Naproxen


Apa Kandungan dan Komposisi Naproxen?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Naproxen adalah:

Naproxen

Naproxen Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Naproxen?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Naproxen adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Naproxen adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid atau disingkat OAINS. Obat ini digunakan untuk meredakan rasa sakit dan inflamasi.

Ada berbagai gejala penyakit atau kondisi yang bisa ditangani dengan naproxen, contohnya rheumatoid arthritis, osteoartritis, ankylosing spondylitis, serangan penyakit asam urat, nyeri menstruasi serta nyeri sendi.

Cara Kerja Obat

Sama seperti obat pereda sakit lainnya, naproxen juga bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin (senyawa yang dilepas tubuh dan menyebabkan rasa sakit serta inflamasi). Dengan begitu, rasa sakit dan inflamasi pun akan berkurang.

Meski bisa meredakan gejala-gejala nyeri dan inflamasi, naproxen tidak bisa menyembuhkan penyakit.

Apa saja Peringatan Penggunaan Naproxen?

  • Penggunaan naproxen disarankan untuk dihindari oleh wanita yang sedang merencanakan kehamilan serta ibu menyusui
  • Wanita yang sedang hamil dilarang mengonsumsi naproxen, terutama pada trimester terakhir
  • Harap berhati-hati bagi lansia (berumur di atas 65 tahun) dan yang menderita asma, tukak lambung atau usus halus, kolitis ulseratif, gangguan inflamasi usus, gangguan hati, gangguan ginjal, gangguan jantung, hipertensi, gangguan penggumpalan darah, lupus, serta alergi terhadap obat anti inflamasi non-steroid lain (misalnya, aspirin dan ibuprofen)
  • Jika mengonsumsi naproxen, dianjurkan tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena obat ini dapat menyebabkan rasa kantuk, pusing, pandangan kabur, atau kelelahan pada sebagian orang
  • Beri tahu dokter sebelum menjalani langkah penanganan medis apa pun selama menggunakan naproxen
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter

sekilas tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) adalah kelas obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi demam, mencegah pembekuan darah dan, dalam dosis yang lebih tinggi, mengurangi peradangan. Istilah nonsteroid membedakan obat ini dari steroid, walaupun memiliki efek antiinflamasi eicosanoid yang serupa dan memiliki berbagai efek lainnya. OAINS pertama kali digunakan pada tahun 1960, istilah ini digunakan untuk menjauhkan obat-obatan ini dari steroid, yang pada saat steroid distigma negatif akibat penyalahgunaan steroid anabolik. OAINS bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase (COX-1 dan / atau COX-2). Dalam sel, enzim-enzim ini terlibat dalam sintesis mediator biologis utama, yaitu prostaglandin yang terlibat dalam peradangan, dan tromboksan yang terlibat dalam pembekuan darah.

Ada dua jenis OAINS yang tersedia yaitu non-selektif dan COX-2 selektif. Sebagian besar OAINS bersifat non-selektif, dan menghambat aktivitas COX-1 dan COX-2. OAINS ini selain mengurangi peradangan, juga menghambat agregasi trombosit (terutama aspirin) dan meningkatkan risiko ulkus/perdarahan gastrointestinal. Inhibitor selektif COX-2 memiliki lebih sedikit efek samping gastrointestinal, tetapi meningkatkan trombosis dan secara substansial meningkatkan risiko serangan jantung. Akibatnya, inhibitor selektif COX-2 umumnya dikontraindikasikan karena risiko tinggi penyakit vaskular yang tidak terdiagnosis. Efek diferensial ini disebabkan oleh peran dan lokalisasi jaringan yang berbeda dari masing-masing isoenzim COX. Dengan menghambat aktivitas COX fisiologis, semua OAINS meningkatkan risiko penyakit ginjal dan serangan jantung.

OAINS yang paling dikenal adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen, semuanya tersedia secara bebas di sebagian besar negara. Paracetamol (acetaminophen) umumnya tidak dianggap sebagai OAINS karena hanya memiliki aktivitas anti-inflamasi kecil. Paracetamol mengobati rasa sakit terutama dengan memblokir COX-2, sebagian besar di sistem saraf pusat, tetapi tidak banyak di seluruh tubuh. Efek samping OAINS tergantung pada spesifik obat, tetapi sebagian besar mencakup peningkatan risiko ulkus dan perdarahan gastrointestinal, serangan jantung dan penyakit ginjal.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Naproxen?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Naproxen:

Penentuan takaran naproxen untuk tiap pasien tergantung kepada jenis kondisinya, tingkat keparahan gejala, riwayat kesehatan, serta respons tubuh pasien.

Pada penggunaan awal, dokter akan memberikan naproxen dengan dosis efektif serendah mungkin. Dosis tersebut kemudian akan disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasien serta keefektifan obat. Tabel berikut akan menjelaskan dosis umum naproxen untuk menangani beberapa penyakit.

  • Rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis
    500mg – 1gram tiap 12 jam
  • Serangan penyakit asam urat
    750mg untuk konsumsi pertama
    Lalu 250mg tiap 8 jam hingga serangan reda
  • Masalah otot dan tulang
    500 mg untuk konsumsi pertama
    Lalu 250mg tiap 6-8 jam selama dibutuhkan
    Bisa diberikan hingga maksimal 1.250mg per hari setelahpenggunaan pada hari pertama

Bagaimana Cara Pemberian Obat Naproxen?

  • Gunakanlah naproxen sesuai anjuran dokter dan jangan lupa membaca keterangan pada kemasan. Obat ini disarankan dikonsumsi bersama makanan atau segera setelah makan untuk menghindari gangguan pencernaan
  • Dokter umumnya akan memberikan naproxen dengan dosis efektif yang paling rendah dan durasi konsumsi sesingkat mungkin. Ini dilakukan untuk mengurangi potensi munculnya efek samping
  • Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk melindungi sistem pencernaan Anda terutama jika Anda mengonsumsi naprozen untuk jangka waktu yang cukup lama
  • Dosis Anda kemudian akan disesuaikan dengan perkembangan kondisi Anda dan keefektifan obat. Periksakanlah diri Anda ke dokter secara berkala, khususnya pada penggunaan naproxen jangka panjang
  • Berhati-hatilah jika Anda juga ingin menggunakan obat-obatan lain
  • Naproxen tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan analgesik anti inflamasi jenis lain, bahkan yang ringan seperti yang ditemukan dalam komposisi obat flu
  • Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi naproxen pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya
  • Bagi pasien yang lupa mengonsumsi naproxen, disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis naproxen pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Naproxen Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Naproxen, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Naproxen?

Jika Anda lupa menggunakan Naproxen, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Naproxen Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Naproxen?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Naproxen yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Naproxen?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Naproxen yang mungkin terjadi adalah:

Naproxen berpotensi menyebabkan efek samping, sama seperti OAINS yang lain. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:

  • Pusing
  • Mengantuk
  • Pandangan kabur
  • Diare atau konstipasi
  • Nyeri ulu hati
  • Sakit perut
  • Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami efek samping yang serius, seperti mual, muntah, tinja berwarna hitam atau berdarah, muntah darah, serta mengalami reaksi alergi

Sediaan

Tablet.