Nopril


Mekanisme Kerja:

Merupakan inhibitor peptidyl dipeptidase yang dapat menghambat enzyme pengkoversi angioten (ACE) dalam menurunkan aktivitas vasopressor dan mereduksi sekresi aldosteron sehingga mampulu menurunkan tekanan darah meskipun pada pasien dengan hipertensi rendah.

Apa Kandungan dan Komposisi Nopril?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Nopril adalah:

Setiap Nopril 10mg mengandung : Lisinopril dihidrat setara dengan Lisinopril 10 mg

Nopril Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Nopril?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Nopril adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

  • Penanganan hipertensi esensial dan hipertensi renovascular dapat digunakan tunggal atau bersama dengan antihipertensi kelas lain
  • Pengaturan pada gangguan kongesti jantung sebagai tambahan pada terapi dengan diuretic dan digitalis

Pasologi:

Lisinopril dapat dimakan sebelum,selama, dan sesudah makan.

  • Hipertensi essensial : dosis awal yang di anjurkan 10 mg. Dosis efektif yang dapat digunakan tunggal adalah 20 mg sehari. Dosis dapat meningkat tergantung pada respon tekanan darah atau jika efek terapi tidak dapat dikapsulai pada periode 2-4 minggu. Dosis maksimum pada penggunaan lama, menurut pengontrolan klinik adalah 80mg/hari
  • Pada pasien dimana pengobatan diuretic tidak dapat dilanjutkan, terapi dengan lisinopril harus diinisiasi dengan dosis 5 mg. Kebutuhan dosis Lisinopril ditambahkan sesuai dengan respon tekanan darah. Dosis untuk kerusakan ginjal didasarkan pada creatinine cleareance seperti pada table berikut :

cellspacing=”0″ cellpadding=”0″ align=”center”>

Creatinine Cleareance ( ml/ menit )

Dosis Awal ( mg/ hari)

31-70

5-10

10-30

2,5-5

< 10 ( termasuk pasien dengan dianalysis)

2,5 *

*dosis dan/atau frekuensi pemakaian jumlahnya

  • Dosis awal yang lebih rendah dibutuhkan pada kerusakan ginjal, pada pasien dengan terapi diuretic yang tidak dapat dilanjutkan, pasien dengan penurunan volume dan/atau garam dengan berbagai alas an dan pasien dengan renovascular hipertensi
  • Hipertensi renovascular : pasien dengan hipertensi renovascular, terutama mereka dengan bilateral renal artery stenosis atau stenosis artery menjadi ginjal terisolir, dapat menyebabkan respon yang berlebihan pada dosis awal Lisinopril. Oleh karenanya , dosis awal yang lebih rendah 2,5 mg atau 5 mg di anjurkan. Dosis dapat ditambahkan sesuai dengan respon tekanan darah
  • Gangguan kongesti jantung : sebagai penambah pada terapi dengan Diuretic dan Digitalis. Lisinopril ditambahkan dengan dimulai pada dosis 2,5 mg sekali efektif biasa berkisar antara 5-20 mg/ hari digunakan sebagai dosis tunggal sehari

Keunggulan:

  • Durasi lebih panjang
  • Tidak dimatabolisme dihati, jadi lebih aman
  • Aman untuk pasien komplikasi

Kemasan, Sediaan, dan Harga Nopril

Lisinopril tablet 10mg dus 5 strip @ 10 tablet / No.reg DKJ0212519710B1

produksi : PT. Kimia Farma

Sekilas Tentang Kimia Farma
PT. Kimia Farma merupakan suatu perusahaan farmasi Indonesia yang menurut sejarahnya sudah ada sejak jaman Hindia-Belanda. Perusahaan ini berdiri pada 1817 yang pada awalnya perusahaan ini bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co yang kemudian oleh Pemerintah Indonesia dimasa awal kemerdekaan dinasionalisasi dan dilakukan peleburan dengan beberapa perusahaan farmasi lainnya pada 1958 yang kemudian namanya berubah menjadi PNF (Perusahaan Negara farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Pada 16 Agustus 1971, status PNF berubah menjadi PT dan namanya kembali mengalami perubahan menjadi PT. Kimia Farma (persero). Pada 4 Juli 2001, status PT. Kimia Farma berubah menjadi perusahaan publik seiring dengan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (Saat ini menjadi Bursa Efek Indonesia) sehingga berubah namanya menjadi PT. Kimia Farma Tbk. Jumlah karyawan perusahaan ini diperkirakan mencapai 5.758 orang.

Perusahaan ini telah mengantongi berbagai sertifikat mutu seperti CPOB, ISO 9001, ISO 9002, ISO 14001, dan juga telah mendapatkan persetujuan dari US-FDA sehingga produk perusahaan ini bisa dipasarkan di Amerika Serikat.

PT. Kimia Farma memiliki beberapa fasilitas produksi yang terletak di berbagai daerah yang berbeda yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Sarolangun, Watukadon, dan Tanjung Morawa. Setiap fasilitas produksi memproduksi produk yang berbeda-beda.

Untuk pemasaran produk, PT. Kimia Farma melakukannya melalui anak perusahaannya bernama PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) yang memang dibentuk untuk pemasaran dan penjulan produk induk perusahaannya. Perusahaan ini memiliki 46 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Selain bergerak di bidang produksi produk obat dan farmasi, PT. Kimia Farma juga merambah bisnis apotek, laboratorium, dan klinik kesehatan. PT. Kimia Farma Apotek merupakan anak perusahaan yang didirikan untuk menjalankan dan mengelola bisnis apotek dan PT Kimia Farma Diagnostik untuk usaha laboratorium dan diagnostik. Baru-baru ini PT. Kimia Farma megakuisisi PT. Phapros, salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.

Produk PT. Kimia Farma selain dijual di Indonesia juga diekspor ke berbagai negara di dunia. Beberapa produk yang dijual selain obat jadi dan sediaan farmasi, juga menjual bahan baku pembuatan obat seperti iodine dan quinine. Produk-produk tersebut diekpor ke beberapa negara seperti India, Jepang, Taiwan, New Zealand, dan negara-negara Eropa. Untuk produk kosmetik, produk PT. Kimia Farma telah berhasil menembus pasar Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan Vietnam.