Primadex


PRIMADEX

Sirup, Tablet, Kaplet
(Sulfametoksazol, Trimetoprim)
Manfaat, Kegunaan, Penggunaan, Fungsi, Kandungan, Indikasi, Dosis,

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Primadex Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Primadex, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Primadex?

Jika Anda lupa menggunakan Primadex, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Primadex Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Primadex?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Primadex yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Primadex?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Primadex yang mungkin terjadi adalah:



KOMPOSISI
Primadex Sirup
Tiap 1 sendok takar (5 ml) mengandung : sulfametoksazol 200 mg, dan trimetoprim 40 mg.

Primadex Tablet
Tiap tablet mengandung : sulfametoksazol 400 mg, dan trimetoprim 80 mg.

Primadex Forte Kaplet
Tiap kaplet mengandung : sulfametoksazol 800 mg, dan trimetoprim 160 mg.

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
Primadex mengandung sulfametoksazol dan trimetoprim, keduanya mempunyai sifat farmakokinetik yang sama.
Bekerja dengan dua tahap penghambatan enzimatik dalam sintesa dinding sel bakteri :

  • Sulfametoksazol seperti golongan sulfonamida lainnya bersaingan dengan PABA untuk menghambat pembentukan asam folat
  • Trimetoprim menghambat enzim dihydrofolate reductase, sehingga mengganggu reduksi asam folat menjadi asam folinat

Asam folinat diperlukan dalam sintesa DNA dari dinding sel bakteri. Dengan cara kerja kombinasi ini diperoleh efek bakterisid, sedangkan masing-masing bersifat bakteriostatik.

Primadex bekerja terhadap mikroorganisme yang resisten terhadap salah satu komponen atau kedua-duanya dalam bentuk tunggul. Dengan penghambatan dua tahap ini memperkecil kemungkinan bertambahnya resistensi.

Primadex bekerja luas terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif, seperti S. pneumoniae, C. diphteriae, H. influenzae, H. meningitidis, S. aureus, S. epidermidis, S. pyogenes, Streptococcus golongan viridans, S. faecalis, E. coli, P. mirabilis, P. morganii, P. rettgeri, Enterobacter sp, Salmonella, Shigella, P. pseudomallei, Serratia, Alcaligenes sp, Klebsiella, Brucella abortus, Pasteurella haemolytica, Yersinia pseudotuberculosis. Y. enterocolitica dan Mocardia asteroides.

Sekilas Tentang Sulfamethoxazole Pada Primadex
Sulfamethoxazole termasuk dalam golongan obat antibiotik. Ia digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih, bronkitis, dan prostatitis. Obat ini efektif untuk mengatasi bakteri gram negatif dan positif seperti Listeria monocytogenes dan E. coli.

Sulfamethoxazole pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat pada 1961 dan biasanya digunakan bersama dengan kombinasi trimethoprim. Nama lain sulfamethoxazole antara lain sulfamethalazole, sulfisomezole, dan sulfamethazole. Cara kerja sulfamethoxazole yaitu dengan mengganggu sintesis bakteri dari asam folat. Folat merupakan metabolit esensial untuk pertumbuhan dan replikasi bakteri sebab ia digunakan dalam sintesis DNA. Oleh karenanya penghambatan produksi folat akan menghambat pula proses metabolisme untuk pertumbuhan bakteri. Sulfamethoxazole dianggap sebagai antibiotik bakteriostatik.
Sekilas Tentang Trimethoprim Pada Primadex
Trimethoprim merupakan suatu obat antibiotik yang digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Selain itu obat ini juga digunakan dalam terapi pengobatan diare dan infeksi telinga bagian tengah. Jika dikombinasikan dengan sulfamethoxazole atau dapsone, obat ini akan efektif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh Pneumocystis pneumonia (suatu bentuk pneumonia yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada penderita HIV/AIDS. Trimethoprim tidak efektif untuk digunakan pada pengobatan infeksi akibat bakteri anaerob seperti Clostridium difficile colitis yang menjadi salah satu penyebab diare.

Trimethoprim bekerja dengan cara mengikat pada enzim DHFR (dihydrofolate reductase) dan menghambat reduksi dihydrofolic acid (DHF) menjadi tetrahydrofolic acid (THF). THF ini adalah suatu bentuk asam folat yang mampu mengintervensi sintesa DNA bakteri. Zat ini akan menghalangi sintesa DNA bakteri sehingga bakteri tersebut tidak dapat berkembang dan memperbanyak diri. Penggunaan bersamaan dengan sulfamethoxazole sering digunakan untuk mengatasi kemungkinan resistensi bakteri.

Efek samping yang umumnya dapat terjadi setelah penggunaan trimethoprim antara lain mual, muntah, perubahan rasa pada lidah, diare, ruam, sensitif pada cahaya matahari, dan gatal. Efek samping yang jarang terjadi antara lain trombositopenia (rendahnya kadar trombosit), anemia megaloblastik akibat penurunan asam folat. Penggunaan trimethoprim dikontraindikasikan pada mereka yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap trimethoprim dan pada penderita anemia megaloblastik. Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan hati sebab sekira 10 hingga 20 persen komponen obat ini dimetabolisme di dalam hati.

Trimethoprim akan cepat diserap di saluran pencernaan setelah pemberian secara oral, kemudian didistribusikan secara luas ke jaringan dan cairan tubuh seperti cairan telinga tengah, saliva, jaringan paru-paru, cairan mani, cairan prostat, empedu, dan tulang. Obat inijuga masuk ke dalam ASI, sehingga tidak direkomendasikan pada wnaita menyusui. Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal, sekira 50 hingga 70 persen dosis oral akan diekskresikan melalui urin dalam 24 hingga 72 jam. Sekira 80 persen sebagai komponen obat tidak berubah.

Keamanan penggunaan trimethoprim untuk digunakan oleh wanita hamil oleh FDA dimasukkan dalam kategori C. Penggunaan trimethoprim dapat menyebabkan bayi lahir cacat. Obat ini masuk menembus ke dalam ASI, sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan oleh wanita menyusui sebab berpotensi membahayakan bayi. Tidak diketahui keamanan obat ini untuk digunakan oleh anak dibawah usia dua bulan.

Trimethoprim pertama kali digunakan pada 1962 dan pada 1972 digunakan sebagai pengobatan profilaksis untuk infeksi saluran kemih.

Primadex Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Primadex?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Primadex adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

  • Infeksi saluran kemih seperti pielonefritis dan pielitis oleh kuman yang sensitif seperti Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter dan Proteus
  • Infeksi saluran pencernaan, terutama oleh kuman Salmonella dan Shigella, seperti tifoid, paratifoid dan disentri basiler
  • Infeksi saluran pernafasan, seperti bronkhitis akut dan kronis oleh kuman H. influenzae atau S. pneumoniae
  • Infeksi telinga, hidung dan tenggorokan seperti otitis media oleh kuman H. influenzae dan S. pneumoniae
  • Infeksi lain seperti toxoplasmosis dan infeksi lainnya dimana obat terpilih tidak dapat diberikan

KONTRAIndikasi
Obat ini jangan diberikan pada pasien yang peka terhadap sulfonamida dan trimetoprim, wanita hamil, atau menyusui, anak-anak dibawah umur 2 bulan, penderita anemia megaloblastik karena kekurangan asam folat.

class=”tr-kapsultion-container” cellspacing=”0″ cellpadding=”0″ align=”center”>

PRIMADEX Sirup, Tablet, Kaplet (Sulfametoksazol, Trimetoprim)

PRIMADEX Sirup, Tablet, Kaplet (Sulfametoksazol, Trimetoprim)


PERINGATAN DAN Perhatian

  • Jangan diberikan pada pengobatan faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus Beta haemolitica group A
  • Pemakaian dapat berbahaya pada penderita kelemahan fungsi ginjal dan fungsi hati, reaksi alergi atau asma bronkial
  • Untuk pasien pemakai obat-obat sulfa untuk jangka waktu lama, perlu dilakukan pemeriksaan darah secara periodik, karena ada kemungkinan terjadi diskrasia darah
  • Harap minum air yang banyak untuk menghindari kristaluria
  • Dosis harap dikurangi pada penderita gangguan renal

Efek Samping

  • Megaloblastosis, leukopenia, atau trombositopenia
  • Kurang lebih 75% dari efek samping terjadi pada kulit : dermatitis eksfoliativa, Stevens johnson syndroma, toxic epidermal necrolysis
  • Reaksi-reaksi saluran pencernaan : mual, muntah, diare (jarang terjadi)
  • Stomatitis
  • Reaksi-reaksi susunan saraf pusat : sakit kepala, depresi, halusinasi
  • Reaksi-reaksi sistem darah : anemia (termasuk aplastik, hemolitik, dan makrositik), gangguan pembekuan, granulositopenia, purpura, henoch schonlein purpura dan sulfaemoglobomia

Dosis DAN CARA PEMBERIAN
Tanyakan kepada dokter anda mengenai dosis dan aturan pakai Primadex.
Primadex Sirup :

  • Anak-anak umur 6 minggu – 5 bulan : ½ sendok takar, 2 kali sehari
  • Anak-anak umur 6 bulan – 5 tahun : 1 sendok takar, 2 kali sehari
  • Anak-anak umur 6 tahun – 12 tahun : 2 sendok takar, 2 kali sehari

Primadex Tablet :

  • Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun : 2 tablet , 2 kali sehari

Primadex Forte Kaplet :

  • Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun : 1 kaplet , 2 kali sehari

Primadex diminum sesudah makan.

Kemasan

  • Primadex sirup, botol, @ 60 ml
  • Primadex tablet , kotak, 10 strip @ 10 tablet
  • Primadex forte kaplet , kotak, 10 strip @ 10 kaplet

KETERANGAN
HARUS DENGAN RESEP DOKTER.
Simpan di tempat kering, pada suhu di bawah 30º C. Terlindung dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Diproduksi Oleh Dexa Medica


Dexa Medica adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1969 oleh Drs. Rudy Soetikno Apt. seroang apoteker muda yang pernah bertugas sebagai tentara. Dikarenakan pernah terjadi kelangkaan pasokan obat, maka ia bersama rekannya mulai mendirikan sebuah perusahaan farmasi kecil dengan produk obat tablet.

Karena semakin meningkatnya permintaan, maka Dexa Medica meningkatkan kuantitas produksinya sehingga pada 1975 produknya telah tersedia di seluruh pulau Sumatera, dan pada 1978, produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan nasional, maka pada 1984 perusahaan ini mendirikan kantor pemasaran di Jakarta. Perusahaan ini pun semakin berkembang dan dibuktikan dengan produk-produknya yang berhasil menembus pasar negara-negara Asia dan Afrika sekaligus menjadikan Dexa Medica menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saat ini posisi CEO perusahaan dijabat oleh Ir. Ferry A. Soetikno, M.Sc., M.B.A.