Ranivel


RANIVEL®
Sirup

Apa Kandungan dan Komposisi Ranivel?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Ranivel adalah:


Tiap 5 mL mengandung Ranitidin HCl 84 mg setara dengan Ranitidin 75 mg.

CARA KERJA OBAT
Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Ranitidine diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dikapsulai 2-3 jam setelah pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh makanan dan antasida. Waktu paruh 2½ – 3 jam setelah pemberian oral. Ranitidine diekskresi melalui urin.

Sekilas Tentang Ranitidine Pada Ranivel
Ranitidine merupakan obat yang biasa digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung. Biasanya obat ini digunakan dalam terapi pengobatan berbagai penyakit lambung seperti tukak lambung, refluks gastroesofageal, dan sindrom Zollinger-Ellison. Selain itu obat ini juga bisa digunakan untuk meringankan urtikaria. Penggunaan ranitidine bisa dilakukan melalui beberapa cara seperti oral, injeksi ke otot atau vena.

Obat yang termasuk dalam antagonis reseptor histamin H2 ini bekerja dengan memblokir histamin yaitu suatu komponen nitrogen organik yang mengatur fungsi fisiologi dalam usus dan bertindak sebagai neurotransmiter untuk otak, sumsum tulang belakang, dan uterus. Histamin merangsang sel parietal di sekitarnya untuk menginduksi penyerapan karbon dioksida dan air dari darah yang kemudian dikonversi menjadi asam karbonat oleh enzim karbonat anhidrase. Dengan diblokirnya histamin maka mampu mengurangi jumlah asam yang dilepaskan oleh sel dalam perut.

Ranitidine ditemukan pada 1976 dan mulai digunakan oleh dunia medis 1981. Obat ini relatif aman untuk digunakan oleh ibu hamil.

Ranivel Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Ranivel?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Ranivel adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif. mengurangi gejala refluks esofagitis.
Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung. Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal: sindrom Zolfinger-Ellison dan mastositosis sistemik).

Apa Saja Kontraindikasi Ranivel?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Ranivel dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:


Penderita yang hipersensitif terhadap Ranitidin.

Dosis DAN CARA PEMBERIAN

  • Tukak usus 12 jari aktif: 150 mg atau 10 mL sirup, 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg atau 20 mL sirup 1 kali sehari sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu
  • Tukak lambung aktif : 150 mg atau 10 mL sirup 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2 minggu
  • Terapi pemeliharaan pada penyembuhan tukak 12 jari dan tukak lambung: Dewasa: 150 mg atau 10 mL Sirup, malam sebelum tidur
  • Keadaan hipersekresi patologis (Zollinger-Ellison, mastositosis sistemik) : Dewasa: 150 mg atau 10 mL sirup, 2 kali sehari dengan lama pengobatan ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala klinik yang ada. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing penderita. Dosis hingga 6 g atau 40 mL sehari dapat diberikan pada penyakit yang berat
  • Refluks gastroesofagitis : Dewasa: 150 mg atau 10 mL sirup, 2 kali sehari. Pemeliharaan dan penyembuhan esofagitis erosif : Dewasa: 150 mg atau 10 mL sirup, 2 kali sehari
  • Dosis pada penderita gangguan fungsi ginjal: Bila bersihan kreatinin ‹ 50 ml/menit: 150 mg atau 10 mL sirup/24 jam. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara hati-hati setiap 12 jam atau kurang tergantung kondisi penderita
  • Hemodialisis menurunkan kadar Ranitidin yang terdistribusi
  • Dosis oral yang disarankan untuk pengobatan borok usus pada anak-anak adalah 2-4 mg/kg dua kali sehari dan dosis maksimum yang dapat diberikan adalah 300 mg Ranitidin/ hari (20 ml)


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Ranivel Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Ranivel, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Ranivel?

Jika Anda lupa menggunakan Ranivel, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Ranivel Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Ranivel?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Ranivel yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Ranivel?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Ranivel yang mungkin terjadi adalah:

  • Sakit kepala
  • Susunan saraf pusat, jarang terjadi: malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi
  • Kardiovaskular, jarang dilaporkan: aritmia seperti takikardia, bradikardia, penyumbatan atrioventrikular, premature ventricular beats
  • Gastrointestinal: konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut, jarang dilaporkan, pankreatitis
  • Muskuloskeletal : jarang dilaporkan, artralgia dan mialgia
  • Hematologik : jarang terjadi leukopenia, granulositopenia, trombositopenia (pada beberapa penderita) dan anemia aplastik
  • Kulit: jarang dilaporkan, ruam, eritema multiforma, kebotakan
  • Lain-lain: kasus hipersensitivitas yang jarang seperti bronkospasma, demam, eosinofilia, anafilaksis, edema angioneurotik dan sedikit peningkatan kadar kreatinin serum

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Ranivel?

  • Pada penderita yang memberikan respon simptomatis terhadap Ranitidin, tidak menghalangi timbulnya keganasan lambung
  • Karena Ranitidin diekskresi terutama melalui ginjal, dosis Ranitidin harus disesuaikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal
  • Hati-hati pemberian pada gangguan fungsi hati karena Ranitidin dimetabolisme di hati
  • Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui
  • Waktu penyembuhan dan efek samping pada pasien usia lanjut tidak berbeda dengan penderita usia dewasa
  • Pemberian pada wanita hamil jika benar-benar sangat dibutuhkan

Apa Saja Interaksi Obat Ranivel?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Ranivel antara lain:

  • Ranitidin tidak menghambat kerja dari sitokrom P-450 dalam hati
  • Pemberian bersama Warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin

OVERDosis
Gejala-gejala overdosis antara lain, pernah dilaporkan: gangguan pencernaan akut, hipotensi, cara berjalan yang tidak normal.
Penanganan overdosis:

  • Induksi dengan cara dimuntahkan atau bilas lambung
  • Untuk serangan: dengan pemberian diazepam injeksi i.v
  • Untuk bradikardia : dengan cara pemberian atropin
  • Untuk aritmia : dengan cara pemberian lidokain

PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar (25-30°C).

Izin, Kemasan & Sediaan Ranivel


Dus @ 1 botol kaca coklat @ 60 mL.
No. Reg. : DKL 1033522737A1

KOCOK DAHULU SEBELUM DIGUNAKAN 

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Apa Nama Perusahaan Produsen Ranivel?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Ranivel:


NOVELL
PHARMACEUTICAL
LABORATORIES
BOGOR-INDONESIA

Novell Pharma adalah suatu perusahaan farmasi yang merupakan hasil penggabungan antara Glaxo International dengan Borroughs Wellcome pada tahun 1996 kemudian didirikanlah PT. Novell Pharma ini pada 1998. Perusahaan ini telah terdaftar di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman modal) Indonesia. Menurut informasi, kata "Novell" pada perusahaan memiliki arti "sesuatu yang baru, segar, dan juga memiliki makna inovasi".

Perusahaan ini telah menerima berbagai sertifikat dan penghargaan seperti TGA dari Australia, pengakuan MCC dari Afrika Selatan, GMP dari Lageso Uni Eropa, GCC dari negara timur tengah, dan sebagainya.

Perusahaan ini telah berekspansi dan memasarkan produksi ke berbagai negara seperti Filipina, Thailand, Vietnam, Pakistan, Yaman, Taiwan, Australia, Uzbekistan, dan negara lainnya. Fasilitas produksi Novell Pharma ada di desa Tlajung Udik, kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.