Mediresix


Apa Kandungan dan Komposisi Mediresix?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Mediresix adalah:

Furosemid 40 mg

Sekilas Tentang Furosemide Pada Mediresix
Furosemide adalah suatu zat obat yang digunakan untuk mengatasi edema atau penumpukan cairan yang disebabkan oleh gagal jantung, sirosis hati, maupun penyakit ginjal. Selain itu furosemide juga digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, gagal ginjal, sindrom nefrotik, dan terapi tambahan pada edema serebral maupun edema paru dimana diuresis yang cepat diperlukan via injeksi intravena. Furosemide juga digunakan dalam pengobatan hiperkalsemia (kondisi di mana kadar kalsium di dalam darah terlalu tinggi) yang parah.

Furosemide bekerja dengan cara menghambat cotransporter luminal Na-K-Cl dengan mengikatkan diri pada saluran transport chloride sehingga menyebabkan pengurangan natrium (sodium), chloride, dan potasium.

Penggunaan furosemide dikontraindikasikan pada mereka yang mengalami anuria dan riwayat hipersensitif terhadap furosemide maupun terhadap kandungan lainnya yang terdapat di dalamnya.

Hati-hati penggunaan furosemide khususnya jika mengalami efek hepatik, efek pada ginjal (terjadinya peningkatan azotemia dan oliguria) selama pemberian, anafilaksis (urtikaria, angiedema, hipotensi), potensi aktivasi lupus eritematosus sistemik, pasien yang sensitif terhadap sulfonamide dapat menunjukkan reaksi alergi, fotosensitivitas kemungkinan dapat terjadi. Diuresis yang eksesif dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan volume darah dengan kemungkinan trombosis vaskular dan embolisme, khususnya pada pasien lanjut usia. Risiko hipotensi ortostatik juga dapat terjadi. Perlu dilakukan pemantauan kemungkinan terjadinya diskrasia darah, kerusakan hati atau ginjal, maupun reaksi lainnya.

Efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan furosemide diantaranya hipotensi ortostatik, pusing, ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia, tinnitus, dan sensitif terhadap cahaya).

Penggunaan furosemide bersamaan dengan aspirin, obat diuretik lainnya (ethacrynic acid, hydrochlorthiazide), obat antihipertensi (doxazosin), dan sucralfate dapat menimbilkan interaksi obat. Penggunaan bersamaan dengan analgesik (OAINS) dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal, penggunaan bersamaan dengan antiaritmia berisiko menyebabkan toksisitas jantung, penggunaan bersamaan dengan antibakteria (aminoglycoside, polymyxin, dan vancomycin) dapat meningkatkan risiko ototoksisitas, penggunaan bersamaan dengan antidepresan (reboxetine) dapat menimbulkan risiko hipokalemia, penggunaan bersamaan dengan antiepilepsi (carbamazepine) dapat menyebabkan risiko hiponatremia, penggunaan bersamaan dengan antijamur (amphotericin) dapat menyebabkan hipokalemia, penggunaan bersamaan dengan antihipertensi (alpha-blockers) dapat menyebabkan hipotensi dan bersamaan dengan sotalol dapat menyebabkan aritmia, penggunaan bersamaan dengan antipsikotik (amisulpride, sertindole, pimozide) dapat menyebabkan risiko aritmia ventrikular, penggunaan bersamaan dengan siklosporin dapat menyebabkan risiko nefrotoksisitas, ototoksisitas, dan hepatotoksisitas.

Setelah pemberian secara oral, onset diuresis dapat terjadi dalam 30 menit hingga 1 jam, maksimal efek setelah 1-2 jam. Pemberian secara IV, diuresis dapat terjadi dalam lima menit dan puncaknya 20-60 menit. Efek diuresis akan bertahan selama 6-8 jam mengikuti pemberian oral dan sekira dua jam setelah pemberian secara intravena. Sekira 95% mengikat pada plasma protein (utamanya albumin). Furosemide dimetabolisme di dalam hati menjadi defurfurylated derivative, 4-chloro-5-sulfamoylanthranilic acid. Rute eliminasi adalah melalui urin yakni berkisar 50% dari dosis oral dan 80% dari dosis IV dan IM. Sisanya akan diekskresikan melalui feses sebagai komponen obat tidak berubah.

Furosemide tidak aman untuk digunakan oleh wanita hamil. Oleh karena itu FDA mengategorikannya dalam kategori C untuk tingkat keamanan penggunaan pada wanita hamil. Furosemide juga tidak aman untuk digunakan oleh wanita menyusui, sebab diketahui bahwa obat ini masuk ke dalam ASI. Konsultasikanlah dengan dokter.

Furosemide pertama kali dipatenkan pada 1959 dan mulai disetujui untuk digunakan secara luas oleh dunia medis pada 1964.

Mediresix Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Mediresix?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Mediresix adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Kardiak edema, renal edema, hepatik edema, hipertensi ringan.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Mediresix?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Mediresix:

Dewasa: sehari 1-2 x 1-2 tablet; anak: 1-3 mg/kgBB/hari, maksimum sehari 40 mg.

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Mediresix?

Dus 10 x 10 tablet

Apa Nama Perusahaan Produsen Mediresix?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Mediresix:

First Medipharma

Sekilas Tentang First Medipharma
PT. First Medipharma merupakan suatu perusaaan yang bergerak dibidang produksi produk-produk farmasi seperti obat generik dan obat paten (obat branded). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1995 dan memiliki pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur. Beberapa obat yang diproduksi prerusahaan ini antara lain Obamag, Zecaflox, Nugel, Zecaneuron, dan sebagainya.