Myores


Apa Kandungan dan Komposisi Myores?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Myores adalah:

Tiap MYORES tablet mengandung:
Tizanidine HCl setara dengan Tizanidine ……………….. 2 mg

 

Bagaimana Farmakologi Myores?

MYORES mengandung Tizanidine HCl suatu agonis reseptor alpha-2 adrenergik, yang bekerja secara sentral dalam merelaksasi otot, dengan cara meningkatkan hambatan presinap pada neuron motorik, tempat kerja utama yaitu pada saraf spinal. Pada hewan percobaan Tizanidine tidak memiliki efek langsung terhadap serat otot rangka atau sambungan neuromuskuler, dan tidak berefek pada refleks spinal monosinap. Tizanidine lebih banyak bekerja pada jalur polisinap yang bertanggung jawab terhadap tonus otot secara menyeluruh.

 

Myores Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Myores?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Myores adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

MYORES diindikasikan untuk nyeri otot karena spasme yang dihubungkan dengan gangguan statis dan fungsional tulang belakang (sindroma servikal dan lumbal); nyeri otot karena spasme setelah operasi seperti pada hernia diskus intervertebralis atau osteoartritis pada panggul; sebagai terapi tambahan pada spasme karena gangguan saraf seperti multiple sclerosis, myelopathy kronis, penyakit degeneratif pada saraf spinal, kelainan pembuluh darah otak dan kelumpuhan saraf otak.

 

Apa Saja Kontraindikasi Myores?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Myores dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

– Hipersensitif terhadap Tizanidine dan komponen obat lainnya.
– Penderita kerusakan fungsi hati

 


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Myores Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Myores, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Myores?

Jika Anda lupa menggunakan Myores, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Myores Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Myores?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Myores yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Myores?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Myores yang mungkin terjadi adalah:

Pada dosis rendah sesuai dengan yang dianjurkan untuk mengatasi nyeri otot karena spasme, efek samping biasanya ringan dan bersifat sementara antara lain: mulut kering, mengantuk, pusing, rasa lelah.
Pada dosis yang lebih tinggi efek samping akan lebih sering terjadi walaupun jarang sampai menyebabkan penghentian pengobatan, antara lain lemah otot, insomnia, hipotensi, bradikardi.

 

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Myores?

  • Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gagal fungsi ginjal dan hati, diperlukan penyesuaian dosis
  • Karena Tizanidine kemungkinan dapat menyebabkan kantuk, perhatian harus diberikan terutama untuk mengoperasikan mesin dan mengendarai kendaraan bermotor
  • Hati-hati pada penderita dengan hipotensi ortostatik karena Tizanidine dapat menurunkan tekanan darah
  • Tidak dianjurkan penggunaan pada anak di bawah 18 tahun
  • Keamanan penggunaan pada wanita hamil & menyusui belum diketahui dengan pasti
  • Tidak dianjurkan penggunaan pada penderita usia lanjut
  • Selama minum obat ini dianjurkan untuk melakukan pemantauan fungsi hati

Apa Saja Interaksi Obat Myores?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Myores antara lain:

Alkohol dapat meningkatkan AUC Tizanidine, hal ini dihubungkan dengan peningkatan efek samping Tizanidine yaitu efek depresan terhadap sistim saraf pusat.
Tizanidine dapat memperlambat Tmax Acetaminophen sampai 16 menit, tetapi Acetaminophen tidak mempengaruhi farmakokinetik Tizanidine.
Tizanidine dapat meningkatkan efek obat-obat antihipertensi (termasuk diuretik), sehingga menyebabkan hipotensi dan bradikardi.
Jangan diberikan bersamaan dengan agonis alpha-2 adrenergik lainnya.

 

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Myores?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Myores:

Nyeri otot karena spasme: 2 mg – 4 mg /1 – 2 tablet , 3 kali sehari.
Pada kasus yang berat: dapat ditambah dosis tambahan 2 mg atau 4 mg (1 atau 2 tablet ) diberikan pada malam hari.
Pengobatan tambahan untuk spasme yang disebabkan karena gangguan saraf: Dosis awal: tidak boleh lebih besar dari 6 mg sehari dalam 3 dosis terbagi, dapat ditingkatkan bertahap 2 mg – 4 mg dengan interval ½ minggu atau 1 minggu.
Respon terapi optimal biasanya dikapsulai dengan dosis sehari 12 – 24 mg dalam 3 – 4 dosis terbagi. Dosis maksimal 36 mg sehari.

 

Izin BPOM, Kemasan, dan Sediaan Myores

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Myores:

Dus @ isi 10 strip @ 10 tablet
No. Reg.: DKL 0515618510 A1

 

Bagaimana Cara Penyimpanan Myores?

Simpan pada suhu kamar (25-30) ºC, kering dan terlindung dari cahaya

Meprofarm adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1973 oleh Wanne Mardiwidyo. Awalnya perusahaan ini memasarkan obat generik yang pada waktu itu masih diproduksi secara maklon atau dikerjakan oleh pihak lain di ITB (Institut Teknologi Bandung).

Tahun 1993 Meprofarm mulai membangun fasilitas produksi yang dinamakan Mepro-1 di Bandung dengan tujuan untuk memperbesar skala produksi dan mendapatkan sertifikat CPOB dari Kementrian Kesehatan. Fasilitas Mepro-1 digunakan untuk produksi, riset and development, gudang, marketing, dan keuangan perusahaan. Di lokasi tersebut diproduksi produk sefalosporin steril dan non-steril. Tahun 1996 meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat CPOB untuk produk farmasi dengan sediaan tablet, kapsul, sirup cair dan kering, dan krim, dua tahun kemudian berhasil memperoleh sertifikat CPOB untuk produk sefalosporin dengan sediaan serbuk steril, tablet, dan sirup kering.

Pada tahun 2006, perusahaan ini mulai membangun fasilitas produksi Mepro-2 yang lokasinya persis dibelakang Mepro-1. Fasilitas baru ini ditujukan untuk memproduksi produk farmasi dengan sediaan cairan steril meliputi cairan injeksi, sirup cair, supositoria, krim, dan sirup kering. Selain itu fasilitas ini juga digunakan untuk riset and development. Oleh karenanya pada 2008, Meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 dan pada 2011 seiring dengan telah diperolehnya sertifikat CPOB pada fasilitas Mepro-2, maka dimulailah produksi perdana di fasilitas ini.

Beberapa perusahaan farmasi lainnya yang telah menjalin kerjasama dengan Meprofarm antara lain PT. Tanabe Indonesia, PT. Astellas, PT. Dexa Medica, PT. Holi Pharma, PT. Otto Pharmaceutical, dan sebagainya.