Irbesartan


Sekilas Tentang Irbesartan Pada Irbesartan
Irbesartan merupakan obat yang digunakan dalam terapi pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, dan penyakit neuropati diabetik.

Irbesartan masuk dalam kelas obat ARB (angiotensin receptor blocker) yakni suatu kelas obat yang ditujukan untuk mengatasi indikasi yang sejenis dengan cara kerja yang juga hampir mirip. Irbesartan bekerja dengan menghalangi efek hormon angiotensin sehingga membuat pembuluh darah menjadi lebih rileks. Irbesartan mencegah angiotensin II berikatan pada reseptor AT1 pada jaringan seperti di otot polos pembuluh darah dan kelenjar adrenal. Irbesartan dan metabolit aktifnya mengikat pada reseptor AT1 dengan 8500 kali lebih kuat daripada ikatannya dengan reseptor AT2. Akibatnya otot polos pembuluh darah menjadi rileks dan mencegah sekresi aldosterone sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Selain itu juga membuat ginjal mendapatkan lebih banyak air dan garam yang membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi ginjal. Obat ini biasanya tersedia dalam sediaan tablet dan dikonsumsi melalui mulut.

Obat ini pertamakali dipatenkan pada 1990 dan merupakan hasil pengembangan Sanofi Research (sekarang Sanofi) dan disetujui untuk digunakan oleh dunia medis pada 1997. Efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan irbesartan seperti pusing, diare, merasa lelah, nyeri otot, dan heartburn. Efek samping yang serius seperti gangguan ginjal, tekanan darah rendah (hipotensi), dan angioedema. Obat ini tidak aman untuk digunakan oleh wanita hamil dan menyusui, sehingga oleh FDA tingkat keamanannya dimasukkan dalam kategori D.

Irbesartan Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Irbesartan?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Irbesartan adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

 

Hipertensi, untuk menurunkan albuminurea mikro dan makro pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus tipe II yang mengalami netropatiKombinasi dengan HCT: untuk pasien hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan irbesartan atau HCT tunggal.

Peringatan: 

lihat keterangan di atas; deplesi volume intravaskular, hipertensi renovaskular, gangguan fungsi ginjal dan transplantasi ginjal, hipertensi pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan gangguan ginjal, hiperkalemia. Kombinasi dengan HCT (keterangan lihat HCT)

Interaksi: 

obat diuretika dan antihipertensi lain, suplemen kalium dan diuretika hemat kalium, AINS.Pemberian bersamaan litium dengan angiotensin converting enzyme inhibitor dapat meningkatkan serum litium yang reversible dan toksisitasnya.Obat-obatan yang dapat mempengaruhi kalium: kaliuretik diuretika lain, laksatif, amfotericin, karbenoksolon, penisilin G natrium, derivat asam salisilat.Obat-obatan yang dipengaruhi oleh gangguan serum kalium: glikosida digitalis dan antiaritmia. Kombinasi dengan HCT (keterangan lihat HCT).

Kontraindikasi 

hamil dan menyusui . Kombinasi dengan HCT


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Irbesartan Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Irbesartan, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Irbesartan?

Jika Anda lupa menggunakan Irbesartan, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Irbesartan Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Irbesartan?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Irbesartan yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Irbesartan?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Irbesartan yang mungkin terjadi adalah:

mual, muntah, lelah, nyeri pada otot; tidak terlalu sering: diare, dispepsia, kemerahan, takikardia, batuk, disfungsi 5eksual; jarang: ruam, urtikaria; sangat jarang: sakit kepala, mialgia, arthalgia, telinga berdenging, gangguan pencecap, hepatitis, disfungsi ginjal.Kombinasi dengan HCT (keterangan lihat HCT).

Sekilas tentang darah tinggi/hipertensi
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi risiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat.

Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Irbesartan?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Irbesartan:

Hipertensi, dosis awal 150 mg sehari sekali, jika perlu dapat ditingkatkan hingga 300 mg sehari sekali. Pada pasien hemodialisis atau usia lanjut lebih dari 75 tahun, dosis awal 75 mg/hari dapat digunakan. Hipertensi pada pasien diabetes mellitus tipe II, dosis awal 150 mg sehari sekali dan dapat ditingkatkan hingga 300 mg sehari sekali sebagai dosis penunjang untuk pengobatan penyakit ginjal, pada pasien hemodialisis atau lansia di atas 75 tahun, dosis awal 75 mg sehari sekali.

  • Kombinasi Irbesartan/HCT 150mg/12.5 mg digunakan pada pasien hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan Irbesartan 150 mg atau hidroklorotiazid tunggal
  • Kombinasi Irbesartan/HCT 300mg/12.5 mg digunakan pada pasien hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan Irbesartan 300 mg atau Irbesartan/HCT 150mg/12.5 mg
  • Dosis yang lebih tinggi dari irbesartan 300m /25 mg HCT sehari sekali tidak dianjurkan