CDR (Calcium D Redoxon)


Tulang dan gigi kuat

Tulang kuat diperlukan untuk menunjang aktifitas Anda sehari-hari. Kekuatan tulang dapat dipersiapkan sejak dini, yakni dengan memenuhi kebutuhan kalsium Anda setiap hari. Jika kekurangan kalsium, tulang bisa tipis dan rapuh di kemudian hari. CDR dengan Strong Bone Formula, mengandung kalsium serta vitamin penting lainnya yang berperan penting dalam proses pembentukan tulang kuat dan sehat. CDR dengan rasa jeruk segar membantu memenuhi kebutuhan kalsium Anda setiap hari bila perlu agar tulang tetap kuat kini dan nanti.

Komposisi

Setiap tablet effervescent CDR mengandung : (%AKG)

  • Kalsium (dalam bentuk kalsium karbonat 625 mg) : 250 mg (31.25%)
  • Vitamin C : 1000 mg (1111%)
  • Vitamin D : 300 IU (75%)
  • Vitamin B6 : 15 mg (1153.8%)
  • Bahan tambahan : Perasa Orange permaseal, Orange mandarin

Bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Kegunaan

  • Suplementasi Kalsium, Vitamin C, D, B6 agar tulang sehat pada orang dewasa, serta membantu memenuhi kebutuhan kalsium pada ibu hamil dan menyusui
  • Juga diperlukan untuk masa pertumbuhan, masa penyembuhan, keadaan gizi yang buruk serta gangguan penyerapan makanan

Peringatan

Produk ini mengandung pemanis buatan rendah kalori aspartame dan acesulfame. Jangan digunakan pada orang dengan kadar fenilalanin tinggi dan penderita fenilketonuria.

Anjuran Pemakaian

1 tablet effervescent per hari atau menurut petunjuk dokter.

Cara Penggunaan

Larutkan tablet effervescent ke dalam segelas air untuk memperoleh minuman effervescent dengan rasa jeruk segar. Sebaiknya diminum dengan segera setelah dilarutkan.

Penyimpanan

Tutuplah tube dengan rapat dan simpan di tempat kering, di bawah suhu 25 derajat celcius.

Kemasan

Tersedia dalam kemasan : CDR (Calcium D Redoxon), 1 botol @ 10 tablet effervescent (netto @4600 mg). Harga Rp 40.000

Produksi

PT. Bayer.

Sekilas Tentang Bayer
Bayer AG merupakan salah satu perusahaan kimia dan farmasi terbesar di dunia. Perusahaan ini berkantor pusat di Leverkusen, Jerman. Perusahaan ini didirikan oleh ahli kimia dan farmasi Jerman, Friedrich Bayer, bersama dengan rekannya, Johann Friedrich Weskott pada tahun 1863 di Barmen, Jerman. Awalnya perusahaan ini bukanlah perusahaan farmasi melainkan perusahaan penghasil zat pewarna serat, saat itu produk yang terkenal dari perusahaan ini adalah Fuchsine dan Aniline. Pada 1866, Bayer memindahkan kantor pusatnya dari yang semula di Bermen, berpindah ke Elberfeld untuk memperluas area pabrik dan meningkatkan kapasitas produksi. Lokasi perusahaan kemudian berpindah lagi karena lokasi sebelumnya (Elberfeld) sudah tidak mungkin diperluas lagi dan akhirnya pihak manajemen memutuskan memindahkan lokasi perusahaan ke lokasi yang sekarang menjadi kota Leverkusen. Logo Bayer yang disebut dengan "Bayer cross" berupa susunan huruf membentuk kata "Bayer" secara horizontal dan vertikal dengan huruf "Y" yang saling bertemu di tengahnya, mulai digunakan pada 1904 dan bertahan hingga sekarang.

Bayer kemudian memperluas cakupan produksinya dan mulai terjun ke produk-produk farmasi, produk perawatan kesehatan, produk kimia untuk pertanian, bioteknologi, obat-obatan hewan, dan sebagainya. Salah satu produk Bayer yang paling terkenal dan memiliki tingkat penjualan yang tinggi adalah Aspirin. Aspirin memiliki kandungan acetylsalicylic acid. Produk ini pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, Frederic Gerhart pada 1853. Obat ini merupakan hasil modifikasi asam salisilat, suatu bahan pengobatan yang ada pada kulit pohon Willow yang telah digunakan sejak 2400 tahun lalu sebagai obat tradisional. Aspirin ini digunakan untuk pengobatan nyeri, demam, dan peradangan. Aspirin dapat diberikan segera pasca serangan jantung untuk menurunkan risiko kematian. Di tahun 1899, Bayer mendaftarkan nama brand Aspirin sebagai nama obat untuk produknya ini. Hak merek ini berlaku di 80 negara di dunia kecuali di Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis akibat disitanya aset Bayer di Amerika oleh pemerintah Amerika Serikat selama Perang Dunia I.

Selain Aspirin beberapa produk terkenal lainnya dari Bayer adalah Heroin. Heroin merupakan nama brand untuk diacetylmorphine. Produk ini dipasarkan dan dijual oleh bayer pada 1898 hingga 1910 sebagai obat pereda batuk, pneumonia, dan TBC. Hak merek Heroin dipegang oleh bayer hingga sesudah Perang Dunia I, namun karena memiliki efek adiktif, maka saat ini Heroin dinyatakan sebagai obat terlarang dan ilegal. Di tahun 1903, Bayer melinsensikan produk mereka lainnya yakni diethylbarbituric acid. Obat ini ditemukan oleh Emil Fischer dan Joseph von Mering yang kemudian dijual dengan nama Veronal. Obat ini digunakan untuk mengatasi sulit tidur. Tujuh tahun berselang tepatnya di 1911, ilmuwan Bayer menemukan phenobarbital, suatu obat yang digunakan untuk mengatasi epilepsi. Obat ini masih digunakan hingga sekarang dan masuk dalam obat esensial oleh WHO.

Pada 1925, Bayer sempat menjadi perusahaan dibawah IG Farben, suatu group konglomerasi yang melalukan proses merger enam perusahaan besar, termasuk Bayer. Setelah perang Dunia II berakhir, ditahun 1951 IG Farben dikuasai oleh Allied Control Council dan diputuskan untuk memisahkan kembali perusahaan yakni BASF, Bayer, dan Hoechst. Bayer yang saat itu bernama Farbenfabriken Bayer AG maka di tahun 1972 merubah namanya menjadi Bayer AG.

Tahun 1994, Bayer AG mengakuisisi unit bisnis produk OTC SmithKline Beecham. Tahun 2004 Bayer AG mengakuisisi divisi produk OTC Roche Pharmaceutical. Empat tahun berselang di 2008, Bayer AG mengakuisisi divisi produk OTC Sagmel, Inc. Akuisisi terbesar Bayer AG dilakukan pada 2007 dimana perusahaan ini mengakuisisi Schering AG, perusahaan farmasi Jerman. Total nilai akuisisi ditaksir 14,6 miliar euro. Dari akuisisi ini maka dibentuklah perusahaan bernama Bayer Schering Pharma.

Di Indonesia, Bayer AG berperasi dengan nama PT. Bayer Indonesia dengan kantor pusat di Mid Plaza I, Lantai 11-15, Jl. jend. Sudirman Kav 10-11, Jakarta.