Tenofovir Disoproxil Fumarate


Tenofovir Disoproxil Fumarate Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Tenofovir Disoproxil Fumarate adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

  • Digunakan pada pengobatan HIV-1 untuk membantu mengontrol infeksi HIV. Tenofovir membantu mengurangi jumlah HIV pada tubuh sehingga membuat kinerja sistem imun tubuh memingkat. Obat ini dapat menurunkan peluang terjadinya komplikasi HIV seperti infeksi baru dan kanker, serta meningkatkan kualitas kehidupan. Tenofovir diketahui masuk dalam kelas obat nucleotide reverse transcriptase inhibitors (NRTIs)
  • Tenofovir juga digunakan pada perawatan infeksi liver seperti hepatitis B. Obat ini mampu menurunkan jumlah virus hepatitis B dalam tubuh dengan cara mengintervensi pertumbuhan virus

Apa saja Peringatan Penggunaan Tenofovir Disoproxil Fumarate?

  • Tidak direkomendasikan digunakan bersamaan dengan produk lain yang mengandung tenofovir disoproksil fumarat. Gagal ginjal, kerusakan ginjal, peningkatan nilai kreatinin, hipofosfatemia, proksimal tubulopati (termasuk sindrom Fanconi), penurunan bone mineral density (BMD), eksaserbasi hepatitis, laktat asisosis, lipodistrofi, disfungsi mitokondria, immune reconstitution syndrome, osteonekrosis, menyusui, lansia. Perlu pengawasan yang ketat pada pasien dengan hepatobilier, gangguan hati atau sirosis. Tidak direkomendasikan untuk anak-anak
  • Penghentian pemberian obat ini kemungkinan akan menyebabkan beberapa eksaserbasi akut hepatitis. Pasien yang terinfeksi HBV yang tidak melanjurkan mengonsumsi obat ini harus dimonitor baik secara klinis maupun laboratoris selama beberapa bulan setelah penghentian pemberian Tenofovir
  • Uji klinis penggunaan pada pasien HIV-1, Tenofovir dihubungkan dengan penurunan bone mineral density (BMD)

Apa Saja Interaksi Obat Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Tenofovir Disoproxil Fumarate antara lain:

  • Didanosin: menyebabkan kegagalan terapi, meningkatkan konsentrasi didanosin, penurunan jumlah sel CD4, dan meningkatkan terjadinya efek samping didanosin seperti pankreatitis dan laktat asidosis (jarang)
  • Lamivudin dan abakavir atau lamivudin dan didanosin: kegagalan terapi
  • Obat nefrotoksik (aminoglikosida, amfoterisin B, foskarnet, gansiklovir, pentamidin, vankomisin, sidofovir, atau interleukin 2): meningkatkan risiko nefrotoksis
  • Lamivudin dan efavirens: menurunkan bone mineral density
  • Analog nukleosida: kegagalan terapi, laktat asidosis, steatosis hepatik, anemia, neutropenia, hiperlaktatemia, hiperlipasemia, hipertonia, kejang, perilaku abnormal
  • Atazanavir : meningkatkan konsentrasi tenofovir dan menurunkan konsentrasi atazanavir
  • Lopinavir/ritonavir atau dengan darunavir/ritonavir : meningkatkan konsentrasi tenofovir
  • Adefovir, Orlislat, Aminoglycosides (Amikacin, Gentamicin.
    Tenofovir dapat menurunkan keefektivan Atazanavir (dengan menurunkan kadar darah)

Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat lain bersamaan dengan Tenofovir.

Apa Saja Kontraindikasi Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Tenofovir Disoproxil Fumarate dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Hipersensitivitas.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Tenofovir Disoproxil Fumarate Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Tenofovir Disoproxil Fumarate, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Jika Anda lupa menggunakan Tenofovir Disoproxil Fumarate, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Tenofovir Disoproxil Fumarate Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Tenofovir Disoproxil Fumarate yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Tenofovir Disoproxil Fumarate yang mungkin terjadi adalah:

  • Sangat umum: hipofosfatemia, pusing, diare, muntah, mual, ruam kulit, astenia
  • Umum: peningkatan transaminase, sakit kepala, nyeri dada, distensi pada bagian abdomen, perut kembung
  • Tidak umum: hipokalemia, pankreatitis, rabdomiolisis, lemas otot, peningkatan kreatinin
  • Jarang: asidosis laktat, steatosis hepatik, hepatitis, angioedema, osteomalasia, miopati, gagal ginjal akut, gagal ginjal, nekrosis tubular akut, renal proksimal tubulopati, diabetes insipidus nefrogenik

Kategori Keamanan Penggunaan Pada Wanita Hamil dan Menyusui (Menurut FDA)

Kategori B: Studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko pada janin tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil, atau studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak terjadi pada studi terkontrol terhadap wanita hamil trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester selanjutnya).

Obat ini dapat masuk ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Sekilas Tentang Obat Antivirus
Antivirus merupakan zat yang digunakan untuk membasmi, menghambat pertumbuhan virus. Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Tenofovir Disoproxil Fumarate:

Dewasa: HIV dan hepatitis B kronik, 300 mg satu kali sehari diberikan bersamaan dengan makanan.

Hepatitis B kronik. Pemberhentian pengobatan dapat dipertimbangkan dengan hasil uji HbeAg, jika hasil uji HBeAg positif tanpa sirosis, pengobatan dapat dilaksanakan minimal selama 6-12 bulan setelah serokonversi HBs tetapi jika, hasil uji HBeAg negatif tanpa sirosis, pengobatan dapat dilanjutkan hingga serokonversi HBs. Pasien dengan klirens kreatinin 30-49 mL/min, interval dosis yang dianjurkan setiap 48 jam. Pasien dengan klirens kreatinin < 30mL/min dosis yang dianjurkan 300 mg tenofovir disoproksil fumarat dapat diberikan setiap 72-96 jam (2 kali dalam seminggu) bila tidak terdapat pilihan terapi lain dalam pengobatan. Bagi pasien hemodialisis 300 mg tenofovir disoproksil fumarat dapat diberikan setiap 7 (tujuh) hari. Dengan asumsi hemodialisis dilakukan tiga kali dalam seminggu masing-masing selama 4 jam atau total kumulatif 12 jam per minggu.

Bagaimana Cara Penyimpanan Tenofovir Disoproxil Fumarate?

  • Simpan dalam botol tertutup pada tempat yang sejuk antara suhu 20°C-25°C
  • Jauhkan dari panas dan cahaya matahari
  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Dus @ 1 botol plastik @ 30 tablet salut selaput 300 mg

Berapa Nomor Izin BPOM Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Tenofovir Disoproxil Fumarate:

GKL1812429117A1

Apa Nama Perusahaan Produsen Tenofovir Disoproxil Fumarate?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Tenofovir Disoproxil Fumarate:

Kimia Farma

Sekilas Tentang Kimia Farma
PT. Kimia Farma merupakan suatu perusahaan farmasi Indonesia yang menurut sejarahnya sudah ada sejak jaman Hindia-Belanda. Perusahaan ini berdiri pada 1817 yang pada awalnya perusahaan ini bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co yang kemudian oleh Pemerintah Indonesia dimasa awal kemerdekaan dinasionalisasi dan dilakukan peleburan dengan beberapa perusahaan farmasi lainnya pada 1958 yang kemudian namanya berubah menjadi PNF (Perusahaan Negara farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Pada 16 Agustus 1971, status PNF berubah menjadi PT dan namanya kembali mengalami perubahan menjadi PT. Kimia Farma (persero). Pada 4 Juli 2001, status PT. Kimia Farma berubah menjadi perusahaan publik seiring dengan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (Saat ini menjadi Bursa Efek Indonesia) sehingga berubah namanya menjadi PT. Kimia Farma Tbk. Jumlah karyawan perusahaan ini diperkirakan mencapai 5.758 orang.

Perusahaan ini telah mengantongi berbagai sertifikat mutu seperti CPOB, ISO 9001, ISO 9002, ISO 14001, dan juga telah mendapatkan persetujuan dari US-FDA sehingga produk perusahaan ini bisa dipasarkan di Amerika Serikat.

PT. Kimia Farma memiliki beberapa fasilitas produksi yang terletak di berbagai daerah yang berbeda yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Sarolangun, Watukadon, dan Tanjung Morawa. Setiap fasilitas produksi memproduksi produk yang berbeda-beda.

Untuk pemasaran produk, PT. Kimia Farma melakukannya melalui anak perusahaannya bernama PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) yang memang dibentuk untuk pemasaran dan penjulan produk induk perusahaannya. Perusahaan ini memiliki 46 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Selain bergerak di bidang produksi produk obat dan farmasi, PT. Kimia Farma juga merambah bisnis apotek, laboratorium, dan klinik kesehatan. PT. Kimia Farma Apotek merupakan anak perusahaan yang didirikan untuk menjalankan dan mengelola bisnis apotek dan PT Kimia Farma Diagnostik untuk usaha laboratorium dan diagnostik. Baru-baru ini PT. Kimia Farma megakuisisi PT. Phapros, salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.

Produk PT. Kimia Farma selain dijual di Indonesia juga diekspor ke berbagai negara di dunia. Beberapa produk yang dijual selain obat jadi dan sediaan farmasi, juga menjual bahan baku pembuatan obat seperti iodine dan quinine. Produk-produk tersebut diekpor ke beberapa negara seperti India, Jepang, Taiwan, New Zealand, dan negara-negara Eropa. Untuk produk kosmetik, produk PT. Kimia Farma telah berhasil menembus pasar Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan Vietnam.