Pehacort


Apa Kandungan dan Komposisi Pehacort?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Pehacort adalah:

Tiap tablet berisi:

Prednison 5mg

Sekilas Tentang Prednisone Pada Pehacort
Prednisone adalah obat kortikosteroid sintetik yang biasanya diberikan secara oral tetapi dapat diberikan melalui injeksi intramuskular dan dapat digunakan untuk sejumlah besar kondisi yang berbeda. Ini memiliki efek terutama glukokortikoid. Prednison adalah prodrug yang diubah oleh hati menjadi prednisolon, yang merupakan obat aktif dan juga steroid.

Sejarah

Prednison ditemukan pada awal 1950-an ketika Arthur Nobile di Schering menunjukkan bahwa efek samping kortison, seperti retensi air, tekanan darah tinggi dan kelemahan otot, dapat dihilangkan dengan oksidasi obat melalui paparan mikroba. Obat ini diperkenalkan oleh Schering pada pertengahan 1960-an.

Penggunaan

Prednison sangat efektif sebagai imunosupresan, dan mempengaruhi hampir semua sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, dapat digunakan pada penyakit autoimun, penyakit inflamasi (seperti asma parah, dermatitis poison ivy parah, lupus eritematosus sistemik, kolitis ulserativa, Rheumatoid Arthritis, Bell's Palsy, penyakit Crohn, dan Sarkoidosis), berbagai penyakit ginjal termasuk sindrom nefrotik , dan untuk mencegah dan mengobati penolakan dalam transplantasi organ. Obat ini juga dapat mengurangi gairah seks. Prednison juga telah digunakan dalam pengobatan sakit kepala migrain.

Tablet prednison selanjutnya digunakan dalam industri farmasi untuk kalibrasi peralatan pengujian disolusi menurut USP (United States Pharmacopeia).

Dosis awal yang biasa berkisar antara 20 mg - 80 mg per hari (juga 1 mg/kg pada anak-anak hingga 50 mg). Aplikasi intravena dapat digunakan untuk peradangan serebral, seperti pada periode serangan yang disebabkan oleh multiple sclerosis.

Ketergantungan

Penekanan adrenal terjadi jika prednison dikonsumsi lebih dari 7 hari, suatu kondisi di mana tubuh tidak mampu mensintesis kortikosteroid alami dan menjadi tergantung pada prednison yang dikonsumsi pasien. Untuk alasan ini, prednison tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba jika dikonsumsi lebih dari tujuh hari; justru dosisnya harus dikurangi perlahan-lahan. Pengurangan ini dapat berlangsung selama beberapa hari jika pemberian prednison singkat, tetapi dapat memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan jika pasien menjalani pengobatan jangka panjang. Penarikan mendadak dapat menyebabkan krisis Addisonian, yang mungkin mengancam jiwa. Bagi mereka yang menjalani terapi kronis, dosis hari alternatif dapat mempertahankan fungsi adrenal, sehingga mengurangi efek samping (lihat "Pertimbangan Dosis").

Efek samping

Efek samping jangka pendek, seperti semua glukokortikoid, termasuk kadar glukosa darah tinggi, terutama pada pasien yang sudah menderita diabetes mellitus atau sedang menjalani pengobatan lain yang meningkatkan glukosa darah (seperti tacrolimus), dan efek mineralokortikoid seperti retensi cairan (walaupun perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa efek mineralkortikoid dari prednison sangat kecil; inilah mengapa tidak digunakan dalam pengelolaan insufisiensi adrenal kecuali mineralokortikoid yang lebih kuat diberikan secara bersamaan). Efek samping jangka pendek tambahan termasuk insomnia, euforia, dan, jarang, mania. Efek samping jangka panjang termasuk sindrom Cushing, penambahan berat badan, osteoporosis, glaukoma, diabetes mellitus tipe II, dan depresi saat putus obat.

Berat

  • penambahan berat badan

  • pembengkakan wajah

  • depresi, mania, atau gejala kejiwaan lainnya

  • kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa

  • Kebingungan/keragu-raguan mental

  • penglihatan kabur

  • sakit perut

  • bisul perut

  • infeksi

  • pinggul atau bahu yang sakit

  • osteoporosis

  • jerawat

  • insomnia

  • nyeri sendi yang parah

  • katarak


Minor

  • tanda peregangan

  • kegugupan

  • jerawat

  • ruam

  • nafsu makan meningkat

  • hiperaktif

  • sering buang air kecil

  • Diare

  • Menghilangkan flora usus

Pehacort Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Pehacort?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Pehacort adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Terapi tambahan pada rematoid artitis, asma bronkhial dengan inflamasi akut, lupus eritematosus, penyakit kulit dan mata karena alergi dan inflamasi, penyakit-penyakit limfa neoplastis, sindroma adrenogenital dan bursitis.

Apa Saja Kontraindikasi Pehacort?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Pehacort dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Tuberkulosis [TBC] aktif, keadaan syaraf terganggu, tukak lambung, infeksi mata karena herpes simplex, erupsi eksantema akut, kehamilan trimester I. Boleh digunakan hanya dengan pengawasan ketat dokter: Diabetes mellitus, gangguan jantung, hipertensi, gangguan fungsi ginjal, osteoporosis, hipersensitivitas, infeksi jamur sistemik.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Pehacort?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Pehacort:

1–6 tablet sehari, tergantung parahnya kondisi. Kurangi dosis secara bertahap sampai dosis perawatan terendah. Dosis Perawatan: ½–4 tablet sehari dibagi dalam 4 dosis, sesudah makan dan sebelum tidur


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Pehacort Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Pehacort, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Pehacort?

Jika Anda lupa menggunakan Pehacort, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Pehacort Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Pehacort?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Pehacort yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Pehacort?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Pehacort yang mungkin terjadi adalah:

  • Retensi cairan dan natrium, kehilangan kalium, alkalosis hipokalemia, kegagalan kongesti jantung
  • Kelelahan otot, miopati steroid, hilangnya massa otot, osteoporosis
  • Luka sulit sembuh, kulit mudah menipis, eritema wajah, berkeringan, urtikaria
  • Tukak lambung, perut kembung, ulseratif esofagitis, pankreatitis
  • Keseimbangan nitrogen negatif karena metabolisme protein
  • Kenaikan tekanan intrakranial, pusing, sakit kepala
  • Menstruasi tak teratur, penurunan toleransi karbohidrat, trauma
  • Katarak posterior subkapsular, kenaikan tekanan intraokuler, glaukoma
  • Sindroma Cushing, hiperglikema, pertumbuhan terhambat pada anak
  • Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan “moonface” yang akan lenyap bila pengobatan dihentikan

Apa Saja Interaksi Obat Pehacort?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Pehacort antara lain:

Efektivitas berkurang oleh Fenitoina, Barbiturat, Rifampisin; menurunkan efektivitas diuretika, hipoglikemik, antikolisesterase, salisilat.

Apa saja Perhatian Penggunaan Pehacort?

Tidak dianjurkan pemakaian pada pasien yang sedang menyusui dan anak < 6 tahun.

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Pehacort?

 dan Sediaan

DUS, 10 STRIP @ 10 TABLET 5 mg

Berapa Nomor Izin BPOM Pehacort?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Pehacort:

DKL7219915110A1

Apa Nama Perusahaan Produsen Pehacort?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Pehacort:

Phapros

 

Sekilas Tentang Phapros
PT. Phapros merupakan perusahaan farmasi Indonesia yang dirikan oleh grup usaha Oei Tiong Ham Concern (OTHC), suatu group konglomerat Tionghoa-Indonesia pada 21 Juni 1954. Group konglemat ini awalnya bergerak dibidang bisnis gula dan agro industri namun kemudian memperluas cakupan bisnisnya ke dunia farmasi. Awalnya perusahaan ini bernama NV Pharmaceutical Processing Industries disingkat "Phapros".

Pada tahun 1961, perusahaan ini dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia melalui PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Indonesia yang saat ini bernama PT. rajawali Nusantara Indonesia (persero). Pada November 2000, status perusahaan ini berubah menjadi perusahaan publik dimana PT. Rajawali Nusantara Indonesia memegang 53 persen saham dan sisanya dimiliki oleh publik. Pada 2019, PT. Phapros diakuisisi oleh PT. Kimia Farma dengan nilai 1,36 triliun.

Phapros telah memperoleh banyak sertifikat mutu seperti CPOB, CPOTB, CPAKB, PSAK, ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO/EIC 17025, dan sebagainya. Saat ini jumlah varian produk yang diproduksi oleh PT. Phapros sekira 284 macam yang terbagi dalam beberapa kelompok seperti produk etikal, generik, OTC, dan agromed. Selain itu perusahaan ini juga memproduksi pesanan pihak ketiga.

Beberapa produk terkenal yang diproduksi oleh Phapros diantaranya Antimo, Pehavral, Bioneuron, Hypobhac, dan sebagainya. Produk PT. Phapros telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan negara Asia Tenggara seperti Kamboja.