TB Vit 6


Apa Kandungan dan Komposisi TB Vit 6?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi TB Vit 6 adalah:

Tiap TB VIT 6 tablet mengandung:
Isoniazid …………………………………………………… 400 mg
Pyridoxine HCl …………………………………………….. 24 mg

Tiap sendok takar (5 ml) TB VIT 6 sirup mengandung:
Isoniazid …………………………………………………… 100 mg
Pyridoxine HCl …………………………………………….. 10 mg

 

Bagaimana Farmakologi TB Vit 6?

TB VIT 6 mengandung Isoniazid dan Pyridoxine HCl merupakan kombinasi yang baik untuk pengobatan tuberkulosis. Isoniazid dapat membunuh kuman tuberkulosis dengan jalan menghambat biosintesis asam mikolat yang merupakan unsur penting dari dinding sel mikobakterium.
Pyridoxine HCl mencegah timbulnya neuritis perifer yang sering timbul pada pengobatan dengan Isoniazid.

 

Sekilas Tentang Isoniazid Pada TB Vit 6
Isoniazid adalah obat antituberkulosis lini pertama yang digunakan dalam pencegahan dan pengobatan tuberkulosis. Isoniazid tidak pernah digunakan sendiri untuk mengobati tuberkulosis aktif karena resistensi cepat berkembang. Isoniazid juga disebut isonicotinyl hydrazine atau INH.

Isoniazid digunakan dalam pengobatan infeksi mikobakteri. Itu ditemukan pada tahun 1952 oleh Roche (merek dagang sebagai Rimifon®), ketika untuk pertama kalinya, obat untuk TBC dianggap masuk akal. Ini tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan injeksi (diberikan secara intramuskular atau intravena). Isoniazid tersedia di seluruh dunia, murah untuk diproduksi dan umumnya ditoleransi dengan baik.

Mekanisme aksi

Isoniazid adalah prodrug dan harus diaktifkan oleh katalase bakteri. Ini diaktifkan oleh enzim katalase-peroksidase katG untuk membentuk anion asil isonicotinic atau radikal. Bentuk-bentuk ini kemudian akan bereaksi dengan radikal NADH atau anion untuk membentuk kompleks asil-NADH isonicotinic. Kompleks ini akan mengikat erat ketoenoylreductase yang dikenal sebagai InhA dan mencegah akses substrat enoyl-AcpM alami. Mekanisme ini menghambat sintesis asam mikolat di dinding sel mikobakteri.

Isoniazid mencapai konsentrasi terapeutik dalam serum, cairan serebrospinal (CSF), dan dalam granuloma kaseosa. Isoniazid dimetabolisme di hati melalui asetilasi. Ada dua bentuk enzim yang bertanggung jawab untuk asetilasi, sehingga beberapa pasien memetabolisme obat lebih cepat daripada yang lain. Oleh karena itu, waktu paruh adalah bimodal dengan puncak pada 1 jam dan 3 jam pada populasi AS. Metabolit diekskresikan dalam urin. Dosis biasanya tidak harus disesuaikan jika terjadi gagal ginjal.

Isoniazid bersifat bakterisida terhadap mikobakteri yang membelah dengan cepat, tetapi bersifat bakteriostatik jika mikobakteri tumbuh lambat.

Dosis

Dosis standar isoniazid adalah 3-5mg/kg/hari (maks 300mg setiap hari). Ketika diresepkan sebentar-sebentar (dua atau tiga kali seminggu) dosisnya adalah 15mg/kg (maks 900mg setiap hari). Pasien dengan pembersihan obat yang lambat (melalui asetilasi seperti dijelaskan di atas) mungkin memerlukan pengurangan dosis untuk menghindari toksisitas.

Efek samping

Efek samping termasuk ruam, tes fungsi hati abnormal, hepatitis, anemia sideroblastik, neuropati perifer, efek ringan sistem saraf pusat (SSP), dan interaksi obat yang mengakibatkan peningkatan kadar fenitoin (Dilantin) atau disulfiram (Antabuse).

Neuropati perifer dan efek SSP berhubungan dengan penggunaan isoniazid dan disebabkan oleh deplesi piridoksin (vitamin B6), tetapi jarang pada dosis 5 mg/kg. Orang dengan kondisi di mana neuropati umum (misalnya, diabetes, uremia, alkoholisme, malnutrisi, infeksi HIV), serta wanita hamil dan orang dengan gangguan kejang, dapat diberikan piridoksin (vitamin B6) (10-50 mg/ hari) dengan isoniazid.

Hepatoksisitas dapat dihindari dengan pemantauan klinis pasien yang ketat, khususnya mual, muntah, sakit perut dan nafsu makan.

Sakit kepala, konsentrasi yang buruk, memori yang buruk dan depresi semuanya telah dikaitkan dengan penggunaan isoniazid. Frekuensi efek samping ini tidak diketahui, dan hubungannya dengan isoniazid tidak divalidasi dengan baik. Kehadiran gejala-gejala ini tidak sering melumpuhkan dan tentu saja bukan alasan untuk menghentikan pengobatan dengan isoniazid; pasien harus sangat didorong untuk melanjutkan pengobatan meskipun gejala ini. Harus dijelaskan kepada pasien bahwa kerugian yang ditimbulkan dari tidak menggunakan isoniazid jauh lebih besar daripada masalah yang timbul dari gejala-gejala ini.

Terapi INH akan menurunkan efikasi kontrasepsi hormonal bila dikombinasikan dengan Rifampisin.
Sekilas Tentang Pyridoxine Hydrochloride (Vitamin B6) Pada TB Vit 6

  • Menurunkan risiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, hingga gagal jantung

  • Meningkatkan serta menjaga kesehatan otak dan sistem saraf

  • Mengurangi risiko terjadinya insomnia atau kesulitan tidur

  • Menghilangkan kecemasan pada kondisi pra menstruasi

  • Mengurangi depresi

  • Menurunkan risiko penyakit kanker

  • Mencegah gangguan pencernaan

  • Mengatur keseimbangan gula darah

  • Menjaga kepadatan dan kesehatan tulang

  • Melancarkan proses metabolisme dalam tubuh

Sumber: ikan, hati sapi, kentang, daging ayam, kacang-kacangan, alpukat, pepaya, pisang.

TB Vit 6 Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan TB Vit 6?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. TB Vit 6 adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Untuk pencegahan dan pengobatan tuberkulosis baik dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan obat lain.

 

Apa Saja Kontraindikasi TB Vit 6?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian TB Vit 6 dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Penderita penyakit ginjal dan epilepsi
  • Penderita penyakit hati yang berat
  • Gangguan psikis
  • Hipersensitivitas

 


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan TB Vit 6 Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan TB Vit 6, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan TB Vit 6?

Jika Anda lupa menggunakan TB Vit 6, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan TB Vit 6 Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan TB Vit 6?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan TB Vit 6 yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping TB Vit 6?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping TB Vit 6 yang mungkin terjadi adalah:

  • Nausea, vomiting, anoreksia, letih, malaise, gangguan pencernaan makanan, neuritis perifer dan neuritis optikus
  • Beberapa reaksi toksik, berhubungan dengan hipersensitivitas atau penggunaan dosis yang terlalu besar
  • Jarang: demam, ruam kulit, penyakit kuning atau diskrasia darah, psikosis, kejang-kejang
  • Kadang-kadang: sakit kepala, mengantuk, pusing, mulut terasa kering, gangguan buang air kecil
  • Kekurangan pyridoxine, pellagra, hiperglikemia, asidosis metabolik dan ginekomastia
  • Gejala reumatik dan gejala mirip lupus eritematosus sistemik

 

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan TB Vit 6?

  • Hati-hati pemberian TB VIT 6 pada penderita penyakit ginjal
  • Hati-hati pemberian TB VIT 6 pada penderita epilepsi, pengawasan yang ketat diperlukan dengan disertai pemberian obat anti kejang, karena pengobatan dengan hanya menggunakan Isoniazid saja dapat menimbulkan serangan epilepsi
  • Hepatitis berat dan kadang-kadang fatal yang berhubungan dengan terapi Isoniazid mungkin terjadi dengan gejala-gejala antara lain mual, muntah, kehilangan nafsu makan
  • Pemberian pada wanita hamil hanya jika benar-benar perlu
  • Hati-hati pemakaian pada wanita menyusui
  • Hati-hati pemakaian pada penderita yang baru mengalami penyakit hati kronik dan peminum alkohol
  • Pemeriksaan optalmologi (termasuk optalmoskopi) sebaiknya dilakukan secara periodik baik sebelum ataupn setelah pemberian Isoniazid walaupun tidak terjadi gejala-gejala visual

Apa Saja Interaksi Obat TB Vit 6?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat TB Vit 6 antara lain:

Alkohol, asam aminosalisilat, antasid, disulfiram, teofilin, karbamezapin, asam valproat, halotan.
Penggunaan Isoniazid bersamaan dengan rifampisin dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan terjadinya gangguan fungsi hati. Oleh karena itu test fungsi hati harus dilakukan selama penggunaan bersamaan antara Isoniazid dan Rifampisin dan dilakukan dibawah supervisi ketat dari dokter.

 

Sekilas tentang pernapasan dan penyakitnya
Pernapasan adalah suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Respirasi adalah proses pembakaran (oksigen) zat-zat makanan (glukosa) di dalam sel-sel tubuh dengan bantuan oksigen dan enzim. Organ-organ pernapasan pada manusia yaitu rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan paru-paru, ronkiolus dan Alveolus.

Berikut adalah macam-macam penyakit pada sistem pernapasan


Faringitis

Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis. Peradangan juga dapat terjadi karena terlalu banyak merokok, ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan rasa kering di kerongkongan.

Asma

Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba internasional untu penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada selaput pipa udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru. Pada penyakit asma, paru-paru tidak dapat menyerap oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan seseorang sejak lahir. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin, udara kotor, alergi, dan stres (tekanan psikologis).

Influenza (Flu)

Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.

Emfisema

Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.

Bronkitis

Bronkitis berupa peradangan pada selaput lendir dari saluran bronkial. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme.

Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Sinusitis

Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.

Tuberculosis (TBC)

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun yang paling sering diserang adalah paru-paru (maka secara umum sering disebut sebagai penyakit paru-paru / TB Paru-paru).

Gejala-gejala penyakit TB Paru adalah: batu berdahak selama tiga minggu atau lebih, dalam dahak pernah didapati bercak darah, demam selama satu bulan lebih terutama pada siang dan sore, menurunnya nafsu makan dan juga berat badan, sering berkeringat saat malam, dan sesak nafas.

Pneumonia

Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan oleh Diplococcus pneumoniae. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.

Dipteri

Dipteri adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat lanjut, penderitanya dapat mengalami kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan meninggal dunia.

Renitis

Renitis merupakan peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan banyak mengeluarkan lendir. Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita renitis antara lain bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair (ingus encer). Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor lain.

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan tenggorokan. Penyakit ini sering dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan influenza, yaitu karena kekebalan tubuh yang menurun.

Kanker Paru-Paru

Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.

SARS

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae. Virus ini menginfeksi saluran pernapasan. Gejalanya berbedabeda pada tiap penderita, misalnya pusing, muntah-muntah, disertai panas tinggi dan batuk. Sementara itu, gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi antara lain rinitis, yaitu peradangan pada membran lendir (mukosa) rongga hidung. Banyaknya lendir yang disekresikan, mengakibatkan peradangan. Biasanya, terjadi karena alergi terhadap suatu benda, seperti debu atau bulu hewan.

Rinitis

Rinitis adalah radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.

Laringitis

Laringitis adalah radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.

Legionnaries

Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia.

Tonsilitis

Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna kemerahan, terasa lunak dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannya. Tonsilitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran pernapasan, tonsil akan membengkak (radang) yang dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.

Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan oleh terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh. Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan).

Hipoksia

Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian pada sel-sel. Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan penekanan aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas kerja otot.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai TB Vit 6?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai TB Vit 6:

TB VIT 6 tablet
Dewasa: 1 kali sehari 1 tablet .
Atau berdasarkan berat badan, kemoprofilaksis 4-5 mg Isoniazid/kg BB/hari dan untuk kemoterapi 5 mg Isoniazid/kg BB/hari diberikan bersama antituberkulosa lain.

TB VIT 6 sirup
Dewasa:
– Untuk terapi: 300 mg/hari, atau 4-5 mg/kg BB/hari dosis tunggal.
– Untuk profilaksis: 300 mg/hari, dosis tunggal.
Anak-anak:
– Untuk terapi: 10-20 mg/kg BB/hari, dosis tunggal. (maksimum 300 mg/hari)
– Untuk profilaksis: 10 mg/kg BB/hari, dosis tunggal. (maksimum 300 mg/hari)

 

Izin BPOM, Kemasan, dan Sediaan TB Vit 6

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk TB Vit 6:

TB VIT 6 tablet
Dus @ isi 10 strip @ 10 tablet
No. Reg.: DKL 9715611210 A1

TB VIT 6 sirup
Dus @ botol isi 120 ml
No. Reg.: DKL 0315615837 A1

TB VIT 6 Sirup
Dus @ botol isi 225 ml
No. Reg.: DKL 0315615837 A1

 

Bagaimana Cara Penyimpanan TB Vit 6?

Simpan di tempat sejuk (15-25) ºC, kering dan terlindung dari cahaya

Meprofarm adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1973 oleh Wanne Mardiwidyo. Awalnya perusahaan ini memasarkan obat generik yang pada waktu itu masih diproduksi secara maklon atau dikerjakan oleh pihak lain di ITB (Institut Teknologi Bandung).

Tahun 1993 Meprofarm mulai membangun fasilitas produksi yang dinamakan Mepro-1 di Bandung dengan tujuan untuk memperbesar skala produksi dan mendapatkan sertifikat CPOB dari Kementrian Kesehatan. Fasilitas Mepro-1 digunakan untuk produksi, riset and development, gudang, marketing, dan keuangan perusahaan. Di lokasi tersebut diproduksi produk sefalosporin steril dan non-steril. Tahun 1996 meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat CPOB untuk produk farmasi dengan sediaan tablet, kapsul, sirup cair dan kering, dan krim, dua tahun kemudian berhasil memperoleh sertifikat CPOB untuk produk sefalosporin dengan sediaan serbuk steril, tablet, dan sirup kering.

Pada tahun 2006, perusahaan ini mulai membangun fasilitas produksi Mepro-2 yang lokasinya persis dibelakang Mepro-1. Fasilitas baru ini ditujukan untuk memproduksi produk farmasi dengan sediaan cairan steril meliputi cairan injeksi, sirup cair, supositoria, krim, dan sirup kering. Selain itu fasilitas ini juga digunakan untuk riset and development. Oleh karenanya pada 2008, Meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 dan pada 2011 seiring dengan telah diperolehnya sertifikat CPOB pada fasilitas Mepro-2, maka dimulailah produksi perdana di fasilitas ini.

Beberapa perusahaan farmasi lainnya yang telah menjalin kerjasama dengan Meprofarm antara lain PT. Tanabe Indonesia, PT. Astellas, PT. Dexa Medica, PT. Holi Pharma, PT. Otto Pharmaceutical, dan sebagainya.