X-Cam


Apa Kandungan dan Komposisi X-Cam?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi X-Cam adalah:

Tiap X – CAM-7,5 tablet mengandung:
Meloxicam…………………………………………………. 7,5 mg

Tiap X – CAM-15 tablet mengandung:
Meloxicam…………………………………………………. 15 mg

 

Bagaimana Farmakologi X-Cam?

Meloxicam adalah anti-inflamasi non steroidal (AINS) kelompok Oxicam dengan sifat anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Aktivitas anti inflamasi meloxicam telah dibuktikan dengan berbagai model klasik peradangan.
Seperti halnya zat-zat AINS lainnya, aktivitas mekanismenya belum diketahui dengan pasti, akan tetapi ada satu cara kerja umum yang diberikan oleh seluruh AINS (termasuk meloxicam) yaitu menghambat sintesa prostaglandin yang diketahui sebagai mediator peradangan.

 

X-Cam Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan X-Cam?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. X-Cam adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

– Pengobatan jangka pendek gejala-gejala eksaserbasi akut osteoarthritis.
– Pengobatan jangka panjang gejala-gejala rhematoid arthritis.

 

Apa Saja Kontraindikasi X-Cam?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian X-Cam dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

– Hipersensitivitas terhadap meloxicam dan komponen lainnya.
– Hati-hati pemberian pada kondisi:
* Tukak peptik aktif
* Anak dengan usia di bawah 15 tahun
* Wanita hamil & menyusui
* Pendarahan pada gastrointestinal, cerebrovaskular dan gangguan pendarahan lainnya
* Gagal fungsi ginjal non-dialisa
* Gagal fungsi hati berat

 


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan X-Cam Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan X-Cam, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan X-Cam?

Jika Anda lupa menggunakan X-Cam, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan X-Cam Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan X-Cam?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan X-Cam yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping X-Cam?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping X-Cam yang mungkin terjadi adalah:

Efek Samping yang terjadi dapat ditoleransi dengan baik, efek samping yang biasa terjadi:

  • Saluran pencernaan: dyspepsia, mual, muntah, sakit perut, konstipasi, kembung, diare
  • Haematologi: gangguan pada perhitungan darah termasuk perhitungan sel darah putih, anemia, leukopenia, trombositopenia
  • Kulit: stomatitis, pruritus atau gatal-gatal pada kulit, fotosensitisasi
  • SSP: kepala terasa ringan, pusing
  • Kardiovaskuler: edema
  • Ginjal: meningkatnya serum kreatinin dan/ atau serum urea
  • Hati: meningkatkan transaminase dan bilirubin

 

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan X-Cam?

  • Hati-hati pemberian pada pasien yang pernah menderita penyakit gastrointestinal bagian atas dan pada pasien yang sedang diterapi dengan antikoagulan.
    Bila terjadi ulkus peptikum atau pendarahan gastrointestinal hentikan pemberian meloxicam
  • Perhatian khusus harus diberikan pada pasien bila terjadi efek samping mukokutaneus dan dipertimbangkan untuk menghentikan pemberian obat
  • Volume diuresis dan fungsi ginjal harus dipantau secara hati-hati pada permulaan terapi pada pasien dehidrasi, pasien dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik dan penyakit ginjal, termasuk pada pasien yang mendapat diuretik atau pasien yang baru saja menjalani operasi dimana cenderung terjadi hipovolemia
  • Lakukan pemeriksaan fungsi hati lebih lanjut dan hentikan pemberian meloxicam bila peningkatan serum transaminase atau parameter lain dari fungsi hati berbeda nyata dan menetap
  • Hati-hati penggunaan pada orang tua dengan gangguan fungsi ginjal, hati atau jantung
  • Bila terjadi efek samping vertigo dan mengantuk, dianjurkan untuk menghentikan aktivitas

Peringatan efek kardiovaskular:

  • Kejadian Trombotik Kardiovaskuler:
    Uji klinis dengan berbagai COX-2 selektif dan AINS non selektif sampai dengan tiga tahun menunjukkan peningkatan risiko trombotik kardiovaskuler (KV) serius, infark miokard, dan stroke yang dapat berakibat fatal. Semua AINS, baik COX-2 selektif maupun non selektif, dapat menyebabkan risiko yang sama. Risiko meningkat pada pasien dengan penyakit KV atau memiliki faktor risiko penyakit KV. Untuk mengurangi risiko efek samping tersebut, AINS harus diberikan dengan dosis efektif terendah dan lama pengobatan sesingkat mungkin. Dokter dan pasien harus waspada terhadap terjadinya efek samping tersebut, walaupun tidak ada gejala KV sebelumnya. Pasien harus diberi informasi mengenai tanda dan/ atau gejala KV serius dan langkah yang harus dilakukan jika tanda dan/ atau gejala tersebut muncul
  • Tidak ada bukti bahwa penggunaan bersama asetosal dapat mengurangi peningkatan risiko efek samping trombotik KV serius oleh AINS. Penggunaan AINS bersama dengan asetosal justru meningkatkan risiko efek samping serius pada saluran cerna (lihat peringatan saluran cerna)
  • Hipertensi
    AINS, termasuk X-CAM, dapat menyebabkan munculnya hipertensi baru atau memperberat hipertensi yang sudah ada yang dapat berakibat pada peningkatan efek samping KV. AINS dapat menurunkan efek antihipertensi tiazid atau diuretik kuat. AINS, termasuk X-CAM, harus digunakan dengan hati-hati pada pasien hipertensi. Tekanan darah harus dimonitor sejak awal dan selama terapi dengan AINS
  • Gagal Jantung Kongestif dan Edema
    Retensi cairan dan edema telah terlihat pada beberapa pasien yang menggunakan AINS. X-CAM harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan retensi cairan atau gagal jantung

Saluran Cerna:

  • Risiko ulserasi, perdarahan dan perforasi. AINS, termasuk X-CAM dapat menyebabkan efek samping saluran cerna serius termasuk inflamasi, perdarahan, ulserasi, dan perforasi lambung dan usus yang dapat berakibat fatal. Efek Samping serius ini dapat terjadi kapanpun, dengan atau tanpa gejala peringatan. Hanya satu dari 5 pasien yang mengalami efek samping serius pada saluran cerna atas menunjukkan gejala. Ulkus pada saluran cerna atas, perdarahan, atau perforasi yang disebabkan AINS terjadi pada sekitar 1% pasien yang diobati selama 3-6 bulan, dan pada kira-kira 2-4% pasien yang diobati selama satu tahun
  • Penggunaan yang lebih lama cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping saluran cerna serius. Namun terapi jangka pendek bukan berarti tanpa risiko. AINS harus diresepkan dengan sangat hati-hati pada pasien yang memiliki riwayat penyakit tukak atau perdarahan saluran cerna. Pasien dengan riwayat tukak peptik dan atau perdarahan saluran cerna 10 kali lipat dibandingkan dengan pasien tanpa faktor risiko tersebut. Faktor lain yang meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna adalah penggunaan bersama kortikosteroid atau antikoagulan oral, penggunaan AINS yang lama, merokok, penggunaan alkohol, usia lanjut, dan status kesehatan yang buruk. Sebagian besar laporan spontan efek samping saluran cerna fatal terjadi pada pasien usia lanjut atau pasien yang sangat lemah. Oleh karena itu, perhatian khusus harus diberikan dalam mengobati populasi ini
  • Untuk mengurangi risiko efek samping saluran cerna pada pasien yang diobati dengan AINS, dosis efektif terendah harus diberikan dengan lama pengobatan sesingkat mungkin
  • Dokter dan pasien harus waspada terhadap tanda dan gejala ulserasi dan perdarahan saluran cerna selama terapi dengan AINS. Jika dicurigai adanya efek samping saluran cerna yang serius, segera dilakukan evaluasi serta pengobatan tambahan
  • Untuk pasien berisiko tinggi, terapi alternatif yang tidak melibatkan AINS dapat dipertimbangkan

Apa Saja Interaksi Obat X-Cam?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat X-Cam antara lain:

  • Bila diberikan bersama-sama dengan obat AINS lainnya, antikoagulan oral, heparin dan ticlopidin akan meningkatkan risiko tukak dan pendarahan gastrointestinal
  • AINS dapat meningkatkan kadar lithium dalam darah dan meningkatkan toksisitas methotrexate
  • Obat-obat AINS akan menurunkan efektivitas alat KB IUD
  • Selama pengobatan dengan AINS efek obat anti hipertensi akan menurun karena obat AINS akan menghambat prostaglandin yang mempunyai efek vasodilatasi
  • Cholestyramine akan mengikat meloxicam di saluran gastrointestinal sehingga akan mempercepat proses eliminasi meloxicam
  • Bertambahnya nefrotoksisitas dari cyslosporin melalui efek prostaglandin di ginjal

 

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai X-Cam?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai X-Cam:

Pemakaian oral:

  • Osteoarthritis: 7,5 mg/hari
    Jika perlu dosis dapat dinaikkan menjadi 15 mg/hari
  • Rhematoid arthritis: 15 mg/hari
    * Pada penderita usia lanjut dengan rhematoid arthritis dosis yang dianjurkan untuk jangka panjang adalah 7,5 mg/hari
    * Penderita dengan risiko tinggi terkena efek samping: pengobatan harus diawali dengan 7,5 mg/hari.
    Tidak boleh melebihi dosis 15 mg/hari
  • Penderita dalam dialisa dengan gagal ginjal berat: dosis tidak boleh melebihi 7,5 mg/hari

 

Izin BPOM, Kemasan, dan Sediaan X-Cam

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk X-Cam:

X – CAM-7,5 tablet
Dus @ 3 strip @ 10 tablet
No. Reg.: DKL 0315616110 A1

X – CAM-15 tablet
Dus @ 3 strip @ 10 tablet
No. Reg.: DKL 0315616110 B1

 

Bagaimana Cara Penyimpanan X-Cam?

Simpan pada suhu kamar (25-30) ºC, kering dan terlindung dari cahaya

Meprofarm adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1973 oleh Wanne Mardiwidyo. Awalnya perusahaan ini memasarkan obat generik yang pada waktu itu masih diproduksi secara maklon atau dikerjakan oleh pihak lain di ITB (Institut Teknologi Bandung).

Tahun 1993 Meprofarm mulai membangun fasilitas produksi yang dinamakan Mepro-1 di Bandung dengan tujuan untuk memperbesar skala produksi dan mendapatkan sertifikat CPOB dari Kementrian Kesehatan. Fasilitas Mepro-1 digunakan untuk produksi, riset and development, gudang, marketing, dan keuangan perusahaan. Di lokasi tersebut diproduksi produk sefalosporin steril dan non-steril. Tahun 1996 meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat CPOB untuk produk farmasi dengan sediaan tablet, kapsul, sirup cair dan kering, dan krim, dua tahun kemudian berhasil memperoleh sertifikat CPOB untuk produk sefalosporin dengan sediaan serbuk steril, tablet, dan sirup kering.

Pada tahun 2006, perusahaan ini mulai membangun fasilitas produksi Mepro-2 yang lokasinya persis dibelakang Mepro-1. Fasilitas baru ini ditujukan untuk memproduksi produk farmasi dengan sediaan cairan steril meliputi cairan injeksi, sirup cair, supositoria, krim, dan sirup kering. Selain itu fasilitas ini juga digunakan untuk riset and development. Oleh karenanya pada 2008, Meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 dan pada 2011 seiring dengan telah diperolehnya sertifikat CPOB pada fasilitas Mepro-2, maka dimulailah produksi perdana di fasilitas ini.

Beberapa perusahaan farmasi lainnya yang telah menjalin kerjasama dengan Meprofarm antara lain PT. Tanabe Indonesia, PT. Astellas, PT. Dexa Medica, PT. Holi Pharma, PT. Otto Pharmaceutical, dan sebagainya.