Opixime


Apa Kandungan dan Komposisi Opixime?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Opixime adalah:

Tiap kapsul mengandung:

Cefixime 100 mg

Tiap 5 ml suspensi mengandung:

Cefixime 100 mg

Deskripsi:

  • Cefixime merupakan antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap bakteri Gram- negatif dan Gram-positif
  • Cefixime aktif terhadap bakteri Gram-positif seperti Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes dan bakteri Gram-negatif seperti Neisseria gonorrhoeae, Moraxella (Branhamella) catarrhalis, E. coli, Klebsiella spp., Serratia sp., Proteus spp., Salmonella typhi yang resisten terhadap antibiotik lain seperti Ampisilin, Kloramfenikol, dan atau Cotrimoxazol, dan juga untuk Haemophilus influenzae
  • Cefixime stabil terhadap enzim β-laktamase dan mempunyai efektivitas yang baik terhadap bakteri penghasil β-laktamase
  • Cefixime adalah suatu bakterisid yang. bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri. Cefixime memiliki afinitas yang tinggi terhadap Penicillin Binding Protein (PBP) 1 (1a, 1b, 1c) dan PBP 3 dengan tempat kerjanya yang bervariasi tergantung dari jenis mikroorganismenya
  • Cefixime didistribusikan secara luas ke dalam air liur, tonsil, jaringan mukosa sinus maksilari dan selanjutnya diekskresikan melalui ginjal dalam bentuk metabolit tidak aktif

Opixime Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Opixime?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Opixime adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif terhadap cefixime seperti:

  • Infeksi pada traktus urinari tanpa disertai komplikasi yang disebabkan oleh E. coli atau Proteus mirabilis
  • Otitis media akut yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain positif dan negatif β-laktamase), Moraxella (Branhamella) catarrhalis (banyak di antaranya yang positif β-laktamase) dan Streptococcus pyogenes
  • Faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes (grup A β- hemolitik streptococci)
  • Bronkitis akut, eksaserbasi akut dari bronkitis kronis dan pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae (strain positif dan negatif β-laktamase) dan M. catarrhalis
  • Demam tifoid dan septikemia pada anak-anak yang telah multiresisten terhadap regimen obat standar
  • Gonorrhoea tanpa komplikasi

Apa Saja Kontraindikasi Opixime?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Opixime dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Pasien yang hipersensitif terhadap golongan Cephalosporin.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Opixime Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Opixime, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Opixime?

Jika Anda lupa menggunakan Opixime, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Opixime Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Opixime?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Opixime yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Opixime?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Opixime yang mungkin terjadi adalah:

Efek samping yang kadang-kadang terjadi berupa:

  • Hematologik : granulositopenia, eusinofilia, trombositopenia sementara dapat terjadi selama pengobatan, namun sangat jarang. Bila terjadi obat harus dihentikan
  • Hepatik : efek samping yang timbul kadang-kadang berupa peningkatan SGOT, SGPT, dan Alkaline Phosphatase
  • Ginjal: perlu dilakukan monitoring fungsi ginjal secara periodik. Efek samping yang timbul kadang-kadang berupa gangguan insufisiensi ginjal akut dan obat harus dihentikan
  • Saluran pencernaan: pseudomembranous kolitis, diare, mual, nausea, nyeri perut, anoreksia, kembung, dispepsia
  • Respiratori : intertisial pneumonia (PIE syndrome) dengan gejala seperti r-ray dada abnormal atau eusinofilia dapat terjadi, fever, cough, dan dipsnea
  • Defisiensi vitamin K dan B
  • Gangguan kulit: Steven-Johnson’s syndrome, lyells syndrome (jarang)
  • Hipersensitivitas : rash, urtikaria, eritema multiforme, pruritus, atau edema pada wajah
  • Lain-lain: stomatitis, kandidiasis, sakit kepala, pusing

Peringatan Dan Perhatian:

  • Hati-hati penggunaannya pada penderita hipersensitif karena dapat menimbulkan reaksi anafilaksis
  • Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal perlu ada penyesuaian dosis
  • Keamanan penggunaannya pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui
  • Hati-hati bila digunakan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap antibiotik golongan Penisilin dan pasien dengan beberapa bentuk alergi seperti asma bronkial, ruam, dan urtikaria
  • Khasiat dan keamanan penggunaannya pada anak-anak di bawah usia 6 bulan belum diketahui dengan pasti
  • Hati-hati pemakaiannya pada pasien dengan nutrisi oral yang buruk, pasien yang sedang menerima nutrisi secara parenteral, pasien dalam kondisi lemah, dan pasien lanjut usia
  • Pengobatan dengan antibiotik spekrum luas dapat mengubah flora normal di usus dan menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari Clostridia. Penelitian menunjukkan bahwa Clostridium difficile dapat menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan diare dan atau kolitis pseudomembranous. Bila terjadi superinfeksi, hentikan pemberian dan diagnosis perlu ditegakkan kembali. Gejala kolitis pseudomembranous dapat terjadi selama atau sesudah penghentian pemakaian antibiotik. Kolitis ringan biasanya hilang bila pengobatan dihentikan
  • Bila terjadi kolitis sedang atau berat berikan suplemen cairan, elektrolit, dan protein. Bila kolitis tidak ada perbaikan walaupun setelah obat dihentikan atau gejala semakin berat, maka dapat diberikan Vankomisin atau Metronidazoi secara oral. Hati-hati pemakaiannya pada penderita dengan riwayat kolitis

Sekilas Tentang Obat Antibiotik
Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri molekul. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Antibiotika oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotika intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadang kala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Opixime?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Opixime:

Kapsul:

Untuk orang dewasa dan anak-anak dengan bobot badan › 30 kg, dosis, oral yang umum diberikan adalah 50 – 100 mg, dua kali sehari. Besarnya dosis dapat diatur tergantung dari umur, berat badan, dan infeksinya. Untuk infeksi yang serius dosis dapat ditingkatkan hingga di atas 200 mg, dua kali sehari.

Dosis untuk pasien dengan klirens kreatinin:

21 – 60 ml/menit atau yang menjalani hemodialisis : 75 % dari dosis standar (300 mg sehari).
‹ 20 ml/menit atau yang menjalani dialysis peritoneal ambulatory berkelanjutan: 50 % dari dosis standar (200 mg sehari).

Dosis normal dapat diberikan pada pasien dengan klirens kreatinin 60 ml/menit atau lebih.

Sirup kering (suspensi 100 mg/5 ml):

Anak-anak 6 bulan – 12 tahun: 1,5 – 3 mg/kg berat badan, 2 x sehari.
Untuk infeksi yang serius, dosis dapat ditingkatkan hingga 6 mg /kg berat badan, 2 x sehari.
Demam tifoid pada anak-anak: 10 – 15 mg/kg berat badan/hari, selama 2 minggu.

Cara Mencampur:

Tambahkan air matang sebanyak 20 ml dan kocok sampai diperoleh suspensi yang homogen.
Suspensi dapat disimpan selama 7 hari pada suhu kamar atau di dalam lemari es dengan botol tertutup rapat. Suspensi tidak dapat digunakan lebih dari 7 hari.

Penyimpanan:

Simpan pada suhu di bawah 25°C.

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Opixime?

/ No. Registrasi:

OPIXIME® 100 kapsul:
Box isi 3 strip @ 10 kapsul/DKL991881S201B1
Diproduksi oleh PT Bernofarm, Sidoarjo-Indonesia
untuk PT Otto Pharmaceutical Industries, Bandung-Indonesia

OPIXIME® sirup kering:
Dalam botol, untuk pembuatan 30 ml suspensi/DKL0718821038A1
Diproduksi oleh PT Meprofarm, Bandung-Indonesia
untuk PT Otto Pharmaceutical Industries, Bandung-Indonesia

Otto Pharmaceutical merupakan suatu perusahaan farmasi yang berdiri pada tahun 1963 di kota Bandung, Jawa Barat. Pada tahun 1981, perusahaan ini diakuisisi oleh Mensa (Menjangan Sakti Group) sekaligus menjadi perusahaan farmasi pertama dalam lini perusahaan Mensa Group.

Pada tahun 1991, Otto Pharmaceutical berhasil mendapatkan sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Kemudian pada Juni 2005 perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dari RWTUV GmbH Jerman sebagai pengakuan atas standar manajemen kualitas yang diterapkan dalam perusahaan.

Otto Pharmaceutical memiliki area produksi seluas dua hektar yang digunakan untuk memproduksi produk betalaktam dan non-betalaktam serta sefalosporin. Fasilitas itu dilengkapi dengan gudang penyimpanan, riset and development, quality control, dan sebagainya. Perusahaan ini memiliki total karyawan sebanyak 600 orang dengan cakupan pemasaran produk tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Pada tahun 2015, Otto Pharmaceutical bersama CKD Pharma (perusahaan asal Korea Selatan) membuat suatu perusahaan joint venture bernama PT. CKD Otto Pharma untuk memproduksi obat-obatan onkologi dan telah selesai membangun area fasilitas produksi obat kanker yang sesuai dengan standar Eropa (EU-GMP) yang produknya selain dapat dipasarkan di Indonesia juga dapat diekspor ke mancanegara. Fasilitas produksi baru ini mencakup area seluas 12.588 meter persegi dengan total investasi $ 30 juta dengan total kapasitas produksi 1,6 juta vial per tahun. Beberapa obat yang diproduksi seperti Oxaliplatin, Gemcitabine dan Docetaxel. Produk obat anti-kanker yang diproduksi telah mandapatkan sertifikat halal dari MUI