TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter )


temu kunci Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter

DESKRIPSI TANAMAN  

Perawakan: herba rendah, merayap di dalam tanah, satu  tahun 0,3-0,9 cm. Batang: batang asli di dalam tanah  sebagai rimpang, berwarna  kuning coklat, aromatik,  menebal, 5-30 x 0,5-2 cm, batang di atas tanah berupa  batang semu (pelepah daun). Daun: umumnya berdaun  sebanyak 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun  berwarna merah tanpa helaian daun: tangkai daun  beralur, tidak berambut, panjang 7-16 cm, lidah-lidah  berbentuk. segitiga melebar,menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai daun tegak, bentuk lanset lebar  atau agak jorong, ujung daunruncing, permukaan halus  tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang  pertulangan, warna helai daun hijau muda, lebar 5-11  cm.

Bunga: susunan bulir tidak berbatas, di ketiak daun,  dilindungi oleh 2 spatha, panjang tangkai 411 cm,  umumnya tangkai tersembunyi dalam 2 helai daun  terujung. Kelopak: 3 buah lepas, runcing. Mahkota: 3  buah daun mahkota, merah muda atau kuning-putih,  tabung 50-52 mm., bagian atas tajuk berbelah-belah,  berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan panjang 18  mm. Benang sari: 1 fertil besar, kepala sari bentuk garis  membuka secara memanjang. Lainnya berupa bibirbibiran (staminodia) bulat telur terbalik tumpul, merah  muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, 25×7  cm. Putik: bakal buah 3 ruang,banyak biji dalam setiap  ruang.

HABITAT  

Tropis dataran rendah, Waktu berbunga : Januari- Februari, April-Juni. Daerah distri-busi, Habitat dan Budidaya  Tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan-hutan jati.  Tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah  yang relatif subur dengan pertukaran udara dan tata air  yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya  (sering tergenang air, atau“becek” pertumbuhan akan  terganggu dan rimpang cepat busuk). Dibudidayakan di  tanah berkapur bergerombol. Perbanyakan: dengan  pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap  bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas); penanaman  dilakukan pada jarak  tanam 3000 cm. Pemanenan  dilakukan setelah berumur 1 tahun. Setelah dilakukan  pemanenan:, dilakukan sortasi dan dicuci, kemudian  dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil /tipis  dan dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara  yang baik. Untuk jumlah kecil disimpan dalam wadah  tertutup rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap  lembab udara dapat dengan “charcoal”= karbon aktif)”.

KOMPOSISI :

Rimpang 1,2% minyak atsiri (rimpang segar 0,06% –  0,32% minyak atsiri); komponen utama minyak atsiri  terdiri dari monoterpen, seskuiterpen, turunan fenilpropana antara lain: geranial, neral, kamfora, zingiberen, dpinen, kamfen, 1,8-sineol (eukaliptol), d-borneol, geraniol, osimen, dimetoksi-4(2-propenil), miristin, linalil  propanoat, asam sinamat, kamfen hidrat, propenil  guaikol, dihidrokarveol, linalool; etil-sinamat, etil pmetoksi sinamat, panduratin A. – Asam kavisinat -flavonoid:  pinosembrin (2,3-dihidrokrisin), 2′,6′dihidroksi-4′-metoksi  kalkon, pinostrobin (5hidroksi-7-metoksi flavanon), alpinetin, kardamomin, 2′,4′-dihidroksi-6′-metoksi kalkon,  boesenbergin A, 5,7-dimetoksiflavon. Pada jenis tumbuhan dengan: rimpang berwarna merah: pinostrobin,  boesenbergin A, panduratin rimpang berwarna putih :  0,36% krotepoksid rimpang berwarna hitam: pinostrobin,  5,dimetoksi-flavon, 5-hidroksi-7-metoksi-flavon dan 5-hidroksi-7,4′-dimetoksiflavon, ,7,3′,4′tetrametoksiflavon;  kaemferol-3,7,4′-trimetil eter; kuersetin-3,7,3′,4-tetrametil eter.

KHASIAT/KEGUNAAN  

Minyak atsiri rimpang temu kunci (Boesenbergia  pandurata) berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli,  Staphyllococus aureus dan Candida albicans ; selain itu  dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara  in vitro. Perasan dan Infusa rimpang temu kunci memiliki  daya analgetik dan antipiretik. Di samping itu dapat  mempunyai efek menggugurkan, resorpsi dan berpengaruh pada berat j anin tikus. Ekstrak rimpang-yang  larut dalam etanol dan aseton berefek sebagai antioksidan pada percobaan denganminyak ikan sehingga  mampu menghambat proses ketengikan. Dari penelitian  lain diperoleh informasi bahwa ekstrak temu kunci dapat  menghambat bakteri isolat penyakit Orf (Ektima kontagiosa). Toksisitas Praktis tidak toksik.

KEGUNAAN DI MASYARAKAT  

Rimpang: sebagai peluruh dahak/untuk menanggulangi  batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyem  buhkan sariawan, bumbu masak, pemacu keluarnya air  susu ibu (ASI)

CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT  

Sebagai peluruh kentut:  

Dibuat sediaan “juice” yang terdiri dari 3 jari rimpang;  diminum untuk dosis tunggal dibuat “tapal” dari sejumlah  rimpang dan ditempelkan pada perut dibuat infusa yang  terdiri dari 25 gram serbukrimpang kering dengan 100  ml air mendidih, didiamkan sampai keadaan hangat;  setelah disaring, diminum sebagai dosis tunggal.

Sebagai penambah nafsu makan:  

Dibuat infusa yang terdiri dari 3 buah rimpang dan 110  ml air; atau diseduh, diminum 1 kali sehari 100 ml,  diulang selama 14 hari.

Sebagai pemacu keluarnya air susu ibu (ASI):  

20 gram rimpang temu kunci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian ditambah 1/4 sendok teh garam dapur, setelah dingin  disaring dan diminum sekaligus.