Apolar Cream


Apa Kandungan dan Komposisi Apolar Cream?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Apolar Cream adalah:

Desonide.

Sekilas Tentang Desonide Pada Apolar Cream
Desonide adalah nama generik dari kortikosteroid topikal potensi rendah yang telah tersedia sejak tahun 1970-an. Hal ini terutama digunakan untuk mengobati dermatitis atopik (eksim), dermatitis seboroik, dan dermatitis kontak pada orang dewasa dan anak-anak dan memiliki profil keamanan yang cukup baik dan tersedia sebagai krim, salep, lotion, dan, sejak, 19 September 2006, sebagai foam dengan nama dagang Verdeso Foam.

Apolar Cream Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Apolar Cream?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Apolar Cream adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Dermatitis atopik & kontak, ekzema terutama pada anak, psoriasis, pruritus pada anus & vulva, eritema akibar terbakar sinar matahari & dermatitis lain.

Sekilas tentang obat kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal dipakai untuk mengobati radang kulit yang bukan disebabkan oleh infeksi, khususnya penyakit eksim, dermatitis kontak, gigitan serangga dan eksim skabies bersama-sama dengan obat skabies. Kortikosteroid menekan berbagai komponen reaksi pada saat digunakan saja; kortikosteroid sama sekali tidak menyembuhkan, dan bila pengobatan dihentikan kondisi semula mungkin muncul kembali. Obat-obat ini diindikasikan untuk menghilangkan gejala dan penekanan tanda-tanda penyakit bila cara lain seperti pemberian emolien tidak efektif.

Kortikosteroid topikal tidak berguna dalam pengobatan urtikaria dan dikontraindikasikan untuk rosasea dan kondisi ulseratif, karena kortikosteroid memperburuk keadaan. Kortikosteroid tidak boleh digunakan untuk sembarang gatal dan tidak direkomendasikan untuk akne vulgaris.

Kortikosteroid sistemik atau topikal yang kuat sebaiknya dihindari atau diberikan pada psoriasis hanya di bawah pengawasan dokter spesialis karena walaupun obat ini dapat menekan psoriasis dalam jangka pendek, bisa timbul kekambuhan karena penghentian obat bahkan kadang memicu psoriasis pustuler yang hebat. Pemakaian topikal kortikosteroid yang kuat pada psoriasis yang luas dapat menimbulkan efek samping sistemik dan lokal. Cukup meresepkan kortikosteroid yang lebih lemah untuk jangka waktu singkat (2-4 minggu) untuk psoriasis fleksural dan wajah (penting: pada wajah jangan gunakan yang lebih kuat dari hidrokortison 1%). Pada kasus psoriasis kulit kepala boleh menggunakan kortikosteroid yang lebih kuat seperti betametason atau fluosinonid.

Secara umum kortikosteroid topikal yang paling kuat hanya dicadangkan untuk dermatosis yang sukar diatasi seperti diskoid kronis lupus eritematosus, lichen simplex chronicus, hypertrophic lichen planus dan palmoplantar pustulosis. Kortikosteroid yang kuat tidak boleh digunakan pada wajah dan fleksur kulit, tetapi kadang-kadang pada keadaan tertentu dokter spesialis meresepkannya untuk daerah tersebut dengan pengawasan khusus. Bila pengobatan topikal gagal, injeksi kortikosteroid intralesi khusus digunakan hanya pada kasus-kasus tertentu saja dengan lesi setempat (seperti parut keloid, lichen planus hypertrofik atau alopecia localised areata).

PEMAKAIAN PADA ANAK

Anak-anak khususnya bayi sangat rentan terhadap efek samping. Namun, jangan karena profil keamanan kortikosteroid topikal, maka anak-anak menjadi tidak diobati. Tujuannya adalah untuk mengatasi kondisi sebaik mungkin; pengobatan yang tidak memadai akan memperparah kondisi. Kortikosteroid lemah seperti salep atau krim hidrokortison 1% bermanfaat untuk mengobati ruam popok dan untuk eksim atopik pada masa kanak-kanak. Kortikosteroid sedang sampai kuat cocok untuk eksim atopik parah pada anggota badan, digunakan hanya 1-2 minggu, bila kondisi membaik ganti ke sediaan yang kurang kuat. Pada keadaan kambuhan akut eksim atopik cocok menggunakan sediaan kortikosteroid kuat dalam jangka pendek untuk mengendalikan kondisi penyakit. Penggunaan harian terus menerus tidak dianjurkan meskipun kortikosteroid ringan seperti hidrokortison 1% sebanding dengan betametason 0,1% yang digunakan sesekali. Untuk bayi di bawah 1 tahun, hidrokortison merupakan satu-satunya kortikosteroid yang direkomendasikan penggunaannya. Kortikosteroid lain dengan potensi lebih kuat dikontraindikasikan. Untuk anak usia di atas 1 tahun, kortikosteroid topikal dengan potensi kuat dan kuat-sedang sebaiknya digunakan dengan sangat hati-hati dan hanya digunakan dalam jangka pendek (1-2 minggu). Kortikosteroid yang sangat poten hanya dapat digunakan berdasarkan konsultasi dengan dokter spesialis kulit. Kortikosteroid topikal untuk anak dapat digunakan pada kondisi berikut:

  • Gigitan dan sengatan serangga: kortikosteroid dengan potensi ringan seperti krim hidrokortison 1 %

  • Ruam kulit yang disertai inflamasi berat akibat penggunaan popok pada bayi di atas 1 bulan: kortikosteroid dengan potensi ringan seperti hidrokortison 0,5 atau 1% selama 5-7 hari (dikombinasikan dengan antimikroba jika terjadi infeksi)

  • Eksim ringan hingga sedang, flexural dan eksim wajah atau psoriasis: kortikosteroid ringan seperti hidrokortison 1%

  • Eksim berat di sekitar badan dan lengan pada anak usia di atas 1 tahun: kortikosteroid dengan potensi kuat atau kuat; sedang selama hanya 1-2 minggu; segera ganti ke sediaan dengan potensi lebih ringan pada saat kondisi membaik

  • Eksim di sekitar area kulit yang mengeras (misal: telapak kaki): kortikosteroid topikal dengan potensi kuat dalam kombinasi dengan urea atau asama salisilat (untuk meningkatkan penetrasi kortikosteroid)

PILIHAN FORMULASI

Krim larut air untuk lesi yang lembab atau eksudatif dan salep umumnya dipilih untuk lesi yang kering, lichenified atau bersisik atau bila efek oklusif diperlukan. Losion mungkin berguna bila aplikasi minimal dibutuhkan untuk daerah yang luas atau untuk pengobatan luka eksudatif. Perban oklusif polythene meningkatkan absorpsi, tetapi juga meningkatkan efek samping. Oleh karena itu dipakai hanya di bawah pengawasan dalam jangka waktu pendek untuk daerah kulit yang sangat tebal (seperti telapak tangan dan kaki). Penambahan urea atau asam salisilat meningkatkan penetrasi dari kortikosteroid.

KEKUATAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL
PotensiContoh
Ringan Hidrokortison 1%
Kuat-sedang Klobetason butirat 0.05%
Kuat Betametason 0,1% (sebagai valerat), Hidrokortison butirat
Sangat Kuat Klobetasol propionat 0,05%

Sediaan yang mengandung kortikosteroid paling ringan dengan dosis efektif terendah merupakan salah satu pilihan. Sedapat mungkin pengenceran harus dihindari.

PERINGATAN

Hindari penggunaan jangka panjang kortikosteroid topikal pada wajah karena dapat meninggalkan bekas yang tidak hilang (dan hindarkan dari mata). Pada anak-anak hindari penggunaan jangka panjang dan penggunaan kortikosteroid kuat atau sangat kuat harus di bawah pengawasan dokter spesialis. Peringatan keras juga ditujukan pada dermatosis pada bayi termasuk ruam popok, pengobatan sebaiknya dibatasi 5-7 hari. PSORIASIS. Penggunaan kortikosteroid kuat dan sangat kuat pada psoriasis dapat menyebabkan penyakit muncul lagi, timbulnya psoriasis pustular yang merata dan toksisitas lokal dan sistemik.

KONTRA INDIKASI

Lesi kulit akibat bakteri, jamur atau virus yang tidak diobati; rosasea (jerawat rosasea) dan perioral dermatitis; kortikosteroid kuat dikontraindikasikan untuk plak psoriasis dengan sebaran yang luas.

EFEK SAMPING

Berbeda dengan golongan yang kuat dan sangat kuat, kelompok kortikosteroid sedang dan lemah jarang menyebabkan efek samping. Semakin kuat sediaannya, semakin perlu untuk berhati-hati, karena absorpsi dari kulit dapat menyebabkan penekanan adrenal dan Cushing syndrome (lihat 8.3.2) tergantung dari daerah tubuh yang diobati dan lamanya pengobatan. Perlu diingat bahwa absorpsi terbanyak terjadi dari kulit yang tipis, permukaan kasar serta daerah lipatan kulit dan absorpsi ditingkatkan oleh adanya oklusi.

Efek samping lokal meliputi:

  • Penyebaran dan perburukan infeksi yang tidak diobati

  • Penipisan kulit yang belum tentu pulih setelah pengobatan dihentikan karena struktur asli mungkin tak akan kembali

  • Striae atrofis yang menetap

  • Dermatitis kontak

  • Dermatitis perioral

  • Jerawat, perburukan jerawat atau rosasea

  • Depigmentasi ringan; yang mungkin hanya sementara tetapi bisa menetap sebagai bercak-bercak putih

  • Hipertrikosis

Untuk meminimalkan efek samping kortikosteroid topikal, pemakaian sediaan ini hendaknya dioleskan secara tipis saja pada daerah yang akan diobati dan gunakan kortikosteroid yang paling kecil kekuatannya tapi efektif.

FREKUENSI APLIKASI

Sediaan kortikosteroid sebaiknya diberikan sekali atau dua kali sehari saja. Tidak perlu mengoleskan obat ini lebih sering. Kortikosteroid topikal diratakan secara tipis pada kulit. Panjang/banyaknya salep/krim yang dikeluarkan dari tube dapat digunakan untuk menentukan banyaknya obat yang dioleskan pada kulit. Berikut ini adalah besar kemasan sediaan kortikosteroid yang tepat untuk peresepan bagi daerah tubuh tertentu.
Bagian tubuh Krim dan Salep
Wajah dan leher 15 hingga 30 g
Tangan15 hingga 30 g
Kulit kepala15 hingga 30 g
Lengan 30 hingga 60 g
Kaki 100 g
Badan100 g
Selangkangan dan alat kelamin15 hingga 30 g

Jumlah ini biasanya cocok untuk dewasa dengan penggunaan dua kali sehari selama seminggu. Mencampur sediaan topikal pada kulit se-dapat mungkin sebaiknya dihindari, sekurang-kurangnya sebaiknya berselang 30 menit antara pemakaian sediaan yang berbeda. Penggunaan emolien sesaat sebelum pemakaian kortikosteroid adalah tidak tepat.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Apolar Cream?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Apolar Cream:

Oleskan 2-3 x/hari.

Kontraindikasi

Herpes simpleks, varisela, TBC kulit, dermatitis krn sifilis & ulkus. Terapi pada mata.

Perhatian

Hindari pemakaian jangka panjang pada permukaan kulit yang luas. Hindari kontak dengan mata.

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Apolar Cream Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Apolar Cream untuk digunakan oleh wanita hamil:

C: Studi pada binatang percobaan telah memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embroisidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita, atau studi pada wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Kemasan, Sediaan, dan Harga Apolar Cream

Apolar cream 0.5 mg/g
10 g x 1’s (Rp28,000/tube)

Produsen

Actavis

Sekilas Tentang Actavis
Actavis adalah perusahaan farmasi global yang dirikan pada 1983 oleh Allen Chao, Ph.D dan David Hsia, Ph.D yang awalnya melakukan pengembangan obat dengan skala kecil. Modal awal perusahaan didapat dari keluarga dan rekan pendiri dan lokasi awalnya hanya berupa area kecil yang disewa di Libertyville, Illinois, Amerika Serikat.

Seiring dengan perkembangan perusahaan, Actavis memindahkan area produksinya ke tempat yang lebih luas sekira 190 meter persegi di Corona, California dan memulai produksi produk obat generik di lokasi ini. Di awal tahun 1993, perusahaan ini melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di NASDAQ kemudian mencatatkannya juga ke bursa saham NYSE. Di periode tahun 2000 hingga 2009 perusahaan ini mengakuisisi beberapa perusahaan farmasi seperti Schein Pharmaceutical, Andrx Corporation, Arrow Group, dan lain-lain. Pada 2011 perusahaan memindahkan kantor pusatnya dari Corona ke Parsippany, New Jersey.

Pada November 2012, Watson Pharmaceutical mengakuisisi Actavis Group. Untuk operasional global, nama Actavis tetap dipertahankan. Dan ditahun 2013, Actavis mengakuisisi perusahaan farmasi Irlandia, Warner Chilcott PLC dan dengan ini perusahaan merubah namanya menjadi Actavis PLC dan membuka kantor pusat baru di Irlandia dengan tetap mempertahankan kantor pusat yang ada di New Jersey. Setahun kemudian Actavis mengakuisisi Allergan Inc, perusahaan yang memproduksi Botox hingga kemudian Actavis PLC berubah namanya menjadi Allergan PLC namun perusahaan tetap menggunakan nama Actavis untuk operasional global. Pada Juli 2015 Teva Pharmaceutical mengakuisisi divisi generik Allergan PLC.

Actavis memiliki lokasi produksi di 40 negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia perusahaan ini berdiri dengan nama PT. Actavis Indonesia. Jangkauan pemasaran produk Actavis mencapai hingga 100 negara.