif. Pasien yang menunjukkan tanda-tanda klinis gagal jantung kongestif beberapa hari pertama sesudah infark miokard akut. Untuk mengurangi resiko infark miokard, stroke, kematian kardiovaskular atau kebutuhan akan prosedure revaskularisasi pada pasien >= 55 tahun dengan bukti klinis PJK, stroke atau penyakit vaskular perifer. Pasien DM > = 55 tahun dengan satu atau lebih faktor resiko : hipertensi, kolesterol total tinggi, perokok, diketahui mikroalbuminuria, adanya penyakit vaskular sebelumnya.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Triatec?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Triatec:

:
Untuk hipertensi : awal 2.5 mg 1 kali/hari. Pemeliharaan : 2.5-5 mg/hari. Maksimal 10 mg/hari. Untuk pasien yang diterapi dengan diuretik ; bila mungkin diuretik dihentikan 2-3 hari sebelum terapi. Dosis awal : 1.25 mg/hari. Untuk gagal jantung kongestif : awal 1.25 mg 1 kali/hari. Maksimal 10 mg/hari. Untuk terapi sesudah infark miokard : awal 2.5 mg 2 kali/hari. Maksimal 10 mg/hari. Pada pasien yang tidak dapat mentolerir sebaiknya diberikan dosis 1.25 mg 2 kali/hari selama 2 hari. Dosis dapat ditingkatkan sampai dengan maksimal 10 mg/hari dengan selang waktu 1-3 hari. Maksimal 10 mg/hari.

Pemberian Obat:    
Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Kontraindikasi    
Hamil dan laktasi. Hipotensi atau kondisi sirkulasi darah yang labil. Onset cepat yang berat dari reaksi hipersensitivitas serta menyerupai alergi (anafilaktoid). Dialisis atau hemofiltrasi denfan membran high-flux tertentu dan aferesis LDL dengan dekstran sulfat. Riwayat endema angioneurotik. Penurunan aliran darah pada arteri ginjal (stenosis yang relevan secara hemodinamik) bersifat bilateral atau unilateral pada ginjal tunggal.

Perhatian:    
Monitor fungsi ginjal terutama pada minggu awal terapi, monitor K serum dan sel darah putih. Pasien dengan hiperstimulasi sistem renin-angiotensin, hipertensi maligna berat, gagal jantung, gangguan aliran ventrikel kiri, pra terapi dengan diuretik, pasien dengan defisiensi cairan atau garam. Gangguan hati atau ginjal, pasien yang mendapat transplantasi ginjal. Penurunan TD termasuk gejala dimana kepala terasa ringan, pusing. Edema angioneurotik, termasuk pada lidah, glotis atau laring. Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Triatec Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Triatec, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Triatec?

Jika Anda lupa menggunakan Triatec, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Triatec Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Triatec?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Triatec yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Triatec?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Triatec yang mungkin terjadi adalah:

:    
Gangguan ginjal dan keseimbangan elektrolit, reaksi anafilaktoid, gangguan KV dan syaraf, saluran pernapasan, gangguan GI, gangguan kulit, kelainan profil darah (penurunan hemoglobin, sel-sel darah merah atau trombosit yang berat). Jarang : kram otot, edema angioneurotik, penurunan libido, kehilangan nafsu makan, gangguan penciuman dan pengecapan, reaksi kulit yang berat, perubahan profil darah yang berat.

Interaksi Obat:    
Efek antihipertensi dikurangi oleh simpatomimetik vasopresor dan AINS. Alopurinol, imunosupresan, kortikosteroid, prokainamid, sitostatik, obat lain dapat mempengaruhi TD dan meningkatkan terjadinya reaksi hematologik. Dengan garam litium dapat meningkatkan efek obat antidiabetes. Penggunaan bersama heparin dapat meningkatkan kadar K serum. Dapat meningkatkan efel alkohol. Pemberian dengan suplemen K atau obat hemat K meningkatkan resiko hiperkalemia. dengan diuretik dan antihipertensi lain, nitrat, antidepresan trisiklik, anestesi dapat meningkatkan efek hipotensi. Meningkatkan resiko hipokalemia dengan glukokortikoid atau laksatif. Reaksi anafilaksis dan anafilaktoid terhadap venom atau racun serangga dan alergen lainnya mungkin meningkat.

Izin, Kemasan & Sediaan Triatec

:
Tablet 5 mg x 6 x 10

HARGA

Rp 20.000 (5mg), Rp 10.000 (2,5 mg)

Apa Nama Perusahaan Produsen Triatec?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Triatec:

Sanofi Aventis

Sekilas Tentang Sanofi Aventis
Sanofi Aventis adalah perusahaan hasil penggabungan atau merger dua perusahaan farmasi besar yakni Sanofi Synthélabo dan Aventis yang dilakukan pada 2004. Untuk proses merger tersebut, Sanofi Synthélabo harus menggelontorkan uang sebesar 54,5 miliar dolar untuk mengakuisisi Aventis. Pada 2007, Sanofi Aventis menjalin kerjasama dengan Regeneron Pharmaceutical (perusahaan bioteknologi Amerika Serikat) dengan bersedia membayar 100 juta dolar setiap tahunnya selama 5 tahun untuk dapat menggunakan teknologi antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmeceutical untuk produksi produk-produk biofarmasi Sanofi Aventis dan oleh karenanya Sanofi Aventis memiliki hak untuk menggunakan dan mengembangkannya. Pada 2009, Sanofi Aventis setuju untuk meningkatkan pembayarannya menjadi 160 juta dolar per tahunnya. Dari penggunakan bioteknologi ini, Sanofi Aventis berhasil mengembangkan beberapa obat baru yang diklaim sangat efektif, diantaranya untuk pengobatan kanker, rheumatoid arthritis, nyeri saraf, dan lain-lain.

Pada tahun 2008 hingga 2010, Sanofi Aventis mengakuisisi Zentiva, Medley Farma (perusahaan farmasi terbesar ketiga di Brazil), Shantha Biotechnics (perusahaan pembuat vaksin di India), Chattem Inc, Nepentes Pharma, dan BMP Sunstone Corporation.

Pada 6 mei 2011, Sanofi Aventis memutuskan untuk merubah nama perusahaannya menjadi "Sanofi" dengan menghilangkan kata "Aventis", alasannya agar lebih mudah penyebutannya dan memasarkannya di negara-negara tertentu seperti China. Periode 2011 hingga 2018, Sanofi melakukan serangkaian kegiatan akuisisi beberapa perusahaan seperti Genzyme Corporation (perusahaan bioteknologi), Bioverativ, dan Ablynx.

Beberapa produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh Sanofi Aventis seperti Adenoscan (adenosine), Altace (ramipril), Arixtra (fondaparinux), Avalide (irbesartan), Cardizem (diltiazem), dan lain-lain.

Kantor pusat Sanofi ada di Paris, Perancis, dan di Indonesia, Sanofi berdiri dengan nama PT. Aventis Pharma dan PT. Sanofi Aventis Indonesia dengan kantor pusat di Pulo Gadung, Jakarta Timur.