Reg. No. DKL9713015229A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Matrovir cream harus digunakan sedini mungkin pada awal infeksi dengan cara dioleskan pada lesi atau lesi yang baru timbul.
Terutama pada episode infeksi rekuren, pengobatan harus dimulai sedini mungkin, yaitu pada periode prodromal atau bila lesi baru timbul. Pengobatan harus diteruskan selama 5 hari. Jika penyembuhan belum terkapsulai, pengobatan boleh dilanjutkan sampai 10 hari.
Aciclovir adalah obat anti virus yang secara in vitro sangat efektif terhadap virus herpes simplex (HSV) tipe I dan II serta virus varicella zoster. Setelah memasuki sel yang terinfeksi oleh herpes, acyclovir mengalami fosforilasi menjadi bentuk aktif acyclovir trifosfat.
Berlangsungnya tahap pertama pada proses ini tergantung pada ketersediaan enzim HSV-coded thymidin kinase. Aciclovir trifosfat bekerja sebagai penghambat dan sebagai substrat dari herpes-specified DNA polymerase sehingga mencegah lebih lanjut sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel yang normal. Toksisitas acyclovir terhadap sel mamalia adalah kecil
–
Kemerahan dan rasa gatal pada kulit (pernah dilaporkan)
–
Kulit menjadi agak kering dan mengelupas (bersifat ringan)
–
Perhatian harus diberikan jika obat ini akan diberikan pada wanita yang menyusui, karena belum diketahui apakah acyclovir dapat diekskresikan melalui air susu dalam jumlah yang berarti mengingat dosis yang diberikan sangat kecil
–
Gunakan sesuai dengan dosis, frekuensi, dan lama pengobatan yang dianjurkan
–
Tidak dianjurkan digunakan pada membrane mukosa, seperti pada mulut, mata, atau vagin4 karena dapat bersifat iritasi
Reg. No. DKL 0513022610A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Dewasa:
Pengobatan infeksi herpes simplex : ½ tablet (200 mg) 5 kali sehari tiap 4 jam selama 5 hari, tanpa pemberian dosis malam hari. Terapi sebaiknya dimulai sedini mungkin pada awal infeksi. Untuk episode infeksi rekuren, pengobatan sebaiknya pada periode prodromal atau pada saat lesi mulai timbul. Pada infeksi yang berat, pengobatan mungkin perlu diperpanjang. Supresi (pencegahan) infeksi herpes simplex pada penderita dengan immune-competent : ½ tablet (200 mg) 4 kali sehari tiap 6 jam. Banyak penderita lebih suka dengan pemberian 1 tablet (400 mg) 2 kali sehari tiap 12 jam. Penurunan titrasi dosis menjadi 200 mg 3 kali sehari tiap 8 jam dan bahkan 2 kali sehari tiap 12 jam juga terbukti efektif. Pada penggunaan jangka panjang, pengobatan harap dihentikan secara periodik dengan selang waktu 6-12 bulan untuk mengamati perubahan-perubahan yang mungkin pada riwayat penyakit. Profilaksi herpes simplex pada penderita dengan immune-compromised : ½ tablet (200 mg) 4 kali sehari tiap 6 jam. Pada penderita dengan immune-compromised yang berat (misal setelah marrow transplant) atau pada penderita dengan gangguan absorpsi pada usus, dosis dapat dinaikan menjadi 1 tablet (400 mg) atau sebagai alternative dapat dipertimbangkan pemberian secara i.v. Durasi pemberian profilaksi ditentukan oleh durasi periode resiko. Pengobatan infeksi herpes simplex pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat (creatinine clearance < 10 mL/min) : ½ tablet (200 mg) 2 kali sehari tiap 12 jam. Pengobatan infeksi herpes zoster : 2 tablet (800 mg) 5 kali sehari tiap 4 jam (tanpa dosis malam). Pengobatan dilanjutkan selama 7 hari. Pada penderita immune-compromised berat / pada penderita gangguan penyerapan saluran pencernaan, dapat dipertimbangkan pemberian secara i.v. Pemberian harus dimulai sedini mungkin setelah adanya serangan rash. Untuk pengobatan varicella (chicken pox) pada immune-competent, pengobatan dapat dimulai 24 jam setelah serangan rash. Pengobatan infeksi herpes zoster pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat (creatinine clearance < 10 mL/min) : 2 tablet (800 mg) 2 kali sehari tiap 12 jam, untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal sedang (creatinine clearance 10 – 25 mL/min) : 2 tablet (800 mg) 3 – 4 kali sehari tiap 6 – 8 jam.
Anak-anak:
Pengobatan infeksi herpes simplex dan profilaksi herpes simplex pada immune-compromised:
– Untuk anak-anak > 2 tahun : dosis sama dengan dosis dewasa
– Untuk anak-anak < 2 tahun : diberikan ½ dosis dewasa
Tidak ada data spesifik untuk supresi infeksi herpes simplex atau pengobatan infeksi herpes zoster pada anak-anak dengan immune-competent. Untuk pengobatan infeksi varicella pada anak-anak :
Usia < 2 tahun : 200 mg Acyclovir 4 kali sehari
Usia 2 – 6 tahun : 400 mg Acyclovir 4 kali sehari
Usia > 6 tahun : 800 mg Acyclovir 4 kali sehari
Pada penderita usia lanjut “body clearance” dari Acyclovir total akan menurun sebagaimana “creatinine clearance”. Pada pemberian per oral, dalam dosis tinggi, dianjurkan melakukan hidrasi secukupnya. Perhatian khusus (dengan pengurangan dosis) harus diberikan pada penderita usia lanjut dengan gangguan fungsi ginjal.
–
Supresi (mencegah kambuhnya) infeksi herpes simplex pada penderita dengan immune-competent
–
Profilaksi infeksi herpes simplex pada penderita dengan immune-compromised
–
Pengobatan infeksi herpes zoster (shingles) dan infeksi varicella (chicken pox)
–
Hati-hati jika diberikan pada wanita hamil karena belum ada data yang cukup mengenai penggunaan pada wanita hamil
–
Acyclovir melewati ASI, karena itu hati-hati jika diberikan pada ibu yang menyusui, walaupun tidak teramati adanya toksisitas
PT. Konimex adalah suatu perusahaan farmasi yang didirikan oleh Djoenaedi Joesoef (Djoe Djioe Liang) pada 8 Juni 1967 di kota Solo, Jawa Tengah. Djoenaedi Joesoef adalah anak ke-4 dari 7 bersaudara dimana orang tuanya adalah pemilik dari toko obat tradisional Cina Eng Thay Hoo yang juga memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit. Nama konimek merupakan kependekan dari "Kondang Import Export". Menurut pendirinya, nama itu adalah suatu harapan agar produk perusahaan ini bisa "kondang" atau "terkenal" di mana-mana. Awalnya perusahaan ini berfokus pada usaha penjualan produk obat, bahan kimia, alat laboratorium, dan alat kedokteran. Pada 1971 PT. Konimex memperoleh dukungan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Perusahaan ini memproduksi banyak jenis produk yang menurut pendirinya berpegang pada falsafah 3MU yaitu Mutu, Mudah, dan Murah. Produknya meliputi produk obat resep, obat OTC, vitamin, suplemen, permen, herbal, makanan ringan, minyak telon dan kayu putih, dan masih banyak lagi. Produk yang dihasilkan seperti Paramex, Konidin, Konicare, Inzana, Feminax, Zeropain, Siladex, Fungiderm, Braito, Renofit, Konilife, permen Hexos, Nano Nano, dan masih banyak lagi. Perusahaan ini cukup aktif mengiklankan produknya di televisi, radio, dan media cetak. Fasilitas produksi PT. Konimex berlokasi di desa Sanggrahan, kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, negara Asia Tenggara, dan negara Timur Tengah. Untuk pemasarannya, perusahan ini mendirikan dua perusahaan distributor yakni PT. Sinar Intermark dan PT. Marga Nusantara. |