Avelox


Avelox Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Avelox?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Avelox adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Eksaserbasi akut bronkitis kronik, pneumonia di masyarakat (bukan penularan di rumah sakit), sinusitis bakterial akut (didiagnosa secara akurat).

Apa Saja Kontraindikasi Avelox?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Avelox dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:


Hipersensitif dengan setiap komponen tablet /infus atau kuinolon lainnya, kehamilan dan menyusui, anak-anak dan remaja yang sedang tumbuh, pasien dengan riwayat penyakit/kelainan tendon akibat terapi kuinolon, perpanjangan QT yang didapat maupun kongenital, gangguan elektrolit khususnya hipokalemia, bradikardia yang relavan secara klinis, gagal jantung dengan pengurangan fraksi ejeksi ventrikel kiri yang relevan secara klinis, riwayat aritmia asimtomatik.

Apa Kandungan dan Komposisi Avelox?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Avelox adalah:


1 tablet salut selaput Avelox® mengandung 400 mg moxifloxacin dan 250 ml cairan infus mengandung 400 mg moxifloxacin.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Avelox?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Avelox:

dan Cara Pemberian:
Dosis anjuran untuk moxifloxacin adalah 400 mg satu kali sehari. Cairan infus harus digunakan secara intravena selama 60 menit.

Lama Pemberian:
Eksaserbasi akut bronkitis kronik 5-10 hari, pneumonia di masyarakat 10 hari, sinusitis akut 7 hari.

Peringatan dan Perhatian:
Pasien dengan kelainan SSP, gangguan penglihatan, nyeri atau peradangan tendon, aritmia jantung, gangguan fungsi hati, kolitis pseudomembranosa, defisiensi glucose-6-phosphate-dehydrogenase, supaya menghindari paparan radiasi UV maupun sinar matahari yang berlebihan, reaksi alergi.

Interaksi:
Harus ada selang waktu sekitar 6 jam antara pemberian Avelox dengan pemberian obat-obatan yang mengandung kation bivalen atau trivalen (misalnya antasid yang mengadung magnesium atau aluminium, didanosine, sucralfate serta obat-abat yang mengandung besi atau zinc). Moxifloxacin meningkatkan Cmax dari digoxin sekitar 30% tanpa mempengaruhi AUC maupun kadar terendah. Tidak terlihat interaksi pada pemberian moxifloxacin bersama warfarin, ranitidin, probenesid, kontraseptif oral, maupun teofilin.

Efek yang Tidak Diinginkan:
Nyeri abdomen, sakit kepala, reaksi di tempat injeksi (misalnya edema, hipersensitif, inflamasi, nyeri), nausea, diare, muntah, dispepsia, tes fungsi hepar abnormal, pada pasien hipokalemia atau hipokalsemia: perpanjangan QT, perubahan indera pengecapan, pusing.

Apa Nama Perusahaan Produsen Avelox?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Avelox:

Bayer

Berapa Harga Avelox?

Rp 25.000

 

Sekilas Tentang Bayer
Bayer AG merupakan salah satu perusahaan kimia dan farmasi terbesar di dunia. Perusahaan ini berkantor pusat di Leverkusen, Jerman. Perusahaan ini didirikan oleh ahli kimia dan farmasi Jerman, Friedrich Bayer, bersama dengan rekannya, Johann Friedrich Weskott pada tahun 1863 di Barmen, Jerman. Awalnya perusahaan ini bukanlah perusahaan farmasi melainkan perusahaan penghasil zat pewarna serat, saat itu produk yang terkenal dari perusahaan ini adalah Fuchsine dan Aniline. Pada 1866, Bayer memindahkan kantor pusatnya dari yang semula di Bermen, berpindah ke Elberfeld untuk memperluas area pabrik dan meningkatkan kapasitas produksi. Lokasi perusahaan kemudian berpindah lagi karena lokasi sebelumnya (Elberfeld) sudah tidak mungkin diperluas lagi dan akhirnya pihak manajemen memutuskan memindahkan lokasi perusahaan ke lokasi yang sekarang menjadi kota Leverkusen. Logo Bayer yang disebut dengan "Bayer cross" berupa susunan huruf membentuk kata "Bayer" secara horizontal dan vertikal dengan huruf "Y" yang saling bertemu di tengahnya, mulai digunakan pada 1904 dan bertahan hingga sekarang.

Bayer kemudian memperluas cakupan produksinya dan mulai terjun ke produk-produk farmasi, produk perawatan kesehatan, produk kimia untuk pertanian, bioteknologi, obat-obatan hewan, dan sebagainya. Salah satu produk Bayer yang paling terkenal dan memiliki tingkat penjualan yang tinggi adalah Aspirin. Aspirin memiliki kandungan acetylsalicylic acid. Produk ini pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, Frederic Gerhart pada 1853. Obat ini merupakan hasil modifikasi asam salisilat, suatu bahan pengobatan yang ada pada kulit pohon Willow yang telah digunakan sejak 2400 tahun lalu sebagai obat tradisional. Aspirin ini digunakan untuk pengobatan nyeri, demam, dan peradangan. Aspirin dapat diberikan segera pasca serangan jantung untuk menurunkan risiko kematian. Di tahun 1899, Bayer mendaftarkan nama brand Aspirin sebagai nama obat untuk produknya ini. Hak merek ini berlaku di 80 negara di dunia kecuali di Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis akibat disitanya aset Bayer di Amerika oleh pemerintah Amerika Serikat selama Perang Dunia I.

Selain Aspirin beberapa produk terkenal lainnya dari Bayer adalah Heroin. Heroin merupakan nama brand untuk diacetylmorphine. Produk ini dipasarkan dan dijual oleh bayer pada 1898 hingga 1910 sebagai obat pereda batuk, pneumonia, dan TBC. Hak merek Heroin dipegang oleh bayer hingga sesudah Perang Dunia I, namun karena memiliki efek adiktif, maka saat ini Heroin dinyatakan sebagai obat terlarang dan ilegal. Di tahun 1903, Bayer melinsensikan produk mereka lainnya yakni diethylbarbituric acid. Obat ini ditemukan oleh Emil Fischer dan Joseph von Mering yang kemudian dijual dengan nama Veronal. Obat ini digunakan untuk mengatasi sulit tidur. Tujuh tahun berselang tepatnya di 1911, ilmuwan Bayer menemukan phenobarbital, suatu obat yang digunakan untuk mengatasi epilepsi. Obat ini masih digunakan hingga sekarang dan masuk dalam obat esensial oleh WHO.

Pada 1925, Bayer sempat menjadi perusahaan dibawah IG Farben, suatu group konglomerasi yang melalukan proses merger enam perusahaan besar, termasuk Bayer. Setelah perang Dunia II berakhir, ditahun 1951 IG Farben dikuasai oleh Allied Control Council dan diputuskan untuk memisahkan kembali perusahaan yakni BASF, Bayer, dan Hoechst. Bayer yang saat itu bernama Farbenfabriken Bayer AG maka di tahun 1972 merubah namanya menjadi Bayer AG.

Tahun 1994, Bayer AG mengakuisisi unit bisnis produk OTC SmithKline Beecham. Tahun 2004 Bayer AG mengakuisisi divisi produk OTC Roche Pharmaceutical. Empat tahun berselang di 2008, Bayer AG mengakuisisi divisi produk OTC Sagmel, Inc. Akuisisi terbesar Bayer AG dilakukan pada 2007 dimana perusahaan ini mengakuisisi Schering AG, perusahaan farmasi Jerman. Total nilai akuisisi ditaksir 14,6 miliar euro. Dari akuisisi ini maka dibentuklah perusahaan bernama Bayer Schering Pharma.

Di Indonesia, Bayer AG berperasi dengan nama PT. Bayer Indonesia dengan kantor pusat di Mid Plaza I, Lantai 11-15, Jl. jend. Sudirman Kav 10-11, Jakarta.