Jakavi



Deskripsi Jakavi

Jakavi merupakan obat yang mengandung ruxolitinib. Jakavi digunakan untuk mengobati splenomegali atau gejala yang berhubungan dengan penyakit pada pasien dewasa dengan myelofibrosis (penyakit kelainan pada tulang sumsum yang menyebabkan produksi darah dalam tubuh terganggu, baik sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit darah), dan Polisitemia vera (penyakit kelebihan darah) adalah jenis kanker langka darah yang terjadi ketika sumsum tulang menghasilkan sel darah merah dengan jumlah yang berlebihan, dan terkadang begitu pula dengan trombosit dan sel darah putih

Detail Jakavi


  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Terapi Kanker

  • Apa Kandungan dan Komposisi Jakavi?

    Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

    Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Jakavi adalah:

    Ruxolitnib Phosphate 5 mg; Ruxolitnib Phosphate 15 mg; Ruxolitnib Phosphate 20 mg

  • Bagaimana Kemasan dan Sediaan Jakavi?


     Tablet
  • Satuan penjualan: Strip
  • Kemasan: 1 Strip @ 14 Tablet

  • Apa Nama Perusahaan Produsen Jakavi?

    Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

    Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Jakavi:

    Novaris Indonesia

Jakavi Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Jakavi?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Jakavi adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Jakavi digunakan untuk mengobati splenomegali atau gejala yang berhubungan dengan penyakit pada pasien dewasa dengan myelofibrosis dan Polisitemia vera (penyakit kelebihan darah).

Berapa Dosis dan Aturan Pakai Jakavi?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Jakavi:

Jakavi merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan jakavi juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu. Aturan penggunaan Jakavi secara umum adalah:

  1. Postpolycythaemia vera myelofibrosis
    Dosis awal: diberikan dosis 20 mg, di minum 2 kali sehari
  2. Postessential thrombocythaemia myelofibrosis
    Diberikan dosis 15 mg, di minum 2 kali sehari
  3. Polycytemia vera dalam kasus pasien yang resistensipada hydroxyurea
    Dosis awal: diberikan dosis 10 mg

Bagaimana Cara Penyimpanan Jakavi?


Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Jakavi Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Jakavi, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Jakavi?

Jika Anda lupa menggunakan Jakavi, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Jakavi Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Jakavi?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Jakavi yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Jakavi?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Jakavi yang mungkin terjadi adalah:

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Anemia
  • Trombositopenia (berkurangnya jumlah sel-sel keping darah)
  • Gangguan pencernaan (mual, muntah, diare dan sembelit)
  • Dispenia (gangguan ritme jantung)
  • Pusing
  • Memar
  • Kenaikan berat badan

Kontraindikasi
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap ruxolitnib.

Apa Saja Interaksi Obat Jakavi?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Jakavi antara lain:

  • Peningkatan konsentrasi plasma dengan inhibitor CYP3A4 kuat (boceprevir, clarithromycin, indinavir, itraconazole, lopinavir, ritonavir, nelfinavir, posaconazole, saquinavir, telaprevir, telithromycin, voriconazole)
  • Menurunkan konsentrasi plasma dengan induksi dari CYP3A4 (carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, rifabutin, rifampicin)

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Jakavi Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Jakavi untuk digunakan oleh wanita hamil:


Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Jakavi ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.