Tudiab


Apa Kandungan dan Komposisi Tudiab?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Tudiab adalah:

Tiap TUDIAB tablet mengandung:
Metformin HCl………………………………………………500 mg

 

Bagaimana Farmakologi Tudiab?

Mekanisme kerja obat-obat diabetes secara tepat masih belum diketahui dengan jelas, tetapi sejumlah fakta tertentu telah terungkap yaitu:

  • Metformin HCl menurunkan kadar gula darah hanya sampai nilai normal dan menstabilkan nilai normal ini. Obat ini tidak mempengaruhi kadar gula darah orang yang sehat, sedangkan pada penderita diabetes Metformin HCl menghasilkan suatu pola kadar gula darah yang serupa dengan pola pada orang yang sehat, sehingga tidak terjadi fluktuasi tajam. Berbeda dengan golongan sulfonilurea, pemakaian Metformin HCl sebagai obat tunggal tidak dijumpai kasus hipoglikemia
  • Metformin HCl tidak menstimulasi sel-sel beta dari pankreas untuk menghasilkan insulin lebih lanjut, tetapi memungkinkan penderita diabetes memanfaatkan insulin endogen yang tersedia
  • Metformin HCl memperbanyak penggunaan glukosa di jaringan perifer
  • Metformin HCl menurunkan kadar insulin, kolesterol, trigliserida dan pre beta-lipoprotein yang tinggi dalam plasma
  • Metformin HCl cenderung menghasilkan penurunan berat badan atau setidak-tidaknya mencegah penambahan berat badan yang biasa dijumpai pada penderita diabetes yang diberi pengobatan sulfonilurea
  • Metformin HCl tidak mengalami perubahan oleh metabolisme, diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah terutama dalam air kemih dan sejumlah kecil dalam tinja

 

Sekilas Tentang Metformin Pada Tudiab
Metformin adalah obat lini pertama untuk terapi pengobatan pasien diabetes tipe 2 khususnya mereka yang bagi mereka yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Obat ini juga digunakan dalam pengobatan sindrom ovarium polikistik. Metformin dapat mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker akibat diabetes.

Uji coba yang dilakukan pada tahun 1980 hingga tahun 90-an membuktikan bahwa metformin dapat mengurangi efek negatif terhadap kardiovaskular yang diakibatkan oleh berat badan berlebih pada pasien diabetes tipe 2. Selain itu ia juga dapat menurunkan risiko hipoglikemia, sulfonilerea dan mengurangi tingkat LDL dan trigliserida. Metformin dapat mengurangi kebutuhan insulin pada diabetes tipe 1, meskipun dengan peningkatan risiko hipoglikemia. Pada fase pradiabetes, risiko berkembang menjadi diabetes tipe 2 kemungkinan dapat menurun akibat penggunaan metformin, meskipun harus diiringi dengan olahraga dan latihan intensif.

Metformin pertama kali ditemukan pada 1922 oleh Emil Werner dan James Bell, sebagai produk hasil sintesis N,N-dimethylguanidine dan pertama kali digunakan oleh dunia medis di Perancis tahun 1957 dan di Amerika Serikat tahun 1995. Keamanan metformin untuk digunakan oleh wanita hamil oleh FDA dimasukkan dalam kategori B.

Tudiab Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Tudiab?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Tudiab adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

  • Pengobatan bagi penderita diabetes yang baru terdiagnosis dan timbul setelah dewasa dengan kelebihan berat badan maupun dengan berat badan normal dan apabila diet tidak berhasil
  • Sebagai obat tunggal, jika pemakaian sulfonilurea primer atau sekunder tidak berhasil
  • Sebagai obat kombinasi dengan obat sulfonilurea
  • Sebagai obat pembantu pada penderita diabetes dengan ketergantungan terhadap insulin agar dapat mengurangi dosis insulin yang dibutuhkan

 

Apa Saja Kontraindikasi Tudiab?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Tudiab dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Penderita dengan keadaan sebagai berikut:

  • Koma diabetik dan ketoasidosis
  • Gangguan fungsi ginjal yang serius
  • Penyakit hati kronis, kegagalan jantung, miokardial infark, dehidrasi, alkoholisme akut dan kronik, keadaan yang berhubungan dengan laktat asidosis, seperti syok, insufisiensi paru, riwayat laktat asidosis dan keadaan yang ditandai dengan hipoksemia

 


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Tudiab Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Tudiab, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Tudiab?

Jika Anda lupa menggunakan Tudiab, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Tudiab Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Tudiab?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Tudiab yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Tudiab?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Tudiab yang mungkin terjadi adalah:

  • Gangguan saluran pencernaan termasuk anoreksia
  • Beberapa kasus laktat asidosis, yang dilaporkan terjadi pada penderita dengan keadaan yang dikontraindikasikan dengan penggunaan Metformin HCl

 

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Tudiab?

  • Penggunaan harus hati-hati pada pasien dengan fungsi ginjal yang kurang sempurna
  • Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan
  • Kadar gula dalam darah harus dimonitor pada pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, karena adanya kemungkinan terjadi hipoglikemia
  • Pada pengobatan kombinasi dengan insulin, penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit agar terkapsulai keadaan yang mantap
  • Sekalipun dianjurkan agar penderita yang diberi pengobatan Metformin HCl jangka panjang diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun, akan tetapi selama 15 tahun penggunaan Metformin HCl secara luas belum pernah ditemui kasus anemia pernisiosa yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan Metformin HCl
  • Pengobatan bersama dengan antikoagulan diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan, karena menurut penelitian menunjukkan kemungkinan adanya interaksi antara Metformin HCl dengan antikoagulan tertentu
  • Hati-hati penggunaan pada penderita lanjut usia, infeksi serius dan dalam keadaan trauma

Apa Saja Interaksi Obat Tudiab?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Tudiab antara lain:

  •  Kemungkinan terjadi interaksi antara Metformin HCl dengan antikoagulan tertentu.
    Dalam hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan
  • Terjadi penurunan klirens ginjal Metformin HCl pada penggunaan bersama dengan simetidin maka dosis harus dikurangi

 

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Tudiab?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Tudiab:

Metformin HCl tablet harus diberikan bersamaan dengan makanan atau sesudah makan dalam dosis terbagi.
Sehari: 3 kali 1 tablet
Pada pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, kadar gula darah harus diperiksa, mengingat kemungkinan timbulnya hipoglikemia.

  • Dosis harus diperbesar secara perlahan-lahan, tablet 500 mg 3 kali sehari, seringkali cukup untuk mengendalikan penyakit diabetes.
    Hal ini dapat dikapsulai dalam beberapa hari, tetapi tidak jarang pula efek ini lambat dikapsulai sampai 2 minggu. Apabila hasil yang diinginkan tidak terkapsulai, dosis dapat dinaikkan secara hati-hati sampai maksimum 3 gram sehari.
    Bila gejala diabetes telah dapat dikontrol, dosis dapat diturunkan
  • Apabila dikombinasikan dengan pemakaian sulfonilurea yang hasilnya kurang memadai, mula-mula diberikan satu tablet 500 mg.
    Kemudian dosis Metformin HCl dinaikkan perlahan-lahan sampai diperoleh kontrol optimal.
    Seringkali dosis sulfonilurea dapat dikurangi dan pada beberapa pasien bahkan tidak perlu diberikan lagi. Pengobatan dapat dilanjutkan dengan Metformin HCl sebagai obat tunggal
  • Apabila diberikan bersamaan dengan insulin dapat diikuti petunjuk ini:
    • a) Bila dosis insulin kurang dari 60 unit sehari, permulaan diberikan tablet Metformin HCl 500 mg, kemudian dosis insulin dikurangi secara berangsur-angsur (4 unit setiap 2 – 4 hari). Pemakaian tablet dapat ditambah setiap interval mingguan
    • b) Bila dosis insulin lebih dari 60 unit sehari, pemberian Metformin HCl adakalanya menyebabkan penurunan gula darah dengan cepat.
      Pasien demikian harus diobservasi dengan hati-hati selama 24 jam pertama setelah pemberian Metformin HCl, sesudah itu dapat diikuti petunjuk yang diberikan pada butir (a) di atas

Overdosis:
Gejala-gejala:
Hipoglikemia dapat terjadi bila diberikan bersama sulfonilurea, insulin atau alkohol.
Pada dosis berlebih dapat terjadi asidosis.
Cara penanggulangan:
Terapi penunjang dapat diberikan secara intensif terutama memperbaiki hilangnya cairan dan gangguan metabolik.

 

Izin BPOM, Kemasan, dan Sediaan Tudiab

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Tudiab:

Dus @ isi 10 strip @ 10 tablet
No. Reg.: DKL 9615609710 A1

 

Bagaimana Cara Penyimpanan Tudiab?

Simpan pada suhu (25 – 30) ºC, terlindung dari cahaya

Meprofarm adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1973 oleh Wanne Mardiwidyo. Awalnya perusahaan ini memasarkan obat generik yang pada waktu itu masih diproduksi secara maklon atau dikerjakan oleh pihak lain di ITB (Institut Teknologi Bandung).

Tahun 1993 Meprofarm mulai membangun fasilitas produksi yang dinamakan Mepro-1 di Bandung dengan tujuan untuk memperbesar skala produksi dan mendapatkan sertifikat CPOB dari Kementrian Kesehatan. Fasilitas Mepro-1 digunakan untuk produksi, riset and development, gudang, marketing, dan keuangan perusahaan. Di lokasi tersebut diproduksi produk sefalosporin steril dan non-steril. Tahun 1996 meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat CPOB untuk produk farmasi dengan sediaan tablet, kapsul, sirup cair dan kering, dan krim, dua tahun kemudian berhasil memperoleh sertifikat CPOB untuk produk sefalosporin dengan sediaan serbuk steril, tablet, dan sirup kering.

Pada tahun 2006, perusahaan ini mulai membangun fasilitas produksi Mepro-2 yang lokasinya persis dibelakang Mepro-1. Fasilitas baru ini ditujukan untuk memproduksi produk farmasi dengan sediaan cairan steril meliputi cairan injeksi, sirup cair, supositoria, krim, dan sirup kering. Selain itu fasilitas ini juga digunakan untuk riset and development. Oleh karenanya pada 2008, Meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 dan pada 2011 seiring dengan telah diperolehnya sertifikat CPOB pada fasilitas Mepro-2, maka dimulailah produksi perdana di fasilitas ini.

Beberapa perusahaan farmasi lainnya yang telah menjalin kerjasama dengan Meprofarm antara lain PT. Tanabe Indonesia, PT. Astellas, PT. Dexa Medica, PT. Holi Pharma, PT. Otto Pharmaceutical, dan sebagainya.