Coaprovel


Apa Kandungan dan Komposisi Coaprovel?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Coaprovel adalah:

  • Per tablet 150/12.5 Irbesartan 150 mg, hydrochlorothiazide 12.5 mg
  • Per tablet 300/12.5 Irbesartan 300 mg, hydrochlorothiazide 12.5 mg

Sekilas Tentang Hydrochlorothiazide Pada Coaprovel
Hydrochlorothiazide, kadang-kadang disingkat HCT, HCTZ, atau HZT adalah obat diuretik populer yang bekerja dengan menghambat kemampuan ginjal untuk menahan air. Hal ini mengurangi volume darah, menurunkan aliran darah kembali ke jantung dan dengan demikian curah jantung dan, dengan mekanisme lain, diyakini menurunkan resistensi pembuluh darah perifer. Hydrochlorothiazide dijual baik sebagai obat generik dan di bawah sejumlah besar nama merek, termasuk: Apo-Hydro, Aquazide H, Dichlotride, Hydrodiuril, HydroSaluric, Microzide, Oretic.

Cara kerja

Hidroklorotiazid termasuk golongan diuretik tiazid, bekerja pada ginjal untuk mengurangi reabsorpsi natrium (Na) di tubulus kontortus distal. Ini mengurangi tekanan osmotik di ginjal, menyebabkan lebih sedikit air yang diserap kembali oleh saluran pengumpul. Hal ini menyebabkan peningkatan output urin.

Indikasi

HCT sering digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung kongestif, edema simtomatik dan pencegahan batu ginjal. Hal ini efektif untuk nefrogenik diabetes insipidus (efek paradoks, yang menurunkan pembentukan urin) dan juga kadang-kadang digunakan untuk hiperkalsiuria dan Penyakit Dent.

Hipokalemia, efek samping sesekali, biasanya dapat dicegah dengan suplemen kalium atau menggabungkan hidroklorotiazid dengan diuretik hemat kalium.

Efek samping

Beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan hydrochlorothiazide seperti:

  • Hipokalemia

  • Hipomagnesemia

  • Hiperurisemia dan asam urat

  • Gula darah tinggi

  • Kolesterol Tinggi

  • Sakit kepala

  • Mual / Muntah

Sekilas Tentang Irbesartan Pada Coaprovel
Irbesartan merupakan obat yang digunakan dalam terapi pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, dan penyakit neuropati diabetik.

Irbesartan masuk dalam kelas obat ARB (angiotensin receptor blocker) yakni suatu kelas obat yang ditujukan untuk mengatasi indikasi yang sejenis dengan cara kerja yang juga hampir mirip. Irbesartan bekerja dengan menghalangi efek hormon angiotensin sehingga membuat pembuluh darah menjadi lebih rileks. Irbesartan mencegah angiotensin II berikatan pada reseptor AT1 pada jaringan seperti di otot polos pembuluh darah dan kelenjar adrenal. Irbesartan dan metabolit aktifnya mengikat pada reseptor AT1 dengan 8500 kali lebih kuat daripada ikatannya dengan reseptor AT2. Akibatnya otot polos pembuluh darah menjadi rileks dan mencegah sekresi aldosterone sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Selain itu juga membuat ginjal mendapatkan lebih banyak air dan garam yang membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi ginjal. Obat ini biasanya tersedia dalam sediaan tablet dan dikonsumsi melalui mulut.

Obat ini pertamakali dipatenkan pada 1990 dan merupakan hasil pengembangan Sanofi Research (sekarang Sanofi) dan disetujui untuk digunakan oleh dunia medis pada 1997. Efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan irbesartan seperti pusing, diare, merasa lelah, nyeri otot, dan heartburn. Efek samping yang serius seperti gangguan ginjal, tekanan darah rendah (hipotensi), dan angioedema. Obat ini tidak aman untuk digunakan oleh wanita hamil dan menyusui, sehingga oleh FDA tingkat keamanannya dimasukkan dalam kategori D.

Coaprovel Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Coaprovel?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Coaprovel adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Hipertensi esensial pada pasien yang TD nya tidak dapat dikendalikan secara adekuat dengan irbesartan atau hydrochlorothiazide saja.

Apa Saja Kontraindikasi Coaprovel?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Coaprovel dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Gangguan ginjal & hati berat, hipokalemia refrakter, hiperkalsemia, sirosis biliaris & kolestasis. Hamil & laktasi.

Apa saja Perhatian Penggunaan Coaprovel?

Deplesi vol dan atau Na, stenosis arteri renalsi bilateral atau unilateral, gangguan ginjal atau hati, penyakit hati progresif, stenosis katup aorta atau mitral, kardiomiopati hipertrofi obstruktif, aldosteronisme primer; dapat mengganggu toleransi glukosa. Monitor elektrolit serum secara periodik. Kardiopati iskemik atau penyakit KV iskemik. Riwayat alergi atau asma bronkial. Lupus eritematosus sistemik. Anak <18 tahun.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Coaprovel Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Coaprovel, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Coaprovel?

Jika Anda lupa menggunakan Coaprovel, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Coaprovel Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Coaprovel?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Coaprovel yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Coaprovel?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Coaprovel yang mungkin terjadi adalah:

Sering: pusing, lelah, mual/muntah, gangguan berkemih. Tdk sering: pusing ortostatik, hipotensi, edema, sinkop, takikardi, rasa panas & kemerahan pada wajah, diare, pembengkakan ekstremitas, perubahan libido, disfungsi 5eksual.

Apa Saja Interaksi Obat Coaprovel?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Coaprovel antara lain:

Obat antihipertensi lain, litium, diuretik hemat K, suplemen K, pengganti garam yang mgd K. Obat yang menekan SSP, antidiabetes, kolestiramin & resin kolestipol, kortikosteroid, ACTH, glikosida digitalis, antiaritmia, OAINS, tubokukarin, obat antigout, garam Kalsium. Alkohol; penyekat β, diazoksid, atropin, beperiden, amantadin, siklofosfamid, metotreksat.

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Coaprovel Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Coaprovel untuk digunakan oleh wanita hamil:

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko pada janin manusia, tetapi manfaat dari penggunaan obat ini pada wanita hamil dapat diterima meskipun berisiko pada janin (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Coaprovel?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Coaprovel:

1 tablet 1 x/hari.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Coaprovel?

Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.

Sediaan, Kemasan, Harga Coaprovel?

  • CoAprovel 150/12.5 tab, 28’s (Rp272,428/pak)
  • CoAprovel 300/12.5 tab, 28’s (Rp367,684/pak)

Apa Nama Perusahaan Produsen Coaprovel?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Coaprovel:

Sanofi Aventis

Sekilas Tentang Sanofi Aventis
Sanofi Aventis adalah perusahaan hasil penggabungan atau merger dua perusahaan farmasi besar yakni Sanofi Synthélabo dan Aventis yang dilakukan pada 2004. Untuk proses merger tersebut, Sanofi Synthélabo harus menggelontorkan uang sebesar 54,5 miliar dolar untuk mengakuisisi Aventis. Pada 2007, Sanofi Aventis menjalin kerjasama dengan Regeneron Pharmaceutical (perusahaan bioteknologi Amerika Serikat) dengan bersedia membayar 100 juta dolar setiap tahunnya selama 5 tahun untuk dapat menggunakan teknologi antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmeceutical untuk produksi produk-produk biofarmasi Sanofi Aventis dan oleh karenanya Sanofi Aventis memiliki hak untuk menggunakan dan mengembangkannya. Pada 2009, Sanofi Aventis setuju untuk meningkatkan pembayarannya menjadi 160 juta dolar per tahunnya. Dari penggunakan bioteknologi ini, Sanofi Aventis berhasil mengembangkan beberapa obat baru yang diklaim sangat efektif, diantaranya untuk pengobatan kanker, rheumatoid arthritis, nyeri saraf, dan lain-lain.

Pada tahun 2008 hingga 2010, Sanofi Aventis mengakuisisi Zentiva, Medley Farma (perusahaan farmasi terbesar ketiga di Brazil), Shantha Biotechnics (perusahaan pembuat vaksin di India), Chattem Inc, Nepentes Pharma, dan BMP Sunstone Corporation.

Pada 6 mei 2011, Sanofi Aventis memutuskan untuk merubah nama perusahaannya menjadi "Sanofi" dengan menghilangkan kata "Aventis", alasannya agar lebih mudah penyebutannya dan memasarkannya di negara-negara tertentu seperti China. Periode 2011 hingga 2018, Sanofi melakukan serangkaian kegiatan akuisisi beberapa perusahaan seperti Genzyme Corporation (perusahaan bioteknologi), Bioverativ, dan Ablynx.

Beberapa produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh Sanofi Aventis seperti Adenoscan (adenosine), Altace (ramipril), Arixtra (fondaparinux), Avalide (irbesartan), Cardizem (diltiazem), dan lain-lain.

Kantor pusat Sanofi ada di Paris, Perancis, dan di Indonesia, Sanofi berdiri dengan nama PT. Aventis Pharma dan PT. Sanofi Aventis Indonesia dengan kantor pusat di Pulo Gadung, Jakarta Timur.