Aceclofenac


Deskripsi

Aceclofenac adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri dan radang pada rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan ankylosing spondylitis. Aceclofenac termasuk golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) analog dari diclofenac.

Aceclofenac adalah turunan asam phenylacetic. Cara kerja Aceclofenac adalah menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX). Enzim ini berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan menghalangi kerja enzim COX, prostaglandin lebih sedikit diproduksi, yang berarti rasa sakit dan peradangan akan mereda.

Aceclofenac adalah bentuk ester asam glikolat dari diclofenac. Efek samping berupa ulkus lambung dari obat ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan NSAID lainnya. Efek samping berupa ulkus lambung Aceclofenac 2 kali lebih rendah daripada naproxen, 4 x lebih rendah dari diclofenac, dan 7 x lebih rendah daripada indometacin.

Aceclofenac Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Aceclofenac?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Aceclofenac adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Kegunaan Aceclofenac adalah untuk menghilangkan nyeri dan peradangan pada osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan ankylosing spondylitis.

sekilas tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) adalah kelas obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi demam, mencegah pembekuan darah dan, dalam dosis yang lebih tinggi, mengurangi peradangan. Istilah nonsteroid membedakan obat ini dari steroid, walaupun memiliki efek antiinflamasi eicosanoid yang serupa dan memiliki berbagai efek lainnya. OAINS pertama kali digunakan pada tahun 1960, istilah ini digunakan untuk menjauhkan obat-obatan ini dari steroid, yang pada saat steroid distigma negatif akibat penyalahgunaan steroid anabolik. OAINS bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase (COX-1 dan / atau COX-2). Dalam sel, enzim-enzim ini terlibat dalam sintesis mediator biologis utama, yaitu prostaglandin yang terlibat dalam peradangan, dan tromboksan yang terlibat dalam pembekuan darah.

Ada dua jenis OAINS yang tersedia yaitu non-selektif dan COX-2 selektif. Sebagian besar OAINS bersifat non-selektif, dan menghambat aktivitas COX-1 dan COX-2. OAINS ini selain mengurangi peradangan, juga menghambat agregasi trombosit (terutama aspirin) dan meningkatkan risiko ulkus/perdarahan gastrointestinal. Inhibitor selektif COX-2 memiliki lebih sedikit efek samping gastrointestinal, tetapi meningkatkan trombosis dan secara substansial meningkatkan risiko serangan jantung. Akibatnya, inhibitor selektif COX-2 umumnya dikontraindikasikan karena risiko tinggi penyakit vaskular yang tidak terdiagnosis. Efek diferensial ini disebabkan oleh peran dan lokalisasi jaringan yang berbeda dari masing-masing isoenzim COX. Dengan menghambat aktivitas COX fisiologis, semua OAINS meningkatkan risiko penyakit ginjal dan serangan jantung.

OAINS yang paling dikenal adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen, semuanya tersedia secara bebas di sebagian besar negara. Paracetamol (acetaminophen) umumnya tidak dianggap sebagai OAINS karena hanya memiliki aktivitas anti-inflamasi kecil. Paracetamol mengobati rasa sakit terutama dengan memblokir COX-2, sebagian besar di sistem saraf pusat, tetapi tidak banyak di seluruh tubuh. Efek samping OAINS tergantung pada spesifik obat, tetapi sebagian besar mencakup peningkatan risiko ulkus dan perdarahan gastrointestinal, serangan jantung dan penyakit ginjal.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Aceclofenac?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Aceclofenac:

Dosis dewasa : 2 x sehari 100 mg, pada pagi dan sore hari.

Penyesuaian dosis :

  • Gangguan ginjal sedang-parah : kontraindikasi
  • Gangguan hati ringan : Turunkan dosis awal menjadi 100 mg/hari
  • Gangguan hati patah : kontraindikasi

Kontra indikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap  Aceclofenac, atau NSAID lainnya (misalnya, ibuprofen, celecoxib, aspirin, diclofenac, asam mefenamat)
  • Jangan diberikan untuk penderita penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, penyakit cerebrovascular, dan gagal jantung kongestif
  • Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki ulkus aktif/riwayat ulkus, riwayat perdarahan atau perforasi yang terkait dengan terapi NSAID
  • Memiliki penyakit gagal jantung, ginjal dan hati
  • Kontraindikasi untuk pasien yang sedang hamil terutama di 3 bulan terakhir.
    NSAID termasuk Aceclofenac tidak boleh diberikan untuk penderita demam berdarah, karena menginduksi kebocoran kapiler dan gagal jantung
  • Seharusnya tidak diberikan kepada orang-orang dengan porfiria atau ibu menyusui, dan tidak direkomendasikan untuk anak-anak


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Aceclofenac Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Aceclofenac, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Aceclofenac?

Jika Anda lupa menggunakan Aceclofenac, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Aceclofenac Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Aceclofenac?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Aceclofenac yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Aceclofenac?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Aceclofenac yang mungkin terjadi adalah:

  • Efek samping yang umum misalnya, gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, sembelit, nyeri perut, diare, dispepsia, kembung, perdarahan / perforasi, mulas, ulkus lambung dan duodenum
  • Terjadi peningkatan risiko peristiwa arteri trombotik (infark miokard atau stroke, terutama pada dosis tinggi dan dalam perawatan jangka panjang). Data epidemiologis juga menemukan peningkatan risiko sindrom koroner akut dan infark miokard berhubungan dengan penggunaan Aceclofenac
  • Efek samping pada organ hati jarang terjadi, dan biasanya reversibel. Meski demikian, kasus-kasus seperti nekrosis hati, sakit kuning, hepatitis fulminan dan gagal hati telah dilaporkan terjadi pada pemakaian jangka panjang dan dalam dosis yang lebih tinggi. Jika tanda-tanda dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya : eosinofilia, ruam, dan lain – lain), penggunaan obat ini harus dihentikan
  • Efek samping yang berkaitan dengan kesehatan mental adalah depresi, kecemasan, mudah marah, mimpi buruk, dan reaksi psikotik. Tetapi ini terjadi sangat jarang
  • Obat-obat golongan NSAID dapat menyebabkan luteinized sindrom folikel ruptur, yang menunda atau mencegah ovulasi. Oleh karena itu obat ini dapat menyebabkan kemandulan yang sifatnya sementara pada wanita, terutama jika pemakaian dalam jangka panjang
  • Kondisi-kondisi penekanan sumsum tulang seperti leukopenia, agranulositosis, thrombopenia dengan / tanpa purpura, anemia aplastik dapat terjadi tetapi sangat jarang. Meski demikian kemungkinan ini harus diwaspadai, karena jika terjadi dapat berakibat fatal
  • Anemia juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan obat-obat NSAID. Pasien pada pengobatan jangka panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka menunjukkan tanda-tanda gejala anemia
  • Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus dihentikan jika tanda-tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul
  • Obat ini juga dapat mengganggu siklus menstruasi normal

Apa saja Perhatian Penggunaan Aceclofenac?

  • Sebaiknya diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan. Tablet jangan dikunyah
  • Jika obat ini diresepkan untuk pasien yang memiiki riwayat maag atau pendarahan gastrointestinal, resiko terjadinya perdarahan meningkat 10 kali lipat
  • Jangan digunakan pada pasien yang memiliki fungsi hati dan ginjal yang buruk, sedang atau pernah memiliki sakit jantung
  • Jika pasien menderita hipertensi, tekanan darah harus dipantau selama pengobatan karena NSAID termasuk Aceclofenac dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk kondisi hipertensi
  • Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan
  • Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Aceclofenac
  • Penggunaan jangka panjang NSAID dapat menyebabkan kerusakan ginjal
  • Fungsi hati pasien harus dipantau secara teratur selama pemakaian Aceclofenac terutama jika digunakan dalam jangka waktu panjang
  • Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal
  • NSAID dapat mengganggu kesuburan dan tidak dianjurkan pada wanita yang sedang berencana hamil. Penghentian sementara penggunaan Aceclofenac harus dipertimbangkan pada wanita yang mengalami kesulitan untuk hamil atau menjalani pemeriksaan infertilitas
  • Belum diketahui apakah Aceclofenac diekskresikan melalui ASI. Tetapi mengingat efek yang buruk obat ini terhadap anak-anak sebaiknya jangan menyusui saat menggunakan obat ini
  • Jika tanda-tanda reaksi anafilaksis (misalnya, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah atau tenggorokan) terjadi segera hubungi pihak medis

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Aceclofenac Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Aceclofenac untuk digunakan oleh wanita hamil:

Belum ada informasi tentang penggunaan Aceclofenac selama kehamilan.

Mengingat potensi risiko obat-obat NSAID, sebaiknya penggunaan obat ini selama kehamilan dilakukan dengan hati-hati.

Selama trimester pertama dan kedua kehamilan, Aceclofenac tidak boleh diberikan kecuali sangat diperlukan. Jika Aceclofenac digunakan oleh wanita yang sedang merencanakan untuk hamil, atau selama trimester pertama dan kedua kehamilan, gunakan dosis terendah dan durasi pengobatan sesingkat mungkin.

Selama trimester ketiga kehamilan, semua obat yang menghambat sintesis prostaglandin mengakibatkan hal-hal seperti berikut :

  • Toksisitas cardiopulmonary (penutupan dini duktus arteriosus dan hipertensi pulmonal), disfungsi ginjal yang dapat berkembang menjadi gagal ginjal dengan oligo-hydroamniosis
  • Kemungkinan mengakibatkan perpanjangan durasi perdarahan sebagai efek anti-agregasi yang dapat terjadi bahkan pada dosis yang sangat rendah
  • Penghambatan kontraksi uterus sehingga persalinan tertunda atau berkepanjangan dengan kecenderungan perdarahan meningkat baik pada ibu maupun janin

Oleh karena hal-hal di atas, Aceclofenac kontraindikasi untuk digunakan selama trimester ketiga kehamilan.

Apa Saja Interaksi Obat Aceclofenac?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Aceclofenac antara lain:

  • Antikoagulan (misalnya, warfarin), aspirin, kortikosteroid (misalnya prednisone), heparin, atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) (misalnya, fluoxetine) : resiko perdarahan lambung meningkat
  • Siklosporin, lithium, methotrexate, kuinolon (misalnya, ciprofloxacin), atau sulfonilurea (misalnya, glibenclamide, gliclazide, glimepiride, glipizide) : efek samping obat-obat ini meningkat
  • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor  (misalnya, captopril, enalapril) atau diuretik (misalnya, furosemide, hydrochlorothiazide) : efektivitas obat-obat ini menurun
  • Hindari penggunaan bersamaan dua atau lebih NSAID (termasuk aspirin) karena hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping
  • Glikosida jantung : NSAID dapat memperburuk gagal jantung, mengurangi GFR (glomerular filtration rate) dan meningkatkan kadar glikosida plasma