Unasyn Vial


Apa Kandungan dan Komposisi Unasyn Vial?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Unasyn Vial adalah:

:

Sultamicillin (ampicillin dan sulbactam). Sulbactam 500 mg, ampicillin 1,000 mg

Sekilas Tentang Ampicillin Pada Unasyn Vial
Ampicillin (ampisilin) adalah antibiotik beta-laktam yang telah digunakan secara luas untuk mengobati infeksi bakteri sejak tahun 1961. Ini dianggap sebagai bagian dari keluarga aminopenisilin dan secara kasar setara dengan amoksisilin dalam hal spektrum dan tingkat aktivitas. Kadang-kadang dapat mengakibatkan reaksi alergi yang tingkat keparahannya berkisar dari ruam (misalnya pasien dengan mononukleosis) hingga anafilaksis yang berpotensi mematikan.

Mekanisme aksi

Ampisilin mampu menembus Gram-positif dan beberapa bakteri Gram-negatif. Ini berbeda dari penisilin hanya dengan adanya gugus amino. Gugus amino membantu obat menembus membran luar bakteri gram negatif. Ampisilin bertindak sebagai penghambat kompetitif enzim transpeptidase. Transpeptidase dibutuhkan oleh bakteri untuk membuat dinding selnya. Ini menghambat tahap ketiga dan terakhir dari sintesis dinding sel bakteri, yang pada akhirnya menyebabkan lisis sel.

Indikasi

Ampisilin terkait erat dengan amoksisilin, jenis penisilin lain, dan keduanya digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, otitis media, pneumonia yang didapat dari komunitas, Haemophilus influenzae, salmonellosis, dan meningitis Listeria. Ini digunakan dengan flukloksasilin dalam kombinasi antibiotik co-fluampicil untuk pengobatan empiris selulitis; memberikan perlindungan terhadap infeksi streptokokus Grup A sementara flukloksasilin bekerja melawan bakteri Staphylococcus aureus. Yang menjadi perhatian adalah jumlah bakteri yang menjadi resisten terhadap Ampisilin yang memerlukan terapi kombinasi atau penggunaan antibiotik lain. Semua Pseudomonas dan sebagian besar strain Klebsiella dan Aerobacter dianggap resisten.

Penggunaan dalam penelitian

Ampisilin sering digunakan sebagai agen selektif dalam biologi molekuler untuk mengkonfirmasi pengambilan gen (misalnya, plasmid) oleh bakteri (misalnya, E. coli). Sebuah gen yang akan dimasukkan ke dalam bakteri digabungkan ke gen yang mengkode resistensi ampisilin (dalam E. coli, biasanya gen bla (TEM-1), yang mengkode -laktamase). Bakteri yang telah diberi perlakuan kemudian ditumbuhkan pada media yang mengandung ampisilin. Hanya bakteri yang berhasil mengambil gen yang diinginkan menjadi resisten ampisilin, dan karena itu mengandung gen lain yang diinginkan juga.
Sekilas Tentang Sulbactam Pada Unasyn Vial
Sulbaktam adalah molekul yang diberikan dalam kombinasi dengan antibiotik beta-laktam untuk menghambat beta-laktamase, enzim yang diproduksi oleh bakteri yang menghancurkan antibiotik. Sulbaktam adalah inhibitor ireversibel beta-laktamase; itu mengikat enzim dan tidak memungkinkan untuk berinteraksi dengan antibiotik.

Sulbactam mampu menghambat bentuk beta-laktamase yang paling umum tetapi tidak mampu berinteraksi dengan ampC cephalosporinase. Dengan demikian, ia memberikan sedikit perlindungan terhadap bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, Citrobacter, Enterobacter, dan Serratia, yang sering mengekspresikan gen ini. Di Amerika Serikat, sulbaktam digabungkan untuk membentuk cefoperazone/sulbactam dan ampisilin/sulbaktam. Itu memang memiliki beberapa aktivitas antibakteri bila diberikan sendiri, tetapi terlalu lemah untuk memiliki kepentingan klinis. Penggunaannya di Inggris terbatas pada rumah sakit.

Unasyn Vial Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Unasyn Vial?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Unasyn Vial adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

:

ISK dan pielonefritis; infeksi intra abdominal termasuk peritonitis, kolesistitis, endometritis, selulitis pelvik, septikemia bakterial, infeksi kulit danjaringan lunak; infeksi tulang dan sendi; infeksi gonokokal

Sekilas Tentang Obat Antibiotik
Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri molekul. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Antibiotika oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotika intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadang kala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Unasyn Vial?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Unasyn Vial:

:

Dewasa : 1.5 – 2 g/hari dosis iterbagi tiap 6, 8 atau 12 jam. Anak : 150 mg/kg BB/hari tiap 6 – 8 jam. Neonatus dan / prematur : 150 mg/kg BB/hari tiap 12 jam. Profilaksis infeksi bedah : 1.5 – 3 g diberikan pada induksi anestesi. Dapat diulangi tiap 6, 8 atau 12 jam

Kontraindikasi

Riwayat pernah mengalami reaksi alergi terhadap penisilin

Apa saja Perhatian Penggunaan Unasyn Vial?

:

Pertumbuhan berlebihan dari organisme yang tidak sensitif. Lakukan pemeriksaan berkala terhadap fungsi organ pada pemakaian jangka panjang


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Unasyn Vial Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Unasyn Vial, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Unasyn Vial?

Jika Anda lupa menggunakan Unasyn Vial, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Unasyn Vial Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Unasyn Vial?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Unasyn Vial yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Unasyn Vial?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Unasyn Vial yang mungkin terjadi adalah:

:

Gangguan Gl, flebitis, ruam, gatal, kel darah, anafilaksis dan superinfeksi

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Unasyn Vial?

DUS, 10 VIAL @ 1.5 G, SERBUK INJEKSI 0.5/1 G

Berapa Nomor Izin BPOM Unasyn Vial?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Unasyn Vial:

DKI9584800344B1

Apa Nama Perusahaan Produsen Unasyn Vial?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Unasyn Vial:

Pfizer

Sekilas Tentang Pfizer
Pfizer merupakan perusahaan farmasi besar asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Charles Pfizer dan sepupunya, Charles F. Erhart. Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Manhattan, New York, Amerika Serikat. Awalnya Pfizer memproduksi produk santonin, suatu produk antiparasit yang dihasilkan dari asam sitrat. Produk tersebut sukses dipasaran dan seiring dengan kesuksesan ini, Pfizer lantas memperluas area produksinya dengan membeli tanah dan bangunan di sekitar Harrison Avenue dan Bartlett Street. Area tersebut digunakan sebagai lokasi produksi dan laboratorium.

Tingkat penjualan perusahaan semakin meninggkat sehingga ditahun 1906, angka penjualan mencapai 3,4 juta dollar. Perang Dunia I membuat Pfizer harus memutar otak untuk mencari suplier kalsium sitrat sebagai bahan baku asam sitrat yang biasanya diimpor dari Italia. Ilmuwan di laboratorium Pfizer kemudian melakukan serangkaian penelitian dan uji coba dan mereka menemukan bahwa ada suatu jenis jamur dapat memfermentasi gula menjadi asam sitrat, kemudian mereka mengkomersialisasikan penemuan itu dan menjadikannya sebagai bahan baku pembuatan asam sitrat mulai tahun 1919. Karena keberhasilan itulah maka, ilmuwan Pfizer melakukan penelitian lebih lanjut mengenai teknik fermentasi.

Selama Perang Dunia II, permintaan penisilin meningkat dan teknik fermentasi yang dikembangkan ilmuwan Pfizer digunakan untuk produksi masal penisilin untuk perawatan luka para tentara akibat perang. Harga penislin mengalami penurunan pada 1940 dan perusahaan mencari jenis antibiotik baru yang bisa menghasilkan keuntungan lebih banyak. Mereka kemudian menemukan oxytetracycline pada 1950 yang diberi nama brand Terramycin. Sejak saat itulah, Pfizer mulai masuk dalam industri farmasi berbasis riset. Perusahaan ini kemudian membuka cabangnya di berbagai negara seperti Belgia, Brazil, Canada, Kuba, Inggris, dan negara lainnya. Di tahun 1980 mereka meluncurkan produk piroxicam yang diberi nama brand Feldene. Beberapa produk terkenal yang dikembangkan dipasarkan oleh Pfizer antara lain Zoloft, Lipitor, Norvasc, Zithromax, Aricept, Diflucan, dan lain-lain.

Pada periode tahun 2000 hingga 2010, Pfizer melakukan serangkaian proses merger dan akuisisi. Proses merger dilakukan dengan Warner-Lambert (perusahaan farmasi Amerika Serikat), Pharmacia (perusahaan farmasi gabungan Swedia-Amerika Serikat), dan Wyeth (perusahaan farmasi Amerika Serikat). Di tahun 2003, Pfizer mengakuisisi Espiron Therapeutics, dilanjutkan dengan akuisisi Meridica, Vicuron Pharmaceutical, Angiosyn, dan beberapa perusahaan lainnya.

Pada 2006, Pfizer menjual divisi produk OTC-nya pada Johnson & Johnson. Produk OTC yang dihasilkan oleh divisi ini seperti Listerine, Nicorette, Visine, dan lain-lain. Diakhir tahun 2018, Pfizer mengumumkan bahwa mereka berencana melakukan merger dengan GlaxoSmithKline, khusus pada divisi produk Consumer Health.

Di Indonesia, Pfizer membuka cabang perusahaannya dengan nama PT. Pfizer Indonesia dan kantor pusatnya ada di Wisma GKBI, lantai 10, Jakarta.