Rheu-Trex


Apa Kandungan dan Komposisi Rheu-Trex?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Rheu-Trex adalah:

Setiap tablet mengandung methotrexate 2,5 mg.

Bagaimana Farmakologi Rheu-Trex?

Methotrexate merupakan suatu antagonis asam folat dengan aktivitas sitotoksik seperti yang dimiliki oleh golongan anti-metabolit. Methotrexate bekerja terutama pada fase S dari pembelahan sel, menghambat dihydrofolate reductase dan proses reduksi dihydrofolic acid (FH2) menjadi tetrahydrofolic acid (FH4) secara kompetitif. Aktivitas sitotoksik methotrexate berkorelasi secara in vitro dengan proses inhibisi sintesis DNA.

Rheu-Trex Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Rheu-Trex?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Rheu-Trex adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Methotrexate diindikasikan untuk terapi gestational choriocarcinoma, chorioadenoma destruents dan mola hidatidosa. Methotrexate diindikasikan sebagai profilaksis leukemia meningeal dan digunakan dalam terapi pemeliharaan dalam kombinasi dengan agen kemoterapi lain untuk terapi leukemia meningeal.

Methotrexate digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan anti-kanker lain dalam terapi kanker payudara, kanker epidermoid kepala dan leher, fungisidal mikosis tahap lanjut dan kanker paru, terutama tipe sel skuamosa dan sel kecil, limfoma non-Hodgkin stadium lanjut. Untuk kontrol gejala pada psoriasis berat non-aktif rekalsitrans, di mana tidak ada respons adekuat terhadap terapi lain, tetapi hanya jika diagnosis telah ditegakkan dan keperluan terapi ini telah dikonfirmasi oleh konsultan dermatologi.

Apa Saja Kontraindikasi Rheu-Trex?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Rheu-Trex dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Hipersensitivitas terhadap komponen obat
  • Gangguan hati dan ginjal berat (kreatinin serum > 2 mg%, turunkan dosis hingga 25% pada kreatinin serum 1,5-2 mg%)
  • Penyalahgunaan alkohol
  • Penyakit sistem hematopoietik (hipoplasia sumsum tulang, leukopenia, trombositopenia, anemia)
  • Infeksi yang masih ada
  • Ulkus rongga mulut dan saluran pencernaan
  • Luka operasi baru

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Rheu-Trex?

  • Terapi dengan methotrexate sebaiknya dilakukan oleh para klinisi yang berpengalaman dan memiliki kualifikasi di bidang kemoterapi dan hanya dalam lingkup rumah sakit
  • Alkohol dilarang meskipun dalam dosis rendah
  • Peningkatan risiko intoksikasi (supresi sumsum tulang, mukositis) memerlukan terapi pencegahan dengan dosis tinggi calcium folinate jangka panjang
  • Pada fungsi ginjal yang terganggu, dosis methotrexate sebaiknya diturunkan sesuai respons klinis. Terapi methotrexate dosis tinggi, bersihan kreatinin sebaiknya minimal 75% nilai normal (50 mL/menit/m2 resp. 90 mL/menit)
  • Kehamilan
  • Methotrexate dapat mengganggu kapasitas konsentrasi dan kemampuan mengendarai dan mengontrol mesin-mesin

Apa Saja Interaksi Obat Rheu-Trex?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Rheu-Trex antara lain:

1. Aktivitas methotrexate meningkat oleh:

Inhibisi eliminasi atau sekresi methotrexate oleh ginjal, misal non-steroidal antiphlogistic agent, salicylate, sulphonamide, probenecid, cephalothin, penicillin, carbenicillin, ticarcillin, para-amminohippuric acid;
Pemindahan methotrexate yang berikatan dengan protein plasma menyebabkan konsentrasi bebas dalam plasma lebih tinggi, misal: salicylate, sulfisoxazole, sulfurazole, doxorubicin, bleomycin, cyclophosphamide, phenytoin, barbiturate, tranquilizer, tetracycline, chloramphenicol, p-amminobenzoic acid, oral antidiabetic (misal: chlorpropamide);

Peningkatan akumulasi methotrexate intrasel dan methotrexate polyglutamate; oleh vinca alkaloid, epipodophyllotoxine, probenecid;

2. Aktivitas methotrexate menurun oleh:

Inhibisi uptake methotrexate intrasel (corticosteroid, L-asparaginase, bleomycin, penicillin); peningkatan konsentrasi dihydrofolate reductase (triamteren) atau peningkatan konsentrasi purin intrasel (allopurinol); preparat vitamin yang mengandung asam folat atau derivatnya (terutama folinic acid);

Karena adanya peningkatan risiko hepatotoksik, obat-obat yang diketahui bersifat hepatotoksik, sebaiknya tidak diberikan secara simultan. Obat-obatan dengan aktivitas antagonis asam folat (misal: trimethoprim); dapat meningkatkan toksisitas methotrexate;

3. Aktivitas supresi sumsum tulang dapat ditingkatkan dengan terapi jangka panjang dengan senyawa mielosupresan (seperti sulphonamide, chloramphenicol, pyrazole derivative, indomethacin, diphenylhydantoin).

4. Methotrexate dapat meningkatkan aktivitas antikoagulan oral coumarin (waktu protrombin memanjang disebabkan oleh pengurangan dekomposisi derivat coumarin).

5. Selama pemberian acyclovir parenteral dan methotrexate intratekal secara simultan, gangguan neurologi tidak dapat dihindari.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Rheu-Trex Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Rheu-Trex, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Rheu-Trex?

Jika Anda lupa menggunakan Rheu-Trex, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Rheu-Trex Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Rheu-Trex?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Rheu-Trex yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Rheu-Trex?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Rheu-Trex yang mungkin terjadi adalah:

Sering terjadi: Mual dan muntah, Sulit menelan, Stomatitis, Faringitis, Leukopenia, Trombositopenia.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Rheu-Trex?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Rheu-Trex:

Choriocarsinoma dan penyakit trofoblastik sejenisnya:

15-30 mg setiap hari secara intramuskuler atau oral selama 5 hari. Terapi 5 hari ini biasanya diulang sebanyak 3-5 kali bila diperlukan, dengan interval istirahat 1 minggu.

Leukemia:

Leukemia limfoblastik akut pada anak-anak dan dewasa muda merupakan kategori yang paling responsif terhadap kemoterapi saat ini. Pada dewasa muda dan pasien lainnya, remisi klinis lebih sulit didapatkan dan relaps dini lebih umum terjadi. Ketika remisi tercapai dan dukungan suportif telah memberikan perbaikan klinis secara umum, terapi pemeliharaan dimulai dengan pemberian methotrexate 2 kali seminggu baik secara oral maupun intravena setiap 14 hari.

Leukemia meningeal:

Methotrexate 12 mg/m2 dapat diberikan 1 kali per minggu selama 2 minggu, dan kemudian satu kali per bulan dosis besar dapat menyebabkan kejang dan efek samping lain yang tidak diharapkan yang biasanya terletak pada karakter neurologis.

Kemoterapi psoriasis:

Kasus psoriasis berat yang tidak terkontrol, tidak berespons terhadap terapi konvensional; memiliki respons terhadap injeksi intramuskuler atau intravena dengan dosis tunggal 10-25 mg setiap minggu dan dinaikkan dosisnya menurut respons pasien. Dosis yang disarankan berkisar antara 5-10 mg secara parenteral.

Bagaimana Cara Penyimpanan Rheu-Trex?

Simpan produk pada suhu 20-25°C.

Sediaan

Tablet

Pendaftar

Kalbe Farma

PT Kalbe Farma merupakan suatu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Perusahaan ini didirikan pada 10 September 1966 oleh Khouw Lip Tjoen,Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, F. Bing Aryanto. Produk dari perusahaan ini sangat banyak mencakup produk obat resep, obat bebas, minuman energi, susu, suplemen, minuman kesehatan, distribusi produk dan pengemasan, dan sebagainya.

Diperkirakan nilai kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai Rp 15 triliun. Perusahaan ini memiliki grup perusahaan (kalbe Group) yang bergerak dalam berbagai bidang divisi usaha diantara seperti divisi obat resep (PT Kalbe Farma, PT Hexpharm Jaya Laboratories, PT Dankos Farma, dll), divisi consumer health (PT Bintang Toedjoe, PT Saka farma Lab, PT Hale International, dll), divisi nutrisi (PT Sanghiang Perkasa, PT Kalbe Morinaga Indonesia, dll), divisi distribusi dan kemasan (PT Enseval Putra Megatrading, PT Enseval Medika Prima, PT Milenia Dharma Insani, dll).

Selain di Indonesia, Kalbe Farma memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu negara-negara ASEAN (Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar), Srilanka, Nigeria, dan Afrika Selatan.