Moris & Moris Forte


Apa Kandungan dan Komposisi Moris & Moris Forte?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Moris & Moris Forte adalah:

:
Moris Suspensi
Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung
Ibuprofen ……………………… 100 mg

Moris Forte Suspensi
Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung
Ibuprofen ……………………… 200 mg

FARMAKOLOGI:
Ibuprofen adalah golongan antiinflamasi non steroid yang mempunyai efek sebagai analgesik (meringankan rasa sakit) dan antipiretik (menurunkan demam). Aktivitas analgesik Ibuprofen dengan cara menghambat suatu enzim yang disebut siklooksigenase dengan akibat terhambatnya sintesis prostaglandin, yaitu suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung syaraf jaringan tubuh yang sakit. Aktivitas antipiretiknya bekerja di hipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi dan aliran darah di periferal.

INDIKASI:
Menurunkan demam pada anak-anak dan meringankan nyeri ringan sampai sedang, antara lain nyeri pada dismenore primer (nyeri haid), nyeri pada sakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala, gejala nyeri ringan sampai sedang pada penyakit rematik tulang sendi dan non sendi, terkilir.

DOSIS:

Untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang:
Untuk menurunkan demam pada anak-anak:

Dewasa:

dosis yang dianjurkan

:

sehari 3 – 4 kali 200 mg

Anak – anak

1 – 2 tahun

:

sehari 3 – 4 kali 50 mg

3 – 7 tahun

:

sehari 3 – 4 kali 100 mg

8 – 12 tahun

:

sehari 3 – 4 kali 200 mg

Dosis yang direkomendasikan: 20 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi.

Anak – anak

1 – 2 tahun

:

sehari 3 – 4 kali 50 mg

3 – 7 tahun

:

sehari 3 – 4 kali 100 mg

8 – 12 tahun

:

sehari 3 – 4 kali 200 mg

Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah usia 1 tahun.
Harus diminum setelah makan.

PERINGATAN DAN PERHATIAN:

  • Moris (Ibuprofen) tidak direkomendasikan pada anak di bawah usia 1 tahun
  • Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
  • Sebelum menggunakan obat ini, konsultasikan lebih dahulu kepada dokter apabila menderita penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan sebagai berikut:
    • Riwayat penyakit saluran cerna bagian atas (ulkus peptik)
    • Gangguan fungsi ginjal karena eliminasi utamanya melalui ginjal
    • Gagal jantung, hipertensi dan penyakit-penyakit lain yang mengakibatkan retensi cairan tubuh
    • Gangguan pembekuan darah
    • Asma, karena dapat menyebabkan bronchospasme (penyempitan bronkus)
    • Lupus Eritematosus Sistematik
    • Selama minum obat ini jangan minum Asetosal atau obat lain yang mengandung Ibuprofen, juga obat antikoagulan (anti pembekuan darah) golongan warfarin
    • Tidak dianjurkan pada kehamilan trimester pertama dan kedua serta wanita menyusui
    • Bila setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi dokter atau Unit Pelayanan Kesehatan

EFEK SAMPING:
Walaupun jarang terjadi, tetapi dapat menimbulkan efek samping sebagai berikut: Gangguan saluran pencemaan termasuk mual, muntah, diare, konstipasi dan nyeri lambung.
Juga pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, penyempitan bronkus (bronchospasme), trombositopenia (penurunan sel pembeku darah), Iimfopenia (penurunan jumlah sel limfosit).
Penurunan ketajaman penglihatan dan kesulitan membedakan warna dapat terjadi, tapi sangat Jarang dan akan sembuh bila obat dihentikan. Apabila terjadi gangguan penglihatan maka obat harus segera dihentikan dan memeriksakan mata ke dokter.

KONTRA INDIKASI
Ibuprofen tidak boleh digunakan pada:

  • Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan duodenum) yang berat dan aktif
  • Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap Ibuprofen dan obat antiinflamasi non steroid yang lain
  • Penderita dimana bila menggunakan asetosal atau obat anti inflamasi non steroid lainnya akan timbul gejala asma, rhinitis atau urtikaria. Kehamilan trimester ketiga

KEMASAN
MORIS Suspensi
Dus @ botol @ 60 ml, Reg. No : DTL1102504233A1
Dus @ botol @ 100 ml, Reg. No : DTL 1102504233A1

MORIS Forte Suspensi 
Dus @ botol @ 60 ml, Reg. No : DTL1102504233B1
Dus @ botol @ 100 ml, Reg. No : DTL1102504233B1

Simpan pada suhu kamar (25-30)°C dan terlindung dari cahaya

Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

P. NO.1
Awas! Obat Keras 
Bacalah aturan memakainya

Apa Nama Perusahaan Produsen Moris & Moris Forte?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Moris & Moris Forte:


PT. DIPA PHARMALAB INTERSAINS
Majalengka – lndonesia

Sekilas Tentang Dipa Pharmalab Intersains
Sejarah PT. Dipa Pharmalab Intersains berawal dari pendirian PT. Pradja Pharmaceutical Industry yang merupakan suatu perusahaan farmasi yang didirikan oleh Tjipto Pusposuharto pada 1960. Pada awalnya usaha yang didirikan ini hanyalah usaha farmasi rumahan dengan 20 orang karyawan dengan area luas pabrik 350 meter persegi.

Pada 1975, PT. Pradja Pharmaceutical Industry memasarkan produk analisis mikrobiologi dari Oxoid (Thermo Fisher Scientific). Kemudian memasarkan produk analisis biologikal lainnya dari Cutter Lab (Grifols) pada 1976. Karena perkembangan usaha yang pesat, maka pada 1991, Tjipto Pusposuharto mendirikan PT. Dipa Pharmalab Intersains yang pada 2005 membangun pabrik baru di daerah Majalengka, Jawa Barat. Perusahaan ini telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000, CPOB, dan lain-lain sehingga produk yang diproduksi memenuhi standar kualitas yang baik. Perusahaan ini telah berpartner dengan beberapa perusahaan farmasi luar negeri seperti Actavis, Genepharm, Korea United Pharma, Medac, Vitrolife, Colenta, Bracco, dan lain-lain.

Produk-produk yang diproduksi oleh PT. Dipa Pharmalab Intersains dikategorikan dalam berbagai jenis antara lain produk farmasi, consumer health, peralatan medis, dan peralatan analisis laboratorium. PT. Dipa Pharmalab Intersains berkantor pusat di Jl. Raya Kebayoran Lama No. 28, Jakarta.