Polymem


Apa Kandungan dan Komposisi Polymem?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Polymem adalah:

Hydrophilic polyurethane membrane, surfactant, glycerine, starch co-polymer.

Sekilas Tentang Glycerin (Glycerol) Pada Polymem
Gliserin adalah gula alkohol yang dihasilkan dari hewan, tumbuhan, dan minyak. Jika yang tercantum adalah vegetable glycerin, maka yang dimaksud adalah gliserin yang dihasilkan dari minyak tumbuhan.

Vegetable glycerin (gliserin nabati) dibuat dengan memanaskan lemak nabati yag kaya akan trigliserida seperti kelapa sawit, kedelai, dan minyak kelapa pada tekanan atau bersama dengan alkali sehingga akhirnya gliserin terpecah dari asam lemak dan bercampur dengan air, membentuk cairan, tidak berbau dan rasanya agak manis. Gliserin nabati banyak digunakan dalam produk makanan, farmasi, dan kosmetik. Penggunaannya digunakan untuk membantu minyak dan bahan-bahan lain yang menggunakan air bercampur, mempermanis, dan melembabkan hasil produk.

Selain itu penggunaannya juga untuk mencegah terbentuknya kristal es pada makanan beku seperti yogurt rendah lemak, es krim, dan lain-lain. Dalam industri farmasi gliserin nabati digunakan pada produksi obat jantung, supositoria, obat batuk, dan anestesi. Gliserin digunakan untuk mencegah produk seperti lotion, krim, dan salep, mengering karena sifat gliserin yang mampu memberikan kelembapan dan memberikan keawetan. Pada produk kosmetik seperti pasta gigi, gliserin digunakan untuk mencegah pasta gigi mengering atau mengeras dalam tubenya.

Berikut adalah beberapa manfaat umum gliserin:

  • Menjaga kesehatan kulit

  • Mengurangi konstipasi

  • Mengatasi tekanan intrakranial berlebihan.
  • Gliserin digunakan untuk mengobati gangguan mata yang disebabkan oleh peningkatan tekanan interokular, seperti glaukoma. Ini juga dapat digunakan untuk mengurangi tekanan pada mata sebelum dan sesudah operasi mata, atau selama pemeriksaan mata medis

  • Mengatasi angina. Karena merupakan komponen utama dari nitrogliserin, maka ketika nitrogliserin diminum ia akan bertindak sebagai vasodilator, dengan cepat membuka pembuluh darah dalam tubuh untuk memberikan aliran darah yang lebih besar dan perfusi oksigen ke jantung untuk mengatasi angina

Polymem Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Polymem?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Polymem adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Luka akut seperti, luka tergores, luka teriris, luka bakar, luka pasca operasi, pencangkokan kulit, luka granulasi / epitelisasi. Luka kronis misalnya, memar / tekanan ulkus (tingkat I-IV), luka vena, luka diabetes, luka dengan nekrosis / slough.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Polymem?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Polymem:

Memasangkan dressing: PolyMem non-adhesive/PolyMem MAX non-adhesive/PolyMem Silver  Potonglah dressing dgn ukuran yang lebih luas dari luka. pasangkan pada luka dimana bagian yang printed menghadap keluar. PolyMem WIC Cavity/PolyMem WIC Rope Masukan PolyMem WIC kira-kira 2/3 dr ukuran luka ke dalam rongga luka untuk mengisi ruang, jagalah luka agar tetap bersih dan tidak kering. PolyMem Finger/Toe Dorong jari ke dalam dressing & balutkan dressing pada jari. Untuk jari-jari kaki, ptong / air sobek bagian sebelah kanan & kiri dressing untuk membentuk flap yang mencakup bagian atas & bawah kaki. PolyMem Sacral Lipat dressing menjadi 2 bagian, lalu letakkan pada luka. Tekan dressing dengan lembut di sepanjang garis tengahnya. Tekan & ratakan bagian atas lapisan perekat pada kulit. Lepaskan perekat film dari bagian bawah dressing sambil menekan perekat Film ke kulit.

Perhatian 

Hentikan penggunaan bila muncul gejala iritasi thd komponen dressing. Jangan digunakan bersama dg zat yang dapat menyebabkan oksidasi (hidrogen peroksida atau lar hipoklorit). Penggunaan obat topikal tidak dianjurkan. Jangan gunakan kembali dressing yang telah terpakai.

Kemasan, Sediaan, dan Harga Polymem

  • PolyMem Cloth island dressing
    (10 cm x 13 cm) 15 × 1’s (Rp1,470,000/pak)
  • PolyMem Film island dressing
    (10 cm x 32 cm) 12 × 1’s (Rp1,560,000/pak)
    (8.9 cm x 11.4 cm) 15 × 1’s (Rp1,500,000/pak)
  • PolyMem Finger/Toe #1 dressing
    6 × 1’s (Rp510,000/boks)
  • PolyMem Finger/Toe #2 dressing
    6 × 1’s (Rp525,000/boks)
  • PolyMem MAX non-adhesive dressing
    (11 cm x 11 cm) 10 × 1’s (Rp1,480,000/pak)
  • PolyMem non-adhesive dressing
    (10 cm x 10 cm) 15 × 1’s (Rp1,125,000/pak)
    (17 cm x 19 cm) 15 × 1’s (Rp2,235,000/pak)
  • PolyMem Sacral dressing
    (18.4 cm x 20 cm) 10 × 1’s (Rp2,510,000/pak)
  • PolyMem Silver non-adhesive dressing
    (10.8 cm x 10.8 cm) 15 × 1’s (Rp2,827,000/pak)
  • PolyMem WIC Silver Cavity Filler dressing
    (8 cm x 8 cm) 10 × 1’s (Rp2,000,000/pak)
  • PolyMem WIC Silver Rope dressing
    (1 cm x 35 cm) 6 × 1’s (Rp1,200,000/pak)

Apa Nama Perusahaan Produsen Polymem?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Polymem:

Meprofarm

Meprofarm adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1973 oleh Wanne Mardiwidyo. Awalnya perusahaan ini memasarkan obat generik yang pada waktu itu masih diproduksi secara maklon atau dikerjakan oleh pihak lain di ITB (Institut Teknologi Bandung).

Tahun 1993 Meprofarm mulai membangun fasilitas produksi yang dinamakan Mepro-1 di Bandung dengan tujuan untuk memperbesar skala produksi dan mendapatkan sertifikat CPOB dari Kementrian Kesehatan. Fasilitas Mepro-1 digunakan untuk produksi, riset and development, gudang, marketing, dan keuangan perusahaan. Di lokasi tersebut diproduksi produk sefalosporin steril dan non-steril. Tahun 1996 meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat CPOB untuk produk farmasi dengan sediaan tablet, kapsul, sirup cair dan kering, dan krim, dua tahun kemudian berhasil memperoleh sertifikat CPOB untuk produk sefalosporin dengan sediaan serbuk steril, tablet, dan sirup kering.

Pada tahun 2006, perusahaan ini mulai membangun fasilitas produksi Mepro-2 yang lokasinya persis dibelakang Mepro-1. Fasilitas baru ini ditujukan untuk memproduksi produk farmasi dengan sediaan cairan steril meliputi cairan injeksi, sirup cair, supositoria, krim, dan sirup kering. Selain itu fasilitas ini juga digunakan untuk riset and development. Oleh karenanya pada 2008, Meprofarm berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 dan pada 2011 seiring dengan telah diperolehnya sertifikat CPOB pada fasilitas Mepro-2, maka dimulailah produksi perdana di fasilitas ini.

Beberapa perusahaan farmasi lainnya yang telah menjalin kerjasama dengan Meprofarm antara lain PT. Tanabe Indonesia, PT. Astellas, PT. Dexa Medica, PT. Holi Pharma, PT. Otto Pharmaceutical, dan sebagainya.