Tifatrim Tablet


Apa Kandungan dan Komposisi Tifatrim Tablet?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Tifatrim Tablet adalah:


Tiap tablet mengandung
Trimetoprim  80 mg

Sulfametoksazol  400 mg.

Sekilas Tentang Sulfamethoxazole Pada Tifatrim Tablet
Sulfamethoxazole termasuk dalam golongan obat antibiotik. Ia digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih, bronkitis, dan prostatitis. Obat ini efektif untuk mengatasi bakteri gram negatif dan positif seperti Listeria monocytogenes dan E. coli.

Sulfamethoxazole pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat pada 1961 dan biasanya digunakan bersama dengan kombinasi trimethoprim. Nama lain sulfamethoxazole antara lain sulfamethalazole, sulfisomezole, dan sulfamethazole. Cara kerja sulfamethoxazole yaitu dengan mengganggu sintesis bakteri dari asam folat. Folat merupakan metabolit esensial untuk pertumbuhan dan replikasi bakteri sebab ia digunakan dalam sintesis DNA. Oleh karenanya penghambatan produksi folat akan menghambat pula proses metabolisme untuk pertumbuhan bakteri. Sulfamethoxazole dianggap sebagai antibiotik bakteriostatik.
Sekilas Tentang Trimethoprim Pada Tifatrim Tablet
Trimethoprim merupakan suatu obat antibiotik yang digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Selain itu obat ini juga digunakan dalam terapi pengobatan diare dan infeksi telinga bagian tengah. Jika dikombinasikan dengan sulfamethoxazole atau dapsone, obat ini akan efektif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh Pneumocystis pneumonia (suatu bentuk pneumonia yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada penderita HIV/AIDS. Trimethoprim tidak efektif untuk digunakan pada pengobatan infeksi akibat bakteri anaerob seperti Clostridium difficile colitis yang menjadi salah satu penyebab diare.

Trimethoprim bekerja dengan cara mengikat pada enzim DHFR (dihydrofolate reductase) dan menghambat reduksi dihydrofolic acid (DHF) menjadi tetrahydrofolic acid (THF). THF ini adalah suatu bentuk asam folat yang mampu mengintervensi sintesa DNA bakteri. Zat ini akan menghalangi sintesa DNA bakteri sehingga bakteri tersebut tidak dapat berkembang dan memperbanyak diri. Penggunaan bersamaan dengan sulfamethoxazole sering digunakan untuk mengatasi kemungkinan resistensi bakteri.

Efek samping yang umumnya dapat terjadi setelah penggunaan trimethoprim antara lain mual, muntah, perubahan rasa pada lidah, diare, ruam, sensitif pada cahaya matahari, dan gatal. Efek samping yang jarang terjadi antara lain trombositopenia (rendahnya kadar trombosit), anemia megaloblastik akibat penurunan asam folat. Penggunaan trimethoprim dikontraindikasikan pada mereka yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap trimethoprim dan pada penderita anemia megaloblastik. Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan hati sebab sekira 10 hingga 20 persen komponen obat ini dimetabolisme di dalam hati.

Trimethoprim akan cepat diserap di saluran pencernaan setelah pemberian secara oral, kemudian didistribusikan secara luas ke jaringan dan cairan tubuh seperti cairan telinga tengah, saliva, jaringan paru-paru, cairan mani, cairan prostat, empedu, dan tulang. Obat inijuga masuk ke dalam ASI, sehingga tidak direkomendasikan pada wnaita menyusui. Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal, sekira 50 hingga 70 persen dosis oral akan diekskresikan melalui urin dalam 24 hingga 72 jam. Sekira 80 persen sebagai komponen obat tidak berubah.

Keamanan penggunaan trimethoprim untuk digunakan oleh wanita hamil oleh FDA dimasukkan dalam kategori C. Penggunaan trimethoprim dapat menyebabkan bayi lahir cacat. Obat ini masuk menembus ke dalam ASI, sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan oleh wanita menyusui sebab berpotensi membahayakan bayi. Tidak diketahui keamanan obat ini untuk digunakan oleh anak dibawah usia dua bulan.

Trimethoprim pertama kali digunakan pada 1962 dan pada 1972 digunakan sebagai pengobatan profilaksis untuk infeksi saluran kemih.

Tifatrim Tablet Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Tifatrim Tablet?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Tifatrim Tablet adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Infeksi traktus urinarius seperti pielonefritis, pielitis dan prostates akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman yang sensitive seperti E. coli, Klebsiella, Enterobacter dan Proteus mirabilis. Infeksi traktus gastrointestinal, terutama yang disebabkan oleh kuman Salmonella dan Shigella seperti demam tifoid, paratifoid, dan disentri basiler. Infeksi traktus respiratorius seperti bronchitis akut dan sinusitis akut yang disebabkan oleh kuman H. Influenzae dan S. Pneumoniae. Infeksi THT seperti otitis media akut dan sinusitis akut yang disebabkan oleh kuman H. Influenzae atau S. Pneumoniae.

ATURAN PEMAKAIAN

Dewasa dan Anak-anak diatas 12 tahun :
Dosis lazim : 2x sehari 2 tablet selama 10 – 14 hari
Infeksi berat : 2x sehari 3 tablet .

Untuk gonnorhoea tidak terkomplikasi, 2x sehari 4 tablet selama 2 hari

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Tifatrim Tablet?

  & NOMOR  REGISTRASI
Dus isi 10 strip @ 10 tablet , No. Reg. DKL 060 180 251 0A1

Sekilas Tentang Balatif
PT Balatif adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan produk farmasi seperti obat medis, suplemen, maupun produk herbal atau jamu. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1950 yang berawal dari industri rumah tangga produksi dan penjualan obat tradisional. Pada awalnya perusahaan ini bernama PT Banteng Farma dan mulai membangun pabrik besarnya pada 1973 di Jl. Tenaga Tengah 5, Malang, Jawa Timur.

Pada 28 Februari 1977, terdapat perubahan pemegang saham dan secara resmi PT Banteng Farma berubah nama menjadi PT Balatif yang memproduksi produk farmasi dan obat tradisional. Perusahaan ini telah mendapatkan berbagai sertifikat seperti CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari BPOM dan juga ISO 9001:2008. Beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini seperti Prozine (obat batuk), Tiafen (obat demam), Curvino (penambah nafsu makan anak), Cabertis Kids (suplemen anak), dan sebagainya.