Ramipril Dexa Medica


Apa Kandungan dan Komposisi Ramipril Dexa Medica?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Ramipril Dexa Medica adalah:

  • RAMIPRIL 2,5

Tiap kaplet mengandung:

Ramipril 2,5 mg

  • RAMIPRIL 5

Tiap kaplet mengandung:

Ramipril 5 mg

Bagaimana Farmakologi Ramipril Dexa Medica?

Farmakodinamik

Ramipril merupakan penghambat angiotensin converting enzyme (ACE) generasi kedua. Metabolit aktifnya, ramiprilat, berikatan secara kompetitif dengan ACE yang pada awalnya membentuk suatu kompleks enzim-inhibitor yang kemudian mengalami isomerisasi menghasilkan penghambatan yang menyeluruh.

Mekanisme aksi ACE adalah mengatalisis konversi angiotensin I menjadi senyawa vasokonstriksi, angiotensin II. Angiotensin II menstimulasi pelepasan aldosteron dari korteks adrenal, dan juga menyebabkan perubahan trophic pada jantung dan pembuluh darah.

Ramipril menghambat pembentukan angiotensin II sehingga menyebabkan:

  • Penurunan resistensi vaskular
  • Penurunan retensi natrium dan air
  • Penurunan efek trophic dari angiotensin II pada jantung dan pembuluh darah.
    ACE juga bertanggung jawab terhadap degradasi kinin, dan dengan adanya penghambatan ACE, konsentrasi bradikinin meningkat. Pengurangan angiotensin II dan penghambatan degradasi bradikinin menyebabkan vasodilatasi. Peningkatan aktivitas bradikinin berperan dalam efek cardioprotective dan endothelioprotective. Adanya penghambatan oleh ACE juga mengurangi iskemia dan pengurangan luas infark

Farmakokinetik

Ramipril diabsorbsi lebih dari 55% pada dosis oral dan bioavailabilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan.

Setelah diabsorbsi ramipril mengalami deesterifikasi menjadi metabolit aktif, yaitu ramiprilat.. Konsentrasi plasma puncak dari ramipril dan ramiprilat masing-masing dicapai dalam waktu sekitar 1 dan 3 jam.

Ramipril, ramiprilat dan metabolitnya terutama dieliminasi melalui ginjal. Kira-kira 60% dosis oral tunggal ramipril ditemukan di urine, 40% ditemukan di feses termasuk ekskresi melalui empedu.

Konsentrasi plasma ramiprilat meningkat pada pasien usia lanjut dan pasien gagal ginjal atau jantung, sementara ramipril terpotensiasi pada pasien dengan gangguan hati. Dengan demikian, dosis awal yang rendah dan/atau pengurangan dosis ramipril diperlukan pada pasien-pasien di atas.

Sekilas Tentang Ramipril Pada Ramipril Dexa Medica
Ramipril (dipasarkan sebagai Tritace/Ramace atau Altace) adalah penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), digunakan untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung kongestif. ACE inhibitor menurunkan produksi angiotensin II, oleh karena itu mengendurkan otot-otot arteri sementara pada saat yang sama memperbesar arteri, memungkinkan jantung untuk memompa darah lebih mudah, dan meningkatkan aliran darah karena lebih banyak darah yang dipompa ke dan melalui lorong-lorong yang lebih besar.

Ramipril adalah prodrug dan diubah menjadi metabolit aktif ramiprilat oleh enzim esterase hati. Ramiprilat sebagian besar diekskresikan oleh ginjal. Waktu paruh ramiprilat bervariasi (3-16 jam), dan diperpanjang oleh gagal jantung dan hati, serta gagal ginjal.

Ramipril dipasarkan oleh King Pharmaceuticals di bawah nama merek Altace dan dilindungi oleh Paten A.S. No. 5.061.722 yang ditetapkan untuk Aventis. Pada tanggal 11 September 2007 di banding oleh Lupin Pharmaceuticals Pengadilan Banding Amerika Serikat untuk Sirkuit Federal membalikkan putusan pengadilan distrik, menemukan bahwa paten Aventis pada Altace tidak valid untuk kejelasan - membuka gerbang obat ini untuk produsen generik.

Indikasi

Indikasi penggunaannya antara lain:

  • Hipertensi;

  • Gagal jantung kongestif;

  • Setelah infark miokard pada pasien dengan bukti klinis gagal jantung;

  • Pasien yang rentan di atas 55 tahun: pencegahan infark miokard, stroke, kematian kardiovaskular atau kebutuhan prosedur revaskularisasi.

  • Juga ramipril telah diketahui disalahgunakan sebagai downer.


Perhatian

  • Jangan mengonsumsi suplemen kalium tanpa mencari nasihat medis.

  • Jangan mengambil selama kehamilan


Kontraindikasi

Penyakit renovaskular, gangguan ginjal berat (terutama pada pasien dengan satu ginjal atau dengan stenosis arteri ginjal bilateral), pasien dengan penurunan volume, riwayat angioedema saat menggunakan ACE inhibitor, kehamilan, hipotensi.

Efek samping

  • Dapat menyebabkan pembengkakan pada mulut, lidah, atau tenggorokan

  • Gula darah rendah pada pasien yang memakai obat lain untuk diabetes yang menunjukkan berkeringat atau gemetar

  • Batuk kering dapat berkembang, pusing, dan pusing karena tekanan darah rendah. (Disarankan untuk memulai pengobatan dengan dosis terendah.)


Dosis

Hipertensi:
2.5mg - 10mg sekali sehari (O/D)

Posting MI:
2.5mg - 5mg dua kali sehari (B/D)

(Jika tidak ditoleransi 1.25mg - 2.5mg BD)

Nefropati diabetes dan non-diabetes:
1.25mg - 10mg O/D

Pasien harus dimulai dengan dosis terendah dan dititrasi pada 1 - 2 minggu setiap kali.

Ramipril Dexa Medica Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Ramipril Dexa Medica?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Ramipril Dexa Medica adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

  • Hipertensi, dapat digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan diuretik tipe tiazid
  • Gagal jantung kongestif pada beberapa hari setelah menderita infark miokardia akut
  • Menurunkan risiko terjadinya infark miokardia, stroke, cardiovascular death dan kebutuhan untuk prosedur revaskularisasi pada pasien dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular
  • Nefropati glomerulus nondiabetik (bersihan kreatinin 20-70 ml.menit) dan proteinuria > 3 g/24 jam
  • Nefropati insipiens pada pasien dengan diabetes tipe 2 normotensif

Apa Saja Kontraindikasi Ramipril Dexa Medica?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Ramipril Dexa Medica dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Hipersensitif terhadap obat ini
  • Pasien dengan riwayat angioedema terkait dengan pengobatan sebelumnya dengan menggunakan penghambat ACE

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Ramipril Dexa Medica?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Ramipril Dexa Medica:

Hipertensi

Dosis awal tanpa pemakaian diuretik: 2,5 mg, sekali sehari. Dosis disesuaikan dengan respon tekanan darah. Dosis pemeliharaan pada orang dewasa: 2,5-20 mg per hari, 1 atau 2 kali sehari. Jika respon tekanan darah berkurang dengan pemberian sekali sehari pada akhir interval pemberian obat, dosis ditingkatkan atau pemberian obat dibagi menjadi 2 kali sehari. Bila tekanan darah tidak dapat terkontrol hanya dengan ramipril, dapat ditambahkan diuretik.

Gagal jantung setelah infark miokardia

Pada pasien dewasa setelah infark miokardia yang secara klinis menunjukkan gagal jantung kongestif, terapi ramipril dimulai 2 hari setelah infark miokardia. Dosis awal: 2,5 mg, 2 kali sehari, jika terjadi hipotensi dosis dikurangi menjadi 1,25 mg, 2 kali sehari.

Dosis ditingkatkan hingga 5 mg, 2 kali sehari.Setelah pemberian dosis awal ramipril, pasien harus diawasi selama paling sedikit 2 jam, sampai tekanan darah telah stabil selama paling sedikit 1 jam berikutnya. Jika memungkinkan, dosis diuretik yang digunakan bersamaan harus dikurangi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya hipotensi. Hipotensi setelah pemberian dosis awal tidak menghalangi penyesuaian dosis, setelah hipotensi dapat diatasi.

Nefropati glomerulus

Dosis awal yang direkomendasikan adalah 1,25 mg satu kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tergantung respon tekanan darah dan toleransi pasien, dianjurkan untuk meningkatkan dosis menjadi dua kali lipat dalam interval waktu 2-3 minggu, maksimum 10 mg perhari. Fungsi ginjal harus diperhitungkan.

Dosis pada pasien gangguan ginjal

Pasien dengan bersihan kreatinin <40 ml/menit/1,73 m2 (serum kreatinin >2,5 mg/dl), dosis diberikan 25% dari dosis normal.

Pasien hipertensi dengan gangguan ginjal

Dosis awal 1,25 mg, sekali sehari. Kemudian dosis ditingkatkan tergantung toleransi individual dan respon tekanan darah hingga dosis maksimum 5 mg per hari.

Pasien gagal jantung dengan gangguan ginjal

Dosis awal 1,25 mg, sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 1,25 mg, 2 kali sehari hingga mencapai dosis maksimum 2,5 mg, 2 kali sehari tergantung pada respon klinis dan toleransi pasien.

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Ramipril Dexa Medica?

  • Pasien dengan riwayat angioedema yang tidak berkaitan dengan penggunaan penghambat ACE memungkinkan terjadinya peningkatan risiko angioedema saat menerima penghambat ACE
  • Reaksi anafilaktoid dilaporkan terjadi pada pasien dialisis dengan membran high-flux dan pengobatan bersamaan dengan penghambat ACE
  • Ramipril dapat menyebabkan hipotensi simtomatik, setelah dosis awal atau pada peningkatan dosis
  • Penghambat ACE dapat menyebabkan sindrom yang diawali dengan cholestatic jaundice dan fulminant hepatic necrosis dan kadang-kadang kematian
  • Penghambat ACE lain dapat menyebabkan agranulositosis dan depresi sumsum tulang, lebih sering terjadi pada pasien dengan penyakit vaskular kolagen seperti lupus eritematosus sistemik atau skleroderma dan pasien dengan gangguan ginjal
  • Penghambat ACE dapat menyebabkan morbiditas dan kematian pada fetal dan neonatal bila diberikan pada wanita hamil, jika diketahui hamil maka penggunaan penghambat ACE segera dihentikan
  • Pasien gagal jantung kongestif berat dengan fungsi ginjal yang tergantung pada aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron, pengobatan dengan penghambat ACE, termasuk ramipril dapat menyebabkan oliguria dan/atau azotemia yang progresif dan (jarang terjadi) gagal ginjal akut dan/atau kematian
  • Hiperkalemia (serum K >5,7 mEq/l) terjadi kira-kira 1% pada pasien hipertensi yang menggunakan ramipril
  • Pernah dilaporkan penghambat ACE dapat menyebabkan batuk tidak produktif, batuk akan hilang bila pengobatan dengan ramipril dihentikan
  • Pasien dengan kerusakan fungsi hati dapat meningkatkan kadar ramipril dalam plasma
  • Bila obat ini harus diberikan pada wanita sedang menyusui, maka pemberian ASI harus dihentikan
  • Keamanan dan efektivitas penggunaan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti

Efek samping

  • Seluruh tubuh: reaksi anafilaktoid
  • Kardiovaskular: gejala hipotensi, sinkop, angina pektoris, aritmia, nyeri dada, palpitasi, infark miokardia, cerebrovascular accident
  • Hematologi: pantositopenia, anemia hemolitik, dan trombositopenia
  • Ginjal: peningkatan nitrogen urea dalam darah dan kreatinin serum terutama jika ramipril diberikan bersama dengan diuretik
  • Edema angioneurosis
  • Batuk: batuk yang gatal, kering, menetap dan nonproduktif dilaporkan terjadi dengan penggunaan penghambat ACE. Batuk akan hilang segera setelah menghentikan pengobatan
  • Gastrointestinal: pankreatitis, sakit perut, anoreksia, konstipasi, diare, mulut kering, dispepsi, disfagia, gastroenteritis, hepatitis, mual, peningkatan air liur, gangguan indera pengecap, dan muntah
  • Dermatologi: reaksi hipersensitivitas (seperti urtikaria, pruritus, atau ruam dengan/tanpa demam), eritema, pemfigus, fotosensitivitas dan purpura.
    Neurologi dan psikiatri: ansietas, amnesia, konvulsi, depresi, gangguan pendengaran, insomnia, gugup, neuralgia, neuropati, parestesia, somnolence, tinitus, tremor, vertigo dan gangguan penglihatan
  • Lain-lain: kompleks gejala yang pernah dilaporkan, meliputi: antinuclear antibodies (ANA) positif, peningkatan kecepatan sedimentasi eritrosit, artritis/artralgia, mialgia, demam, vaskulitis, eosinofilia, fotosensitivitas, ruam dan manifestasi dermatologi lainnya. Terjadinya eosinophilic pneumonitis juga pernah dilaporkan

Apa Saja Interaksi Obat Ramipril Dexa Medica?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Ramipril Dexa Medica antara lain:

  • Penggunaan ramipril bersamaan dengan obat-obat golongan antiinflamasi nonsteroid (AINS) dapat menurunkan fungsi renal dan meningkatkan konsentrasi kalium serum
  • Pemberian diuretik bersamaan dengan ramipril dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis. Efek hipotensi diminimalkan dengan penghentian diuretik atau meningkatkan asupan garam pada awal pengobatan. Jika tidak memungkinkan dosis awal harus dikurangi
  • Ramipril dapat menurunkan kehilangan kalium yang disebabkan oleh diuretik tiazid
  • Adanya peningkatan kadar serum litium dan gejala toksik litium pernah dilaporkan pada pasien yang menerima penghambat ACE selama terapi dengan litium

Overdosis

Overdosis dapat menyebabkan vasodilatasi perifer yang berlebihan (ditandai oleh hipotensi, syok), bradikardia, perubahan elektrolit, dan gangguan ginjal.

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Ramipril Dexa Medica?

dan izin BPOM

  • RAMIPRIL 2,5. Kotak, 10 strip @ 10 kaplet, GKL0305033604B1
  • RAMIPRIL 5. Kotak, 10 strip @ 10 kaplet, GKL0305033604C1

Apa Nama Perusahaan Produsen Ramipril Dexa Medica?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Ramipril Dexa Medica:

Dexa Medica


Dexa Medica adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1969 oleh Drs. Rudy Soetikno Apt. seroang apoteker muda yang pernah bertugas sebagai tentara. Dikarenakan pernah terjadi kelangkaan pasokan obat, maka ia bersama rekannya mulai mendirikan sebuah perusahaan farmasi kecil dengan produk obat tablet.

Karena semakin meningkatnya permintaan, maka Dexa Medica meningkatkan kuantitas produksinya sehingga pada 1975 produknya telah tersedia di seluruh pulau Sumatera, dan pada 1978, produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan nasional, maka pada 1984 perusahaan ini mendirikan kantor pemasaran di Jakarta. Perusahaan ini pun semakin berkembang dan dibuktikan dengan produk-produknya yang berhasil menembus pasar negara-negara Asia dan Afrika sekaligus menjadikan Dexa Medica menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saat ini posisi CEO perusahaan dijabat oleh Ir. Ferry A. Soetikno, M.Sc., M.B.A.