Zenclovir Cream


Apa Kandungan dan Komposisi Zenclovir Cream?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Zenclovir Cream adalah:

Tiap gram cream mengandung:

Acyclovir 50 mg

Farmakologi :

Acyclovir memiliki aktivitas inhibisi terhadap virus herpes human in-vitro dan in-vivo, termasuk Herpes Simplex Virus (HSV) tipe 1 dan 2, Varicella Zoster Virus (VZV), Epstein-Barr Virus (EBV) dan Cytomegalovirus (CMV) dan bersifat sangat selektif. Aktivitasnya membutuhkan konversi intaseluler oleh enzim Timidin Kinase. Pada sel normal yang tidak terinfeksi virus-virus tersebut, enzim Timidin Kinase tidak dapat menggunakan Acyclovir sebagai substrat, sehingga Acyclovir memiliki toksisitas yang rendah terhadap sel hospes mamalia. Sedangkan enzim Timidin Kinase yang disandikan oleh virus-virus tersebut akan berkesinambungan mengubah Acyclovir menjadi Acyclovir monofosfat, difosfat kemudian akhirnya membentuk Acyclovir trifosfat yang masuk ke dalam DNA virus dan mengganggu proses polimerisasi DNA virus sehingga menghambat replikasi DNA virus yang pada akhirnya rantai reaksi akan berakhir.

Sekilas Tentang Aciclovir (Acyclovir) Pada Zenclovir Cream
Aciclovir / Acyclovir adalah suatu zat yang digolongkan dalam kelompok obat antivirus. Aciclovir biasa digunakan dalam terapi pengobatan penyakit yang diakibatkan oleh virus herpes simplex, cacar air, dan herpes zoster. Selain itu aciclovir juga digunakan dalam terapi pencegahan infeksi virus cytomegalovirus.

Keefektifan aciclovir dalam melawan virus EBV (Epstein-Barr Virus) belum sepenuhnya diketahui walaupun pada tahun 2016 ditemukan bukti bahwa baik valaciclovir maupun aciclovir mampu menghambat replikasi DNA virus, namun bukti itu masih minim dan dapat menimbulkan efek resisten virus terhadap antivirus tersebut. Dalam kasus infeksi herpes mata, aciclovir lebih efektif dan lebih aman dibandingkan dengan idoxuridine, suatu antivirus yang biasa digunakan dalam pengobatan herpes.

Pemberian aciclovir secara intravena diketahui efektif dalam mengobati penyakit yang diakibatkan oleh beberapa varian virus herpes termasuk penyakit herpes genital, radang otak akibat virus herpes simplex, eksim herpeticum, dan meningitis akibat virus herpes simplex. Selain intravena, rute pemberian aciclovir dilakukan melalui oral (mulut), topikal, dan salep mata.

Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan aciclovir meliputi mual dan diare. Efek samping yang lebih serius antara lain gangguan ginjal dan turunnya kadar trombosit dalam darah

Untuk menghasilkan efek antivirus, aciclovir dikonversi oleh enzim thymidine kinase menjadi aciclovir monophosphate yang kemudian dikonversi lagi oleh enzim kinase menjadi aciclovir triphosphate yang pada gilirannya menghambat jalur substansi kimia yang terlibat dalam replikasi DNA virus. Hal tersebut akan menonaktifkan DNA polymerase virus herpes simplex dan mencegahnya mengalami sintesa DNA tanpa berpengaruh pada proses normal sel.

Aciclovir memiliki kadar sitotoksisitas (mengakibatkan racun atau toksik bagi sel) yang rendah. Aciclovir pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1970 yang awalnya bermula dari nukleosida yang diisolasi dari spons Karibia, Cryptotethya crypta, yang menjadi dasar untuk sintesis dari aciclovir. Aciclovir ditemukan oleh Howard Schaffer setelah penelitiannya dengan Robert Vince (seorang ilmuwan Amerika Serikat yang berkontribusi dalam penemuan abacavir, antivirus untuk pengobatan HIV), S. Bittner dan S. Gurwara mengenai analog adenosin acycloadenosine yang menunjukkan aktivitas antivirus. Kemudian, Schaffer bergabung dengan Burroughs Wellcome dan melanjutkan pengembangan aciclovir dengan ahli farmakologi Gertrude B. Elion. Paten aciclovir di Amerika Serkat diterbitkan pada tahun 1979. Aciclofir pertama kali dijual dengan nama brand Zovirax.

Oleh FDA, tingkat keamanan penggunaan aciclovir pada wanita hamil masuk dalam kategori B. Penggunaan aciclovir oleh wanita yang sedang menyusui sebaiknya dihindari atau berhati-hati, sebab aciclovir diekresi atau masuk ke dalam ASI.

Zenclovir Cream Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Zenclovir Cream?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Zenclovir Cream adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Untuk pengobatan infeksi virus Herpes simplex pada kulit termasuk Herpes genitalis awal dan berulang dan Herpes labialis.

Takaran Pemakaian :

  • Dewasa dan anak-anak:

Zenclovir cream sebaiknya digunakan 5 kali sehari dengan selang waktu kurang lebih 4 jam, hindari penggunaan pada malam hari.

Zenclovir cream harus segera diberikan pada luka atau luka sesaat setelah terjadinya luka, sesegera mungkin setelah terjadinya infeksi. Hal ini sangat penting untuk pengobatan awal episode berulang sebelum periode prodormal atau ketika luka pertama muncul. Pengobatan diberikan selama 5 hari, namun bila penyembuhan belum tercapai maka pengobatan dapat dilanjutkan hingga 10 hari.

Kontraindikasi :

Penderita yang hipersensitif terhadap Acyclovir.

Peringatan dan perhatian :

  • Zenclovir cream tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada membran mukosa, seperti dalam mulut, mata atau vag1n4, karena mungkin menyebabkan iritasi. Perhatian khusus harus diambil untuk menghindari pengenalan secara tidak sengaja ke dalam mata. Pasien sebaiknya diinformasikan bahwa sengatan ringan yang mungkin terjadi setelah pemberian
  • Kehamilan: Pemakaian pada wanita hamil diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada resikonya
  • Fertilitas/kesuburan: Belum ada laporan efek pemakaian Zenclovir cream terhadap kesuburan wanita
  • Laktasi: Acyclovir terdistribusi melalui ASI, namun data penelitian pada manusia masih terbatas

Efek samping :

Dapat timbul rasa panas yang bersifat sementara atau perih setelahpenggunaan Acyclovir cream. Eritema atau pengeringan yang ringan dan pengelupasan kulit pada sebagian kecil penderita.

Interaksi obat :

Probenesid meningkatkan waktu paruh rata-rata Acyclovir dan daerah di bawah kurva konsentrasi plasma waktu.

Izin, Kemasan & Sediaan Zenclovir Cream

& Sediaan:

DUS TUBE @ 5 G, KRIM 50MG

Berapa Nomor Izin BPOM Zenclovir Cream?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Zenclovir Cream:

POM DKL1527914529A1

Bagaimana Cara Penyimpanan Zenclovir Cream?

:

Simpan pada suhu di bawah 30 derajat C dan terlindung dari cahaya.

Apa Nama Perusahaan Produsen Zenclovir Cream?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Zenclovir Cream:

Zenith Pharma

Sekilas Tentang Zenith Pharmaceutical
PT Zenith Pharmaceutical merupakan suatu perusahaan farmasi yang didirikan oleh Prof. Drs. Liem Hook Ie, seorang dosen farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1952. Perusahaan ini didirikan di kota Semarang, Jawa Tengah.

Perusahaan ini telah beberapa kali memindahkan lokasi pabriknya dengan tujuan untuk menghasilkan obat-obatan bermutu yang sesuai dengan sertifikat CPOB agar dapat menembus pasar ekspor. Tahun 1994 perusahaan ini menjalin kerjasama tool manufacturing dengan PT Bufa Aneka dimana sebagian produk PT Bufa Aneka diproduksi di Pabrik PT Zenith Pharmaceutical. Beberapa produk dan sediaan farmasi yang dihasilkan oleh PT Zenith Pharmaceutical diantaranya tablet, tablet salut, kapsul, cairan oral, suspensi, dan sebagainya.

Beberapa merek obat yang diproduksi perusahaan ini antara lain Dormi, Zeprazol, Zenti, Zelona, Gastulen, Ameda, Zenicyclin, Zenichlor, dan lain-lain.