Poviral


Apa Kandungan dan Komposisi Poviral?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Poviral adalah:

Acyclovir 200 mg, 400 mg, dan 5%


Bagaimana Kemasan dan Sediaan Poviral?

Tablet 200 mg & 400 mg, dan cream 5%


Bagaimana Farmakologi Poviral?

1) Inhibisi kompetitif terhadap  DNA polymerase virus

2) bergabung ke dalam dan memotong rantai DNA virus yang sedang bertumbuh

3) Inaktivasi   DNA polymerase virus

Absorpsi acyclovir melalui kulit minimal; pemberian sesuai dosis rekomendasi menghasilkan kadar plasma kurang dari 1µg/mL


Sekilas Tentang Aciclovir (Acyclovir) Pada Poviral
Aciclovir / Acyclovir adalah suatu zat yang digolongkan dalam kelompok obat antivirus. Aciclovir biasa digunakan dalam terapi pengobatan penyakit yang diakibatkan oleh virus herpes simplex, cacar air, dan herpes zoster. Selain itu aciclovir juga digunakan dalam terapi pencegahan infeksi virus cytomegalovirus.

Keefektifan aciclovir dalam melawan virus EBV (Epstein-Barr Virus) belum sepenuhnya diketahui walaupun pada tahun 2016 ditemukan bukti bahwa baik valaciclovir maupun aciclovir mampu menghambat replikasi DNA virus, namun bukti itu masih minim dan dapat menimbulkan efek resisten virus terhadap antivirus tersebut. Dalam kasus infeksi herpes mata, aciclovir lebih efektif dan lebih aman dibandingkan dengan idoxuridine, suatu antivirus yang biasa digunakan dalam pengobatan herpes.

Pemberian aciclovir secara intravena diketahui efektif dalam mengobati penyakit yang diakibatkan oleh beberapa varian virus herpes termasuk penyakit herpes genital, radang otak akibat virus herpes simplex, eksim herpeticum, dan meningitis akibat virus herpes simplex. Selain intravena, rute pemberian aciclovir dilakukan melalui oral (mulut), topikal, dan salep mata.

Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan aciclovir meliputi mual dan diare. Efek samping yang lebih serius antara lain gangguan ginjal dan turunnya kadar trombosit dalam darah

Untuk menghasilkan efek antivirus, aciclovir dikonversi oleh enzim thymidine kinase menjadi aciclovir monophosphate yang kemudian dikonversi lagi oleh enzim kinase menjadi aciclovir triphosphate yang pada gilirannya menghambat jalur substansi kimia yang terlibat dalam replikasi DNA virus. Hal tersebut akan menonaktifkan DNA polymerase virus herpes simplex dan mencegahnya mengalami sintesa DNA tanpa berpengaruh pada proses normal sel.

Aciclovir memiliki kadar sitotoksisitas (mengakibatkan racun atau toksik bagi sel) yang rendah. Aciclovir pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1970 yang awalnya bermula dari nukleosida yang diisolasi dari spons Karibia, Cryptotethya crypta, yang menjadi dasar untuk sintesis dari aciclovir. Aciclovir ditemukan oleh Howard Schaffer setelah penelitiannya dengan Robert Vince (seorang ilmuwan Amerika Serikat yang berkontribusi dalam penemuan abacavir, antivirus untuk pengobatan HIV), S. Bittner dan S. Gurwara mengenai analog adenosin acycloadenosine yang menunjukkan aktivitas antivirus. Kemudian, Schaffer bergabung dengan Burroughs Wellcome dan melanjutkan pengembangan aciclovir dengan ahli farmakologi Gertrude B. Elion. Paten aciclovir di Amerika Serkat diterbitkan pada tahun 1979. Aciclofir pertama kali dijual dengan nama brand Zovirax.

Oleh FDA, tingkat keamanan penggunaan aciclovir pada wanita hamil masuk dalam kategori B. Penggunaan aciclovir oleh wanita yang sedang menyusui sebaiknya dihindari atau berhati-hati, sebab aciclovir diekresi atau masuk ke dalam ASI.

Poviral Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Poviral?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Poviral adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Oral:

– Infeksi herpes simplex pada kulit dan membran mukosa, pencegahan infeksi herpes simplex pada

pasien immuno-compromised.

– Infeksi herpes zoster.
Topikal/cream :

Pengobatan infeksi virus herpes simplex pada kulit dan selaput lendir, termasuk herpes genitalis inisial dan rekuren.


Dosis dan Aturan Pakai
Oral
– Pengobatan dan pencegahan  herpes simplex: 200 mg, 5 x sehari dengan interval 4 jam, selama 5

hari,  dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg.

– Pengobatan herpes zoster : 800 mg, 5 kali sehari dengan interval 4 jam, selama 7 hari.

Anak ≥ 2 tahun : Sama dengan dosis dewasa

Anak < 2 tahun : Diberikan setengah dosis dewasa
Cream
Oleskan 1,25 cm krim per 25 cm2 area permukaan lesi setiap 4 jam (5 kali sehari) selama 5 hari.

Bila penyembuhan belum lengkap, lanjutkan 5 hari berikutnya.


Apa Saja Kontraindikasi Poviral?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Poviral dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Hipersensitif terhadap komponen Poviral


Peringatan dan Perhatian
 Oral: Hati-hati pemberian pada wanita yang sedang menyusui
Cream:

– Dapat timbul rasa terbakar sementara, perih, gatal, dan kemerahan.

– Tidak untuk pencegahan infeksi virus herpes simplex (HSV) kambuhan .

– Tidak  untuk membran mukosa seperti pada mulut, mata dan vagin4,



Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Poviral Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Poviral, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Poviral?

Jika Anda lupa menggunakan Poviral, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Poviral Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Poviral?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Poviral yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Poviral?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Poviral yang mungkin terjadi adalah:

– Gatal-gatal / skin rash.

– Gangguan gastrointestinal, termasuk : nausea, vomiting, diare, dan nyeri abdominal.

– Peningkatan sementara enzym hati, peningkatan urea darah dan kreatinin; sakit kepala, reaksi neurologis dan fatigue.

Apa Nama Perusahaan Produsen Poviral?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Poviral:

Kalbe Farma

PT Kalbe Farma merupakan suatu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Perusahaan ini didirikan pada 10 September 1966 oleh Khouw Lip Tjoen,Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, F. Bing Aryanto. Produk dari perusahaan ini sangat banyak mencakup produk obat resep, obat bebas, minuman energi, susu, suplemen, minuman kesehatan, distribusi produk dan pengemasan, dan sebagainya.

Diperkirakan nilai kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai Rp 15 triliun. Perusahaan ini memiliki grup perusahaan (kalbe Group) yang bergerak dalam berbagai bidang divisi usaha diantara seperti divisi obat resep (PT Kalbe Farma, PT Hexpharm Jaya Laboratories, PT Dankos Farma, dll), divisi consumer health (PT Bintang Toedjoe, PT Saka farma Lab, PT Hale International, dll), divisi nutrisi (PT Sanghiang Perkasa, PT Kalbe Morinaga Indonesia, dll), divisi distribusi dan kemasan (PT Enseval Putra Megatrading, PT Enseval Medika Prima, PT Milenia Dharma Insani, dll).

Selain di Indonesia, Kalbe Farma memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu negara-negara ASEAN (Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar), Srilanka, Nigeria, dan Afrika Selatan.