Pehazon & Pehazon Forte


Apa Kandungan dan Komposisi Pehazon & Pehazon Forte?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Pehazon & Pehazon Forte adalah:

Pehazon Tiap tablet salut gula berisi: •Isopirina HCl 62,5mg •Fenilbutazon 62,5mg Pehazon Forte Tiap tablet salut gula berisi: •Isopirina HCl 125mg •Fenilbutazon 125mg

Sekilas Tentang Phenylbutazone Pada Pehazon & Pehazon Forte
Phenylbutazone (fenilbutazon) sering disebut sebagai bute, adalah zat kristal yang memiliki struktur:

Nama struktural: 4-butil-1,2-difenil-3,5-pirazolidinedione
Rumus kimia: C19H20N2O2

Oksifenbutazon, metabolit utama fenilbutazon, hanya berbeda pada lokasi para dari salah satu gugus fenilnya, di mana atom hidrogen digantikan oleh gugus hidroksil (menjadikannya 4-butil-1-(4-hidroksifenil)-2-fenil- 3,5-pirazolidindion).

Terlepas dari namanya, fenilbutazon secara kimiawi tidak terkait dengan kelas bahan kimia yang dikenal sebagai benzone (contoh umum termasuk oxybenzone, dioxybenzone, avobenzone, dan sulisobenzone), yang digunakan sebagai bahan aktif dalam formulasi tabir surya untuk perlindungan terhadap sinar UVB.

Fenilbutazon digunakan sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk pengobatan nyeri kronis, termasuk gejala radang sendi. Penggunaannya dibatasi oleh efek samping yang parah seperti penekanan produksi sel darah putih dan anemia aplastik.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menempatkannya di Grup 3; yaitu, "tidak dapat diklasifikasikan sebagai karsinogenisitasnya terhadap manusia."

Penggunaan fenilbutazon pada hewan kuda

Phenylbutazone adalah NSAID yang biasa digunakan pada kuda untuk tujuan berikut:

Analgesia: Pereda nyeri dari infeksi dan gangguan muskuloskeletal termasuk keseleo, cedera berlebihan, tendinitis, artralgia, artritis, dan laminitis. Seperti NSAID lainnya, bekerja langsung pada jaringan muskuloskeletal untuk mengontrol peradangan, sehingga mengurangi kerusakan inflamasi sekunder, mengurangi rasa sakit, dan memulihkan rentang gerak. Tidak menyembuhkan penyakit muskuloskeletal atau bekerja dengan baik pada nyeri kolik.

Antipiresis: Menurunkan demam. Kualitas antipiretik dapat menutupi gejala lain; oleh karena itu, tidak boleh diberikan untuk tujuan ini kecuali dokter hewan telah menyimpulkan bahwa kuda tidak akan dapat makan atau minum tanpa menggunakannya atau bahwa demam dapat menghambat pemulihan kuda.

Dosis dan Administrasi

Fenilbutazon dapat diberikan secara oral (melalui pasta, bubuk atau feed-in) atau intravena. Seharusnya tidak diberikan secara intramuskular atau disuntikkan di tempat lain selain vena, karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan . Kerusakan jaringan dan edema juga dapat terjadi jika obat disuntikkan berulang kali ke dalam vena yang sama.

Dosis oral maksimum yang direkomendasikan oleh produsen adalah 2 hingga 4 gram per 1000 pon berat badan (4 hingga 9 mg/kg) per hari. Produsen merekomendasikan agar dosis dibagi rata dan diberikan setiap 8 jam untuk hasil yang maksimal, meskipun kebanyakan pemilik kuda memberikannya setiap 12 hingga 24 jam untuk kenyamanan, biasanya memberikan 1 hingga 2 gram di pagi dan malam hari.

Secara intravena, dosis harian maksimum yang direkomendasikan oleh produsen adalah 1 hingga 2 gram per 1000 pon (2 hingga 4,5 mg/kg). Dosis maksimum biasanya diberikan ketika pengobatan dimulai, dengan dosis kemudian dititrasi.

Fenilbutazon harus diberikan hanya di bawah saran dokter hewan.

Efek samping dan kerugian dari fenilbutazon

Efek samping fenilbutazon mirip dengan NSAID lainnya. Overdosis atau penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan tukak gastrointestinal, diskrasia darah, kerusakan ginjal, lesi oral, dan perdarahan internal, terutama pada kuda muda, sakit, atau stres. Efek kerusakan saluran cerna antara lain edema kaki dan perut sekunder akibat kebocoran protein darah ke usus, mengakibatkan nafsu makan menurun, rasa haus yang berlebihan, penurunan berat badan, kelemahan, dan pada stadium lanjut, gagal ginjal dan kematian.

Phenylbutazone tidak boleh digunakan dalam kombinasi dengan pengencer darah (misalnya, Coumadin), karena memperkuat efek antikoagulan dari obat ini; dengan NSAID lain (semua NSAID aditif); atau pada kuda yang diketahui memiliki masalah ginjal atau hati.

Tes darah berkala direkomendasikan saat menggunakan fenilbutazon karena Agranulositosis dapat terjadi. Tes darah secara berkala dapat mendeteksi masalah ini sebelum terlambat.

Phenylbutazone harus digunakan dengan hati-hati pada kuda hamil atau menyusui, karena dapat menjadi racun bagi embrio dan dapat ditransfer melalui tali pusat dan melalui susu.

Dosis tinggi fenilbutazon dapat dianggap sebagai pelanggaran aturan di bawah beberapa organisasi berkuda, karena obat dapat tetap berada dalam aliran darah empat hingga lima hari setelah pemberian.

Pada manusia, Phenylbutazone sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan anemia aplastik. Obat harus diberikan dalam bentuk pasta untuk menghindari kontak dengan obat. Jangan pernah menghirup bubuk dari tablet yang dihancurkan.

Pehazon & Pehazon Forte Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Pehazon & Pehazon Forte?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Pehazon & Pehazon Forte adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Rheumatic yang akut, rematoid artritis, gout, neuritis dan neuralgia, osteoartritis, low back pain, fibrositis, ankylsing spondilitis.

Apa Saja Kontraindikasi Pehazon & Pehazon Forte?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Pehazon & Pehazon Forte dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Kelainan darah, perdarahan, porfiria, gangguan GI, ulkus peptik, penyakit tiroid, gangguan hati dan ginjal, atau gangguan hantaran lainnya, Hipersensitif derivat pirazolone.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Pehazon & Pehazon Forte?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Pehazon & Pehazon Forte:

Pehazon Dewasa: 3 x sehari 2 dragee (bila perlu sampai 12 dragree sehari) Anak di atas 14 tahun: menurut petunjuk dokter Pehazon Forte Dewasa: 3 x sehari 1 dragee (bila perlu sampai 6 dragee sehari) Anak di atas 14 tahun: menurut petunjuk dokter


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Pehazon & Pehazon Forte Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Pehazon & Pehazon Forte, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Pehazon & Pehazon Forte?

Jika Anda lupa menggunakan Pehazon & Pehazon Forte, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Pehazon & Pehazon Forte Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Pehazon & Pehazon Forte?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Pehazon & Pehazon Forte yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Pehazon & Pehazon Forte?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Pehazon & Pehazon Forte yang mungkin terjadi adalah:

Gangguan GI, ulkus dan perdarahan GI, hepatitis, jaundice, gagal ginjal, goitre, pembesaran kelenjar saliva, gangguan SSP, penglihatan kabur, reaksi kulit, depresi sumsum tulang, kelainan darah, depresi moikardium, hipotensi, bradikardi, aritmia, henti jantung.

Kemasan, Sediaan, dan Harga Pehazon & Pehazon Forte

Pehazon Botol isi 200 tablet salut gula Pehazon Forte Botol isi 300 tablet salut gula

Sekilas Tentang Phapros
PT. Phapros merupakan perusahaan farmasi Indonesia yang dirikan oleh grup usaha Oei Tiong Ham Concern (OTHC), suatu group konglomerat Tionghoa-Indonesia pada 21 Juni 1954. Group konglemat ini awalnya bergerak dibidang bisnis gula dan agro industri namun kemudian memperluas cakupan bisnisnya ke dunia farmasi. Awalnya perusahaan ini bernama NV Pharmaceutical Processing Industries disingkat "Phapros".

Pada tahun 1961, perusahaan ini dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia melalui PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Indonesia yang saat ini bernama PT. rajawali Nusantara Indonesia (persero). Pada November 2000, status perusahaan ini berubah menjadi perusahaan publik dimana PT. Rajawali Nusantara Indonesia memegang 53 persen saham dan sisanya dimiliki oleh publik. Pada 2019, PT. Phapros diakuisisi oleh PT. Kimia Farma dengan nilai 1,36 triliun.

Phapros telah memperoleh banyak sertifikat mutu seperti CPOB, CPOTB, CPAKB, PSAK, ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO/EIC 17025, dan sebagainya. Saat ini jumlah varian produk yang diproduksi oleh PT. Phapros sekira 284 macam yang terbagi dalam beberapa kelompok seperti produk etikal, generik, OTC, dan agromed. Selain itu perusahaan ini juga memproduksi pesanan pihak ketiga.

Beberapa produk terkenal yang diproduksi oleh Phapros diantaranya Antimo, Pehavral, Bioneuron, Hypobhac, dan sebagainya. Produk PT. Phapros telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan negara Asia Tenggara seperti Kamboja.