Daftar Isi
Deskripsi Moximed
Moximed adalah sediaan obat dengan kandungan Moxifloxacin HCl, pada umumnya Moximed digunakan untuk pengobatan infeksi bakteri sistemik. Moximed bekerja dengan cara menghambat replikasi, bakteri transkripsi, perbaikan dan rekombinasi, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu, Moximed digunakan untuk infeksi bakteri (misalnya, eksaserbasi akut bronkitis kronis, pneumonia), sinusitis bakteri akut, infeksi kulit dan struktur kulit yang rumit, infeksi intraabdomen, intoleransi terhadap penisilin pada orang dewasa ≥18 tahun.
Detail Moximed
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Kuinolon
Apa Kandungan dan Komposisi Moximed?
Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.
Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Moximed adalah: Moxifloxacin 400 mgBagaimana Kemasan dan Sediaan Moximed?
Tablet- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 1 Strip @10 Tablet
Apa Nama Perusahaan Produsen Moximed?
Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Moximed: Futamed Pharmaceutical
Moximed Obat Apa?
Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Moximed?
Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Moximed adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:
Moximed digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri.
Kuinolon merupakan suatu jenis antibiotik bakterisida spektrum luas yang berbagi struktur inti bisiklik yang berhubungan dengan senyawa 4-kuinolon. Kuinolon biasa digunakan untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif seperti pada penyakit infeksi saluran kemih, infeksi kulit, infeksi mata, infeksi telinga, pneumonia dan sebagainya. Kuinolon bekerja dengan cara mengkonversi target mereka (gyrase dan topoisomerase IV) menjadi enzim toksik yang memecah kromosom bakteri yang menyebabkan bakteri terhambat pertumbuhannya dan tidak dapat memperbanyak diri. |
Berapa Dosis dan Aturan Pakai Moximed?
Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Moximed:
Moximed termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran resep dokter.
- Infeksi kulit dan struktur kulit yang rumit
Dewasa: 400 mg diminum sekali sehari selama 7-21 hari - Pneumonia
Dewasa: 400 mg diminum sekali sehari selama 10 hari - Eksaserbasi bakteri akut bronkitis kronis
Dewasa: 400 mg diminum sekali sehari selama 5-10 hari - Sinusitis bakteri akut
Dewasa: 400 mg diminum sekali sehari selama 7 hari - Penyakit radang panggul
Dewasa: Dalam kombinasi dengan antibakteri lain dalam kasus ringan hingga sedang: 400 mg diminum sekali sehari selama 14 hari
Bagaimana Cara Penyimpanan Moximed?
Simpan pada suhu di bawah 25°C. Lindungi dari kelembapan.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apakah Aman Menggunakan Moximed Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?
Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Moximed, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.
Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Moximed?
Jika Anda lupa menggunakan Moximed, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.
Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Moximed Sewaktu-waktu?
Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Bagaimana Cara Penyimpanan Moximed?
Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.
Bagaimana Penanganan Moximed yang Sudah Kedaluwarsa?
Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.
Apa Efek Samping Moximed?
Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Moximed yang mungkin terjadi adalah:
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Moximed, antara lain:
- Sakit kepala
- Pusing
- Susah tidur
- Kebingungan
- Mual, muntah
- Tinnitus (telinga berdenging)
- Sakit perut
- Penyakit kuning
- Anemia
- Signifikan: Reaksi hipersensitivitas (misalnya Anafilaksis, syok). Superinfeksi, hiperglikemia (berlebihnya kadar gula darah), kolitis pseudomembran atau diare terkait Clostridium difficile, efek Sistem Saraf Pusat (mis. Neuropati perifer, kejang, kecemasan, depresi, delirium, halusinasi), leukopenia, neutropenia, trombositopenia
Apa Saja Kontraindikasi Moximed?
Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Moximed dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:
Hindari penggunaan Moximed pada pasien yang memiliki indikasi:
- Aritmia ventrikel
- Bradikardia (denyut jantung melambat)
- Neuropati perifer
- Hipersensitif terhadap moxifloxacin atau golongan quinolon
- Riwayat gangguan tendon
- Miastenia gravis (penyakit neuromuskuler jangka panjang yang menyebabkan berbagai tingkat kelemahan otot rangka)
- Gangguan elektrolit
Apa Saja Interaksi Obat Moximed?
Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Moximed antara lain:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Moximed:
- Mengurangi penyerapan dengan membentuk chelate dengan antasida yang mengandung Al, Mg, Fe, sucralfate dan multivalent kation
- Peningkatan risiko bradikardia dengan agen pereduksi kalium (misalnya Loop diuretik)
- Peningkatan risiko gangguan tendon dengan kortikosteroid
- Dapat meningkatkan efek antikoagulan warfarin
Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Moximed Pada Wanita Hamil?
Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.
FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Moximed untuk digunakan oleh wanita hamil:Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Moximed ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Overdosis
Gejala overdosis Moxifloxacin antara lain perpanjangan QT. Jika terjadi overdosis, berikan arang aktif segera setelah penyerapan (oleh tenaga medis). Lakukan pemantauan EKG.