Ristonat


Ristonat®
Risedronate sodium anhydrous
tablet salut selaput

PEMERIAN:
Tablet salut selaput berbentuk oval bikonkav, berwarna orange muda, salah satu sisi dengan grafir “PEHA” sisi yang lain polos.

Apa Kandungan dan Komposisi Ristonat?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Ristonat adalah:

:
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Risedronate Sodium Hemi-pentahidrate setara dengan
Risedronate Sodium Anhydrous …………………………………….. 35 mg.

CARA KERJA OBAT:
Ristonat memiliki afinitas terhadap kristal hydroxyapatite dalam tulang dan bekerja sebagai agen antiresorpsi. Pada tahap selular, Ristonat menghambat osteoclast. Dalam keadaan normal, osteoclast menempel pada permukaan tulang tetapi menunjukkan adanya pengurangan resorpsi aktif (contoh: kekurangan bagian yang berkerut). Histomorphometri pada tikus, anjing, dan marmut menunjukkan bahwa dengan pemberian Ristonat dapat mengurangi pergantian tulang (frekuensi aktivasi, misalnya remodelling tulang bagian mana yang teraktivasi) dan resorpsi tulang pada remodelling sites.

FARMAKOKINETIK:
Absorbsi:
Absorbsi setelah pemberian oral relatif cepat (max 1 jam) dan terjadi melalui jalur atas gastrointestinal. Fraksi dosis yang diabsorbsi tergantung pada range dosis (dosis tunggal dari 2,5 sampai 57 mg). Kondisi steady-state pada serum diamati selama 57 hari pemberian dosis harian. Rata-rata dari bioavailabilitas pemberian obat secara oral tablet 30 mg yaitu 0,63 % (90 % Cl; 0,54 % sampai 0,75%) dibandingkan dengan larutan. Tingkat absorbsi dari dosis 30 mg (3 tablet masing-masing 10 mg) saat diberikan 30 menit sebelum makan pagi berkurang 55 % jika dibandingkan dengan pemberian obat pada keadaan puasa (tidak makan dan minum selama 10 jam sebelum 4jam sesudah pemberian obat). Pemberian obat 1 jam sebelum makan pagi mengurangi tingkat absorbsi sebesar 30% jika dibandingkan dengan keadaan puasa. Pemberian obat baik 0,5 jam sebelum makan pagi maupun 2 jam setelah makan malam menunjukkan tingkat absorbsi yang hampulir sama. Ristonat efektif saat diberikan 30 menit sebelum makan pagi.

Distribusi:
Rata-rata volume distribusi steady-state yaitu 6.3 L/kg pada manusia. Protein pada plasma manusia mengikat obat sekitar 24%. Studi praklinik pada tikus dan anjing diberi obat secara intravena dengan dosis tunggal [14C] risedronat bahwa hampulir 60% dosis didistribusikan ke tulang. Dosis yang tersisa diekskresikan melalui urin. Setelah pengurangan dosis tunggal pada tikus, pengambilan risedronat pada jaringan lunak berkisar antara 0.001 % sampai 0.01 %.

Metabolisme:
Tidak ada bukti metabolisme sistemik dari risedronate.

Eliminasi:
Kira-kira separuh dari dosis yang terabsorbsi diekskresikan melalui urin dalam 24 jam, dan 85% dari dosis pemberian intravena diperoleh kembali dari urin selama lebih dari 28 hari. Rata-rata klirens renal yaitu 105 mL/min (CV= 34%) dan rata-rata total klirens yaitu 122 mL/min (CV= 19%), dengan perbedaan utama antara klirens non renal dan klirens untuk tulang absorbsi. Klirens renal tidak tergantung pada konsentrasi, dan ada hubungan linier antara klirens renal dengan kreatinin. Obat yang tidak terabsorbsi dieliminasi melalui feses. Sekali risedronate diabsorbsi, profil serum waktu-kadar yaitu multifase, dengan waktu paruh awal sekitar 1,5 jam dan waktu paruh eksponensial risedronate dari permukaan tulang.

POPULASI KHUSUS:
Pediatric (anak-anak):
Farmakokinetika risedronate tidak diteliti pada pasien di bawah 18 tahun.

Jenis Kelamin:
Bioavailabilitas dan farmakokinetik dari pemberian oral hampulir sama untuk wanita dan pria.

Geriatric:
Bioavailabilitas dan disposisi hampulir sama dengan lansia (di atas 60 tahun) maupun pasien dengan usia lebih muda (18-60 tahun). Tidak perlu adanya penambahan dosis.

Ras:
Perbedaan farmakokinetik antar ras tidak diteliti.

Kelainan Ginjal:
Risedronate diekskresikan dalam bentuk tetap terutama melalui ginjal. Dibandingkan dengan orang yang memiliki fungsi ginjal normal, klirens renal risedronate menurun 70 % pada pasien dengan klirens kreatinin sekitar 30 mL/min. Ristonat tidak disarankan untuk digunakan oleh pasien dengan fungsi ginjal buruk (klirens kreatinin ‹ 30 karena kurangnya uji klinik. Penyesuaian dosis dianjurkan untuk pasien dengan klirens kreatinin ≥ 30 mL/min.

Kelainan Hati:
Tidak ada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keamanan atau efikasi risedronate pada pasien dengan gangguan hati. Risedronate tidak dimetabolismekan di hati tikus, anjing, dan manusia. Jumlah kecil (‹ 0.1 % dari dosis intravena) obat diekskresikan di empedu tikus. Walaupun begitu, penyesuaian dosis mungkin tidak diperlukan untuk pasien dengan gangguan hati.

Ristonat Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Ristonat?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Ristonat adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

:

  • Untuk mencegah dan mengobati osteoporosis pada wanita setelah menopause
  • Untuk meningkatkan massa tulang pada pria penderita osteoporosis
  • Untuk mencegah dan mengobati osteoporosis pada pria dan wanita yang disebabkan pengobatan dengan steroid seperti prednison

Ristonat dapat membalikkan hilangnya massa tulang dengan menghentikan hilangnya massa tulang dan meningkatkan kekuatan tulang pada kebanyakan orang yang mengkonsumsi obat ini, walaupun mereka tidak dapat melihat atau merasakan. Ristonat membantu menurunkan resiko tulang patah.

Apa Saja Kontraindikasi Ristonat?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Ristonat dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

:

  • Memiliki kadar kalsium darah rendah (hypocalcemia)
  • Tidak dapat duduk atau berdiri selama 30 menit
  • Memiliki ginjal yang bekerja buruk
  • Memiliki alergi terhadap Ristonat
  • Wanita hamil dan menyusui

PERINGATAN:
Instruksi di bawah ini untuk Ristonat 35 mg (satu kali dalam seminggu).

  • Minum Ristonat pagi hari setelah bangun tidur sebelum makan dan minum kecuali minum air putih
  • Minum Ristonat saat anda sedang duduk atau berdiri
  • Minum Ristonat dengan 1 cangkir air putih. Jangan minum Ristonat menggunakan minuman lain selain air putih. Jangan minum dengan teh, kopi, jus, susu, atau minuman lainnya
  • Telan tablet seutuhnya. Jangan dikunyah atau dikulum
  • Setelah minum Ristonat anda harus menunggu 30 menit sebelum:
    • berbaring
    • makan atau minum kecuali air putih
  • Minumlah vitamin, kalsium, atau antasid. Karena obat tersebut mempengaruhi absorpsi Ristonat di hari yang berbeda dengan hari anda minum ristonat
  • Tetap minum Ristonat selama yang disarankan oleh dokter anda
  • Minum Ristonat persis seperti yang diresepkan
  • Dokter anda mungkin menyarankan konsumsi kalsium dan vitamin D, serta berolahraga

POSOLOGI:

  • Pilih satu hari dalam 1 minggu yang paling anda ingat dan yang paling sesuai dengan jadwal Anda untuk mengkonsumsi Ristonat 35 mg. Setiap minggu, minum Ristonat pada pagi hari di hari yang telah ditentukan
  • Jika anda lupa mengkonsumsi Ristonat di pagi hari, jangan minum Ristonat di waktu lain pada hari tersebut. Minum Ristonat pada pagi selanjutnya dan lanjutkan jadwal anda seperti biasanya. Jangan minum 2 tablet dalam 1 hari

Apa saja Perhatian Penggunaan Ristonat?

:

  • Jangan makan atau minum apapun selain air putih sebelum mengkonsumsi Ristonat atau 30 menit setelah anda mengkonsumsi Ristonat
  • Jangan berbaring paling tidak 30 menit setelah mengkonsumsi Ristonat
  • Makanan, vitamin, dan obat-obatan lain dapat menghentikan absorbsi Ristonat di dalam tubuh

Apa Saja Interaksi Obat Ristonat?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Ristonat antara lain:

:



Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Ristonat Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Ristonat, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Ristonat?

Jika Anda lupa menggunakan Ristonat, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Ristonat Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Ristonat?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Ristonat yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Ristonat?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Ristonat yang mungkin terjadi adalah:

:
Efek Samping yang paling sering muncul yaitu sakit punggung, nyeri sendi, gangguan perut, nyeri di bagian perut, konstipasi, diare, dan sakit kepala. Jarang terjadi reaksi pada kulit. Pasien dapat mengalami reaksi alergi seperti kemerahan, bintik-bintik merah gatai, atau pada kasus-kasus tertentu pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan yang dapat menyebabkan sesak nafas.
Pada kasus-kasus tertentu, pasien yang mengkonsumsi Ristonat dapat mengalami inflamasi mata, biasanya disertai nyeri, kemerahan, dan sensitif terhadap cahaya.
Pada kasus-kasus tertentu, pasien memiliki masalah dengan rahang berkaitan dengan infeksi, biasanya diikuti dengan pencabutan gigi.

Hentikan penggunaan obat dan segera hubungi dokter anda jika:

  • Nyeri dan sulit menelan
  • Sakit di dada
  • Jika perut terasa panas dan tidak membaik

REAKSI SAMPINGAN:

  • Sakit saat menelan
  • Perut terasa panas
  • Luka pada perut dan esofagus
  • Nyeri pada tulang, sendi atau otot. Nyeri dapat muncul sesaat setelah mengkonsumsi atau beberapa bulan setelah mengkonsumsi

PENYIMPANAN:
Simpan dalam suhu kamar (suhu 25 – 30°C), dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan kelembaban.

Izin, Kemasan & Sediaan Ristonat

:
Ristonat tablet salut selaput,
Dus 1 blister @ 4 tablet salut selaput
Reg. No. DKL 1119928817A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Apa Nama Perusahaan Produsen Ristonat?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Ristonat:


PT. Phapros Tbk.
Semarang Indonesia

Sekilas Tentang Phapros
PT. Phapros merupakan perusahaan farmasi Indonesia yang dirikan oleh grup usaha Oei Tiong Ham Concern (OTHC), suatu group konglomerat Tionghoa-Indonesia pada 21 Juni 1954. Group konglemat ini awalnya bergerak dibidang bisnis gula dan agro industri namun kemudian memperluas cakupan bisnisnya ke dunia farmasi. Awalnya perusahaan ini bernama NV Pharmaceutical Processing Industries disingkat "Phapros".

Pada tahun 1961, perusahaan ini dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia melalui PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Indonesia yang saat ini bernama PT. rajawali Nusantara Indonesia (persero). Pada November 2000, status perusahaan ini berubah menjadi perusahaan publik dimana PT. Rajawali Nusantara Indonesia memegang 53 persen saham dan sisanya dimiliki oleh publik. Pada 2019, PT. Phapros diakuisisi oleh PT. Kimia Farma dengan nilai 1,36 triliun.

Phapros telah memperoleh banyak sertifikat mutu seperti CPOB, CPOTB, CPAKB, PSAK, ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO/EIC 17025, dan sebagainya. Saat ini jumlah varian produk yang diproduksi oleh PT. Phapros sekira 284 macam yang terbagi dalam beberapa kelompok seperti produk etikal, generik, OTC, dan agromed. Selain itu perusahaan ini juga memproduksi pesanan pihak ketiga.

Beberapa produk terkenal yang diproduksi oleh Phapros diantaranya Antimo, Pehavral, Bioneuron, Hypobhac, dan sebagainya. Produk PT. Phapros telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan negara Asia Tenggara seperti Kamboja.