Perindopril


Apa Kandungan dan Komposisi Perindopril?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Perindopril adalah:

Perindopril

Perindopril Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Perindopril?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Perindopril adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Perindopril adalah obat yang berfungsi menangani beberapa kondisi seperti hipertensi dan gagal jantung. Obat ini juga bisa dikonsumsi untuk melindungi jantung dan pembuluh darah dari kerusakan pasca terjadinya serangan jantung. Perindopril termasuk dalam kelompok obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor).

Cara Kerja Obat

Dalam prosesnya, perindopril akan mencegah tubuh penderita untuk memproduksi hormon angiotensin II sehingga pembuluh darah menjadi lebar dan tekanan darah menurun. Perindopril juga mampu mengurangi cairan yang mengalir di dalam pembuluh darah yang disebabkan kondisi gagal jantung.

Apa saja Peringatan Penggunaan Perindopril?

  • Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi perindopril
  • Harap berhati-hati bagi yang sedang mengalami dehidrasi, aterosklerosis, penyakit pembuluh darah tepi, penyakit yang mengenai jaringan ikat kolagen pada dinding pembuluh darah, kardiomiopati, stenosis aorta, angioedema, menjalani cuci darah, diabetes, diet garam, akan menjalani prosedur medis apa atau sedang mengonsumsi obat lain
  • Sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, karena
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter

Sekilas Tentang Obat ACE Inhibitor/Direct Renin Inhibitor
Inhibitor ACE

Inhibitor ACE (angiotensin converting enzyme) adalah suatu obat yang menghambat aktivitas enzim ACE yang akan menurunkan produksi agiotensin II yakni suatu komponen kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang sifatnya sangat penting dan secara umum dijumpai dalam darah. Angiotensin II ini akan mendorong kontraksi otot-otot yang berada disekitar pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah akan menyebabkan meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Angiotensin II ini dibentuk dari angiotensin I oleh enzim ACE tadi. Sedangkan angiotensin I diproduksi oleh hati yang kemudian dilepaskan ke dalam darah.

Dengan dihambatnya anzim ACE maka aktivitas enzim itu akan berkurang dan pembuluh darah dapat melebar atau membesar sehingga mampu menurunkan tekanan darah yang ada di dalamnya. Hal ini tentu akan memudahkan jantung untuk memompa darah dan mengindari risiko gagal jantung dan stroke. Selain itu dapat menurunkan risiko berkembangnya penyakit ginjal akibat hipertensi dan diabetes.

Beberapa obat yang termasuk dalam golongan inhibitor ACE antara lain: benazepril, captropil, enalapril, fosinopril, lisinopril, moexipril, perindopril, quinapril, ramipril, dan trandolapril.

Secara umum obat inhibitor ACE ini dapat ditoleransi oleh tubuh namun beberapa orang kemungkinan akan mengalami efek samping seperti batuk, peningkatan kadar potasium darah, hipotensi, pusing, sakit kepala, mengantuk, kelemahan, ruam, dan nyeri dada. Oleh ADEC Australia, obat-obatan inhibitor ACE tidak boleh digunakan oleh wanita hamil sebab berisiko menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian janin/bayi.

Inhibitor Renin

Obat inhibitor renin adalah obat penurun tekanan darah yang bekerja dengan menghalangi tahapan pertama dari sistem renin-angiotensin. Mekanisme ini berbeda dengan obat inhibitor ACE namun obat ini akan menurunkan angiotensin I dan angiotensin II serta mencegah pembentukan angiotensin-(1-7), angiotensin-(1-9), dan angiotensin-(1-5). Angiotensin II merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi tekanan darah.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Perindopril?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Perindopril:

Dosis perindopril biasanya ditentukan dokter berdasarkan kondisi penyakit masing-masing pasien. Berikut dosis perindopril berdasarkan penyakit yang diderita pasien dewasa:

  • Hipertensi dewasa: Dokter akan merekomendasikan 5 miligram perindopril per hari dengan dosis maksimal 10 miligram per hari. Untuk lansia, dokter akan memberikan dosis awal 2,5 miligram per hari yang bisa ditingkatkan hingga 10 miligram per hari
  • Penyakit pembuluh darah jantung: Dokter umumnya akan meresepkan perindopril 5 miligram per hari, dengan dosis maksimal 10 miligram per hari. Untuk lansia, dosis awal adalah 2,5 miligram per hari dan boleh ditingkatkan hingga 10 miligram per hari
  • Gagal jantung: Dokter akan memulai pengobatan dengan memberikan 2,5 miligram perindopril per hari, dengan dosis maksimal 5 miligram per hari

Bagaimana Cara Pemberian Obat Perindopril?

  • Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi perindopril. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter
  • Biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk mengonsumsi perindopril pertama kali pada saat akan tidur, karena dosis pertama bisa menyebabkan pusing. Waktu ideal untuk mengonsumsi dosis perindopril selanjutnya adalah 30 sampai 60 menit sebelum sarapan, sebab obat ini lebih mudah diserap tubuh dalam keadaan lambung masih kosong
  • Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi perindopril pada jam yang sama setiap hari untuk memaksimalkan efeknya
  • Bagi pasien yang lupa mengonsumsi perindopril, disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis perindopril pada jadwal berikutnya untuk menggantikan dosis yang terlewat


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Perindopril Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Perindopril, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Perindopril?

Jika Anda lupa menggunakan Perindopril, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Perindopril Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Perindopril?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Perindopril yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Perindopril?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Perindopril yang mungkin terjadi adalah:

Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping perindopril yang umumnya terjadi adalah:

  • Gangguan penglihatan
  • Sesak napas
  • Pusing dan sakit kepala
  • Kram otot
  • Batuk kering
  • Nyeri perut atau gangguan pencernaan
  • Konstipasi atau diare
  • Gangguan indera pengecap
  • Kelelahan
  • Telinga berdenging
  • Sensasi geli
  • Segera temui dokter atau datangi rumah sakit terdekat jika mengalami efek samping seperti kesulitan bernapas, pembengkakan di wajah, mulut, lidah atau tenggorokan, menguningnya kulit atau putih mata (sakit kuning), atau ruam kulit yang parah

Sediaan

Tablet.